Pengaruh Bahan Pengikat Amylum Tritici dan Cma-Na terhadap Sediaan Tablet yang Mengandung Ekstrak Air dan Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa L.)

iis susilawati, Embit Kartadarma, G.C.Eka Darma

Abstract


Pengaruh pengikat amylum tritici dan CMC-Na terhadap sediaan tablet yang mengandung ekstrak air dan ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa L.) telah diteliti. Ekstrak biji jintan hitam ini dibuat dengan cara soxhletasi dengan penyari etanol 70% dan cara dekokta dengan penyari air. Tablet dibuat dengan metoda granulasi basah menggunakan pengikat 3, 6, dan 9% amylum tritici dan pengikat CMC-Na dengan konsentrasi 1, 2, dan 3%. Hasilnya menunjukan bahwa tablet yang dibuat dengan pengikat CMC-Na 2% dan 3% baik, sedangkan yang menggunakan pengikat amylum tritici tidak menunjukan hasil yang baik.


Keywords


Biji jintan hitam, natrium CMC, amylum tritici, tablet

References


Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Terjemahan Ibrahim dan Farida. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Halaman 261, 269, 271, 255.

Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk sediaan Farmasi, Edisi keempat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1989). Materia Medika Indonesia Jilid kelima. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Materia Medika Indonesia Jilid keenam. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Edisi kesatu. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Goeswin, A. (2006). Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan. Penerbit ITB : Bandung.

Hendrik. (2007). Habbatussauda’ Thibun Nabawiy Dalam Menangani Berbagai Penyakit dan Memelihara Kesehatan Tubuh. Surakarta: Pustaka Al-Ummat.

Hutapea, J.R. dan Syamsuhidayat, S.S., (1991). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (Jilid I). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Katzer, Gernot. (2004). Nigella (Nigella sativa).

http://www.uni-graz.at/%7Ekatzer/spice-icon.ico (diakses pada tanggal 12 desember 2014).

Lachman, L., H.A. Lieberman dan J.L. Kanig. (1989). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Ogata. Y. et al (Committe Members). 1995. Medicinal Herb Index in Indonesia (Second Edition) PT. Esai Indonesia, Jakarta.pp.16

Parhizkar S, Latiff LA, Rahman SA, Hanachi P, Dollah MA. Metabollc impact of Nigella sativa extracts on experimental menopause induced rats. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 2011; 01 (09): 38-4

Rifai, M.A. (1976). Sendi-sendi Botani Sistematika. Bogor: Lembaga Biologi Nasional-LIPI

Rowe, R.C. et Al. (2002). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The Pharmaceutical Press, London.

Setyaningrum, F.A. (2007). Nigella sativa (Jintan Hitam Pahit).

http://toiusd.multiply.com/journal/ilem/Nigella_sativa_Jintan_Hitam. (diakses pada tanggal 15 Desember 2014).

Sirait, M., et al (Ketua). 1997. Materia Medika Indonesia Jilid III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 112-117.

Siregar, C.J.P. dan Witarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-dasar Praktis. Jakarta: ECG.

Van, S.C.G.G.J. (1992). Flora. Terjemahan: M. Soeryowinoto, dkk. Cetakan 5. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Voigt, Rudolf. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

WHO. (2011). Quality control for Herbal Materials. World Health Organization.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.1676

Flag Counter    Â