Uji Stabilitas Vitamin B1 terhadap Produk Fortifikasi Dendeng Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.)

Vania Rifany, Embit Kartadarma, Hilda Aprilia

Abstract


Abstrak. Defisiensi zat mikronutrien merupakan salah satu masalah utama bagi kesehatan. Karena zat tersebut memiliki fungsi besar meskipun dibutuhkan hanya dalam jumlah yang sedikit, seperti Vitamin B1 . Vitamin B1 merupakan zat berupa kristal yang tersusun dari unsur-unsur karbon hodrogen-oksigen dan belerang, mudah larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Vitamin ini tidak mudah mengalami oksidasi, tetapi dapat rusak karena pemanasan di dalam larutan. Teknologi Fortifikasi merupakan upaya peningkatan status mikronutrien suatu pangan dengan penambahan zat gizi mikro tertentu  lebih tinggi atau sebanding dari jumlah zat gizi mikro tersebut yang ditemukan di dalam pangan asal, karena kadarnya yang sangat sedikit. Di dalam proses pembuatan produk terdapat berbagai tahapan yang dapat mempengaruhi stabilitas suatu zat. Sehingga dilakukan pengujian stabilitas Vitamin B1 yang ditambahkan ke dalam Dendeng Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) dalam penyimpanan selama 4 minggu. Metode pengujian yang digunakan adalah Metode Spektrofotometri UV/VIS menggunakan reagen Biru Bromtimol, Dapar Amonia dan Polivinil Alkohol. Hasil pengujian Stabilitas Vitamin B1 adalah Vitamin B1 stabil berdasarkan perhitungan secara Statistik menggunakan Metode ANOVA.


Keywords


Vitamin B1, Produk Fortifikasi, Dendeng Nangka

References


Almatsier, S., 2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta: Gramedia

Pustaka utama.

Andarwulan, N., dan Koswara, S. (1992).Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali

Press.

AOAC, 2005.Official Methods of Analysis.Association of Official Analytical

Chemists. Benjamin Franklin Station, Washington.

Basset, J. 1994. Buku Ajaran Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Edisi keempat. Penerbit Buku Kedokteran.

Beran, J.A, 1996, Chemistry in The Laboratory, John Willey & Sons

Bintang, Maria, BIOKIMIA Teknik Penelitian, Jakarta: Erlangga, 2010.

Ermer, J., dan Miller, J.H.McB. (2005). Method Validation in

Pharmaceutical Analysis. A Giude to Best Practice. Weinheim:

Wiley-VchVerlag GmbH & Co. KGaA

Gandjar, G.I & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Belajar.

Yogyakarta.

Harper V, Rodwell W, dan Mayes PA. 1979. Biokimia. Jakarta (ID): EGC.

International Conference on Harmonization. 2005. Validation of Analytical

Procedures: Text and Methodology Q2(R1).

IOM (1998).Thiamin. In: Dietary References Intakes for Thiamine, Riboflavin,

Niacin, Vitamin B6, Folate, Vitamin B12, Pantothenic Acid, Biotin and Choline. Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. National Academy Press, Washington DC; chapter 4, pp 58-86.

Jung, H.C. and Wells, W.W. 1997. Spontaneous Conversion of L-

Dehydroascorbic Acid to L-Ascorbic Acid and L-Erythroascorbic Acid.

Biochemistry & Biophysic Article. 355:9-14.

Liu, S., Zhuyuan, Z., Qin, L., Hongqun, L., and Wenxu, Z., 2002,

Spectrophotometric Determination of Vitamin B1 in a Pharmaceutical Formulation using Tryphenylmethane Acid Dyes, Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, Volume 30, Issue 3

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yohyakarta : Pustaka Pelajar




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.3928

Flag Counter    Â