Studi Pengetahun tentang Pola Swamedikasi Masyarakat dalam Mengatasi Gejala Batuk di Dusun Cibeber Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat

Wildan Nugraha, Suwendar Suwendar

Abstract


Abstract. Self-medication can be used as an alternative treatment of disease in the community, and can also be used as the first indicator of the affordability of treatment. Cough is a mild disease that can be treated with self-medication. The purpose of this study was to determine the extent to which the community self-medication pattern of Cibeber Hamlet, Cikalong District, on the handling of cough disease which includes the type of cough medicine used, the accuracy of use and information about the type of medicine purchased. This type of research is descriptive. Designing this research method by collecting data using observational descriptive design. The data was collected by using purposive sampling technique by conducting interviews and giving questionnaires to respondents. Based on the results of research on 84 respondents, it was shown that all respondents had experienced cough symptoms and had done self-medication for cough symptoms. The type of cough medicine that was commonly used was traditional medicine as much as 57.14%, cough medicine which was commonly used a mixture of lime and soy sauce as much as 73.81%, and chemical medicine which was commonly used was Komix at 66.67%. The cause of cough symptoms was eating too much oily food, which was 65.47%. The pattern of self-medication that is often carried out by the community is to buy drugs directly to the shop as much as 42.86% and also to make lime juice mixed with soy sauce at 41.67%. The information regarding the drugs used, 69.05% came from the recommendation of relatives / family. And 52.38% of the sources of obtaining drugs came from the food stalls.

 Keyword : Self-medication, Cough, Society


Abstrak. Swamedikasi dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan penyakit di masyarakat, dan juga dapat digunakan sebagai indikator pertama keterjangkauan pengobatan. Batuk merupakan salah satu penyakit ringan yang dapat diobati dengan swamedikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pola swamedikasi masyarakat Dusun Cibeber Kecamatan Cikalong terhadap penanganan penyakit batuk yang meliputi jenis obat batuk yang digunakan, ketepatan penggunaan dan informasi mengenai jenis obat yang di beli. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Merancang metode penelitian ini dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif observasional. pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan melakukan wawancara dan pemberian kuesioner kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 84 responden menunjukan, bahwa semua responden pernah mengalami gejala batuk dan pernah melakukan swamedikasi terhadap gejala batuk. Jenis obat batuk yang umum digunakan adalah pengobatan tradisional sebanyak 57,14%, obat batuk yang umum digunakan campuran jeruk nipis dan kecap sebanyak 73,81%, dan obat kimia yang umum digunakan adalah Komix sebesar 66,67%. Penyebab gejala batuk disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi makan berminyak yaitu sebesar 65,47%. Pola swamedikasi yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah langsung membeli obat ke warung sebanyak 42,86% dan juga membuat perasan jeruk nipis dicampur kecap sebesar 41,67%. Informasi mengenai obat yang digunakan, 69,05% berasal dari rekomendasi kerabat / keluarga. Dan sumber memperoleh obat sebanyak 52,38% berasal dari warung.

Kata Kunci : Swamedikasi, Batuk, Masyarakat.


Keywords


Swamedikasi, Batuk, Masyarakat.

Full Text:

PDF

References


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (2004). Peraturan Teknis Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan. Jakarta: Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2009). Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2009, BPS, Jakarta.

BPOM RI. (2014), Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Bada pengawas obat dan makanan Republik Indonesia, Jakarta.

BPOM RI. (2014), Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Bada pengawas obat dan makanan Republik Indonesia, Jakarta.

BPOM. (2012). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan

BPOM. (2014). Menuju Swamedikasi yang Aman. Jakarta: Info POM.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Terbatas, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Depkes RI. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes RI. 2008. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Departmen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. International Pharmaceutical Federation.1999. Joint Statment by The International Pharmacetical Federation and The World Self-Medication Industry: Responsible Self-Medication, International Pharmaceutical Federation and World Self-Medication Industry.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2014. Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 49. Jakarta: PT. ISFI Penerbitans

Mentri Kesehatan RI. 1993. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 919/Menkes/SK/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep.

Mentri Kesehatan RI. 1994. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 386/Menkes/SK/IV/1994 Tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas.

Ruli. 2013. Undang-Undang Kesehatan untuk SMK Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC..

Supardi, Sudibyo & Mulyono Notosiswoyo. 2006. Pengaruh Penyuluhan Obat Menggunakan Leaflet terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri di Tiga Kelurahan Kota Bogor. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 9 No. 4.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K.. 2010. ObatObat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo

World Health Organization. (2010).Guidelines for the regulatory assessment of medicinal products for use in self-medication (pp. 4, 9). Geneva: WorldHealth Organization




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v7i1.26178

Flag Counter    Â