Penggunaan Karbon Aktif Tempurung Pala (Myristica fragrans Houtt) Sebagai Adsorben untuk Pemurnian Minyak Goreng Bekas Pakai

Novia Sagita, Hilda Aprilia, Anggi Arumsari

Abstract


Abstract. Activated carbon is carbon which was activated that improve their adsorption strength. One of the efforts could be done to improve the quality of waste cooking oil is the absorption process using activated carbon. This research aims to make activated carbon from nutmeg shell and to use it in the purification of waste cooking oil. This research is begun with the making of activated carbon, activated carbon characterization, cooking oil characterization and waste cooking oil purification. The making of nutmeg shell activated charcoal are through carbonization stage, sifting with mesh 100 sieve, and activation using 9% H3PO4. The characterization of activated charcoal includes the content of water, content of ash, loss on drying, and bound carbon content. The characterization of nutmeg shell activated carbon was conducted through the process of waste cooking oil bleaching which was previously purified through degumming process and was neutralize. The result showed that the best activated carbon is activated with 9% H3PO4. The characterization of activated carbon had 5.38% of water content; 1.515% of ash content; 7.35% of loss on drying content and 83.4% of bound carbon content. There is an enhancement of %transmittan from 44.2% to 67.85% after waste cooking oil was adsorbed by activated carbon.

Keywords: pala shell, activated charcoal, used cooking oil, purification

 

Abstrak. Karbon aktif merupakan karbon yang telah diaktivasi sehingga dihasilkan pori-pori yang terbuka, dan daya adsorpsi menjadi lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu minyak goreng bekas pakai salah satunya yaitu dengan proses adsorpsi menggunakan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk dapat membuat karbon aktif dari tempurung pala dan menggunakannya untuk pemurnian minyak goreng bekas pakai. Tahapan penelitian ini meliputi proses pembuatan karbon aktif, karakterisasi karbon aktif, karakterisasi minyak goreng, dan pemurnian minyak goreng bekas pakai. Proses pembuatan arang aktif tempurung pala meliputi tahapan karbonisasi lalu diayak dengan mesh 100, dan aktivasi menggunakan aktivator H3PO4 9% yang menghasilkan rendemen sebesar 27.849%, dan sebagai pembanding digunakan arang aktif komersial. Karakterisasi arang aktif meliputi kadar air, kadar abu, kadar zat menguap, dan kadar karbon terikat. Karbon aktif dari limbah tempurung pala selanjutnya dilakukan pengujian dengan cara proses pemucatan (bleaching) terhadap minyak goreng bekas pakai yang sebelumnya telah dilakukan proses pemurnian meliputi proses degumming dan netralisasi sehingga diperoleh nilai %transmittan. Perlakuan yang menghasilkan kualitas karbon aktif terbaik yaitu pada arang aktif dengan aktivator H3PO4 9% memiliki nilai kadar air 5.38%, kadar abu 1.515%, kadar zat menguap 7.35%, kadar karbon terikat 83.4%. Hasil pengujian transmitan minyak bekas pakai terjadi peningkatan nilai %transmitan dari 44.3% menjadi 67.85% setelah dilakukan proses adsorpsi dengan karbon aktif.

Kata Kunci: tempurung pala, karbon aktif, pemurnian minyak goreng bekas pakai

Keywords


tempurung pala, karbon aktif, pemurnian minyak goreng bekas pakai

Full Text:

PDF

References


Darmawan, S. (2008). Sifat arang aktif tempurung kemiri dan pemanfaatannya sebagai penyerap emisi formaldehida papan serat berkerapatan sedang [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor: Bogor: 9.

Faidhan, F. (2016). Arang Aktif dari Limbah Tulang Bebek sebagai Adsorben pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas [Skripsi]. Universitas Islam Bandung: Bandung.

Fauziah, N. (2019). Pembuatan Arang Aktif Secara Langsung Dari Kulit Acacia Mangium Wild Dengan Aktivasi Fisika Dan Aplikasinya Sebagai Adsorben [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian: Bogor.

Fitriani, dan Nurul, H. (2018). Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan Adsorben Biji Alpukat Teraktivasi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam. Vol. 9, No. 2.

Hulu, D. P. C. (2017). Peningkatan Mutu Minyak Ikan Sardin Dengan Degumming Menggunakan Larutan Nacl, JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 1 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 199

Netty, S., Christine, F, M., Engel, V, P. (2017). Asap cair hasil pirolisis cangkang pala dan cangkang kemiri. Unsrat Press: Jakarta: 3-24.

Puspita, K, C., dan Siti, T. (2018). Aplikasi Karbon Aktif Tempurung Keluwak (Pangium Edule) Sebagai Adsorben Untuk Pemurnian Jelantah, Journal of Chemistry, Vol. 7, No. 1.

Riyanta, A.B. (2016). Peningkatan Mutu Minyak Goreng Bekas Dengan Proses Adsorpsi Karbon Aktif Untuk Dibuat Sabun Padat. Pancasakti Science Education Journal

Suroso, A, S. (2013). Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Penurunan Bilangan Asam Dan Kepekatan Warna Minyak Jelantah Melalui Proses Adsorpsi. KONVERSI Vol. 3 No. 1 April 2014.

Sembiring, M, T., dan Tuti , S, S. (2003). Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya), Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Triyanto, A. (2013). Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Ampas Tebu Teraktivasi Dan Penetralan Dengan NaHSO3 [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang: Semarang: 14.

Wijayanti, H., Harmin, N., Rajihah, A. (2012). Pemanfaatan Arang Aktif Dari Serbuk Gergaji Kayu Ulin Untuk Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng Bekas, Konversi,Vol. 1, No. 1.

Yustinah, Frima, V, A. (2015). Pengaruh Temperatur Pada Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas Dengan Buah Mengkudu, Konversi, Vol. 4, Universitas Muhammadiyah Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.19881

Flag Counter    Â