Efisiensi Industri Tekstil di Jawa Barat Tahun 2014-2015

Mega Cahyani Putri

Abstract


Abstract. The increase in TDL in Indonesia in 2014 for the input costs of the textile industry in West Java. This condition will have an impact on changes in production costs. Changes in production costs and added value that cannot be supported by changes in the efficiency of the textile industry in West Java. The use criteria used are efficiency which is the comparison of output to the use of inputs. Efficiency measurements are carried out using the DEA method. Input variables consist of raw material costs, labor costs, electricity costs and capital costs, output variables obtained by output values and added value. Obtaining a technical efficiency level of 6 subsectors that achieves optimal efficiency for 2 years. Subsectors that increase efficiency by the textile industry have not been able to use their production variable inputs optimally. Economies of scale There are 15 DMUs that have achieved CRS conditions. Improvements that can be made are repairing machines, increasing labor, improving, improving access and prices of raw materials and import duty taxes on raw materials.

 Keywords: Textile industry, Efficiency, Input, Output.

 

Abstrak. Kenaikan TDL di Indonesia tahun 2014 mengganggu biaya input listrik industri tekstil di Jawa Barat.  Kondisi tersebut akan berdampak pada perubahan biaya produksi. Perubahan biaya produksi dan nilai tambah yang tidak sebanding dapat mendorong perubahan efisiensi industri tekstil di Jawa Barat. Kriteria kinerja yang digunakan adalah efisiensi yang merupakan rasio pencapaian output terhadap penggunaan input. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan metode DEA. Variabel input terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya modal, variabel output yang diperoleh nilai output dan nilai tambah. Perolehan tingkat efisiensi teknis 6 subsektor yang telah mencapai efisiensi optimal selama 2 tahun. Subsektor yang mengalami inefisiensi disebabkan oleh industri tekstil belum mampu menggunakan variabel input produksinya secara optimal. Skala ekonomis terdapat 15 DMU yang telah mencapai kondisi CRS. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu restrukturiasasi mesin, meningkatkan tenaga kerja terlatih, mengatur ketersediaan, kemudahan akses dan  harga bahan baku lokal serta pajak bea masuk bahan baku impor, mengatur TDL dan menjaga ketersediaan aliran listrik.

 

Kata Kunci : Industri tekstil, Efisiensi, Input, Output.

 


Keywords


Industri tekstil, Efisiensi, Input, Output

Full Text:

PDF

References


Armenzano, Yulianto.2005.Analisis Tingkat Efisiensi Pada Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Di Indonesia Kurun Waktu 1999-2001. Tesis Dipublikasikan, Magister Ekonomi, Universitas Indonesia.

Badan Pusat Statistik.2014. Statistik Industri Besar dan Sedang Provinsi Jawa Barat.Volume I. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik.2015. Statistik Industri Besar dan Sedang Provinsi Jawa Barat.Volume I. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

Kemenpenri Jawa Barat.2015.Facts And Figures Industri Tekstil Dan Produk Tekstil

Nicholson, W., 2003. Microeconomics: Basic Principle and Extenssion. The Dryden Press, Chicago.

Prasetyo, P. Eko. 2010. Ekonomi Industri.Yogyakarta: Beta Offset.

Pindyck, Robert S dan Daniel L.R .2014.Microekonomi: Edisi Delapan. Jakarta: Erlangga.

Suparmoko.1998.Pengantar Ekonomi Makro. BPFE-UGM Yogyakarta.

_.Tutorial Analisis Tingkat Efisiensi Dan Faktor Yang Mempengaruhinya Menggunakan Max Dea Dan Eviews.Modul SMART Consulting




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.15182

Flag Counter    Â