Angka Kejadian Penyakit Kulit Primer dan Kaitannya dengan Hitung CD4pada Penderita HIV/AIDS Baru di Klinik Teratai Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2015
Abstract
Abstract: Human immunodeficiency virus (HIV) infection is a major health problem worldwide. There is an increase in the number of HIV-infected person in Indonesia and the reported cumulative number of the HIV-infected individuals by the first half of 2015 was 177.463 cases with approximately 90% of patients with skin disease. CD4 count is clinically used as the marker in progression of HIV infection in individuals with AIDS. The study was conducted to measure the incidence of several primary skin disorders and its correlation with CD4 count in patients primarily infected by HIV/AIDS in Klinik Teratai RSHS in 2015. The research design was a cross-sectional descriptive. The medical record from Klinik Teratai RSHS Bandung was collected and used as a data source. The sample of the study was the patient primarily infected by HIV/AIDS infection who is diagnosed with primary dermatological disorder in Klinik Teratai RSHS Bandung in 2015. The result of this study showed that the frequency of dermatological manifestation were found in 75 cases and secondary skin infection is more dominant than primary skin infection. Primary skin disorder found in this study are drug eruption, papular pruritic eruption (PPE), rubella, utricaria and xerosis. The most frequent primary skin disorder diagnosed in this study was PPE for as much as 18 cases (75%) with CD4 count <100 cell/ mm3, the less frequent was rubella, 1 case (4,2%) with CD4 count <100 cell/mm3 and xerosis, 1 case (4.2%) with CD4 count <100 cell/mm3. The study concluded that primary skin disorder is more dominant than secondary skin disorder in individual primarily infected by HIV/AIDS infection and occurs in a broad spectrum and low CD4 count.
Abstrak: Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Di Indonesia, penderita yang terinfeksi HIV terus meningkat jumlahnya dan jumlah kumulatif infeksi yang dilaporkan sampai dengan triwulan II tahun 2015 adalah sebanyak 177.463 kasus dengan sekitar 90% penderita terkena peyakit kulit. Secara klinis digunakan hitung jumlah limfosit CD4 sebagai penanda progresivitas infeksi HIV pada penderita AIDS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian terjadinya berbagai penyakit kulit primer dan kaitannya dengan hitung CD4 pada penderita HIV/AIDS baru di Klinik Teratai RSHS Bandung pada tahun 2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode cross sectional. Penelitian dilakukan di Klinik Teratai RSHS Bandung dengan data rekam medik dijadikan sebagai sumber data penelitian. Sampel yang digunakan adalah penderita infeksi HIV/AIDS baru yang terdiagnosis memiliki penyakit kulit primer di Klinik Teratai RSHS Bandung pada tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit kulit sebanyak 75 kasus, dengan kasus penyakit kulit sekunder lebih banyak daripada penyakit kulit primer. Diagnosis penyakit kulit primer yang ditemukan yaitu drug eruption, pruritic popular eruption (PPE), rubela, urtikaria, dan xerosis. Penyakit kulit primer yang menduduki posisi pertama terbanyak adalah PPE (75.0%) dengan nilai hitung CD4 <100 sel/mm3 serta yang paling sedikit yaitu rubela dan xerosis (4.2%) dengan nilai hitung CD4 <100 sel/mm3. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa angka kejadian penyakit kulit primer pada pasien HIV/AIDS baru hanya sedikit jika dibandingkan dengan penyakit kulit yang sekunder, serta dapat muncul dalam spektrum yang luas dan nilai hitung CD4 yang rendah.Â
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional perawatan, dukungan dan pengobatan bagi ODHA. Direktur jenderal PPM dan PL. 2003.
Dover JS, Johnson RA: Cutaneous manifestations of human immunodeficiency virus infection. Part I. Arch Dermatol 127:1383-1391, 1991.
Dover JS, Johnson RA: Cutaneous manifestations of human immunodeficiency virus infection. Part II. Arch Dermatol 127:1549-1558, 1991.
World Health Organization. Global update on the health sector response to HIV. WHO; 2014. hlm. 5
National Institute of Allergy and Infectious Disease. How HIV causes AIDS. HIV/AIDS.2012.[Diunduh 20 Januari 2016] Tersedia dari : URL : http://www.niaid.nih.gov/topics/hivaids/understanding/howhivcausesaids/Pages/cause.aspx
Cedeno-Laurent F, Gomez-Flores M, Mendez N, Ancer-Rodriguez J, Bryant J L, Gaspari A A, Trujillo J R. New insight into HIV-1-primary skin disorders. Journal of the international AIDS society. 2011; 3ï€7.
Karnen Garna Baratawidjaja, Iris Rengganis. Imunologi Dasar. Edisi ke-11. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.
Wiwanitkit V. Prevalence of dermatological disorders in Thai HIV-infected patients correlated with different CD4 lymphocyte count statuses: A note on 120 cases. Int J Dermatol 2004;43(4):265-8.
Kumarasamy N, Solomon S, Madhivanan P, Ravikumar B, Thyagarajan SP, Yesudian P. Dermatologic manifestation among human immunodeficiency virus patients in south India. Int J Dermatol 2000;39(3):192-5.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.4914
  Â