Peningkatan Kebugaran Tubuh dengan Pemberian Air Alkali yang Diukur dengan Ṽo¬2 Maks pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Erik Reza Parwidi, Ieva B. Akbar, Ismawati Ismawati

Abstract


Abstract: Alkaline water is the water with pH greater than 7, which means it has alkalinity. This alkalinity influence the affinity between oxygen and hemoglobin to be higher. The other benefits of alkaline water is reducing body lactat acid, preventing the production of ROS (Reactive Oxygen Species), and increasing ṼO2 max. ṼO2 max is maximal oxygen consumption rate in body metabolism aerobically. This study used experimental analytic method. The research subjects were 23 freshmen year of 2015 in Faculty of Medicine Islamic Bandung University with the age average was 18.96 years old, and the average of BMI was 21.00 Kg/m2, had  mean blood pressure of 118.91 mmHg and the diastolic pressure was 77.83 mmHg, the data of this study was analyzed using paired t-test. This research  study, the measurement of ṼO2 max preceeded by provosion alkaline water was 50.17 ml/kg/min and rose to 51.78 ml.kg/min  after the alkaline water, while there was a slight decrease in the value of ṼO2 max before giving an mineral water with a value of 48.47 into 47.78 ml/kg/min. the results of this study show that an enhancement in body fitness was measured by ṼO2 max with a value of p = 0.036 (p <0.05), whereas the usual mineral water drinks p = 0.522 (p> 0.05). Conclusions of this study showed that there was an enhancement of body fitness after alkaline water intake as measured by ṼO2 max.

Abstrak: Air alkali adalah air yang mengandung pH lebih dari 7, sehingga memiliki arti air yang bersifat basa. Sifat basa ini dapat mempengaruhi ikatan antara oksigen dengan hemoglobin semakin kuat. Manfaat lain air alkali adalah bisa mengurangi asam laktat dalam tubuh, mencegah terjadinya ROS (Reactive Oxygen Species) dan dapat meningkatkan á¹¼O2 maks. á¹¼O2 maks adalah kecepatan pemakaian oksigen maksimal dalam metabolisme tubuh secara aerobik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian air alkali terhadap kebugaran tubuh yang diukur dengan á¹¼O2 maks. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Subjek penelitian adalah mahasiswa laki-laki tingkat satu angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung sebanyak 23 orang dengan usia rata-rata 18,96 tahun, memiliki rata-rata IMT 21,00 kg/m, memiliki tekanan darah sistolik dengan rata-rata 118,91 mmHg dan tekanan darah diastolik 77,83 mmHg. Data penelitian dianalisis menggunakan uji t berpasangan. Pada penellitian ini pengukuran á¹¼O2 maks sebelum pemberian air alkali adalah 50,17 ml/kg/menit dan naik menjadi 51,78 ml/kg/menit setelah pemberian air alkali, sementara itu ada sedikit penurunan nilai á¹¼O2 maks sebelum pemberian air minum biasa dengan nilai 48,47 menjadi 47,78 ml/kg/menit. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan kebugaran pemberian minuman beralkali yang diukur dengan á¹¼O2 maks dengan nilai p=0.036 (p<0.05), sedangkan pada minuman air mineral biasa p=0,522 (p>0.05). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kebugaran pada pemberian air alkali yang diukur dengan á¹¼O2 maks.


Keywords


Alkaline Water, Medical Student, á¹¼O2 Maks

References


Burns Robert, Lark Susan. 2013. How Professional Athletes Benefit from Alkaline Water. Travel Water Global, LLC.

Carpenter David, Parker Peggy, Clark Marsha, Tauscher Lauri, Kron J. 2007. Water therapies. Complement Med. 2007;Nov/Dec.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Georg Neumann, Arndt Pfützner, Anneliese Berbal. 2000. Succesfull Endurance Training. Hlm. 1-6.

Griwijoyo Santosa, Zafar Dikdik, Kamsyach Adriyani. Kesehatan. 2012. Penyuntig Ilmu Faal Olahraga (fisiologi olahraga) Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga Untuk Kesehatan dan Prestasi. PT REMAJA ROSDAKARYA. Hlm. 8.

Hall JE, Guyton AC. 2006. Fisiologi Olahraga. Penyunting Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Hlm. 1111-1123.

Jheri Turnley, B.S. H. 2010. VO2 max : How can an endurnce athlete use it to obtain peak performance. hlm. 1–2.

Jorgić B, Puleti M, Oki T, MeÅ¡kovska N, Puletić M, OkiÄić T. 2011. Importance of maximal oxygen consumption during swimming. Facta Univ Phys Educ Sport.;9(2):183–91.

Lilly LS. Edisi ke-5 2011. Pathophysiology of heart disease. Lippincott Williams & Wilkins, Wolters Kluwer. hlm. 136.

McArdle W., Katch F., Katch V. Edisi ke-4 1994. Exercise physiology: energy, nutrition, and human performance. Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 198-207.

Sutton J.R, Jones N.L dan Toews C.J. 1981. Effect oh pH on muscle glycolysis during exercise. Clinical science. 1981 ; 61: 331-8.

Utomo MK, Rahmawaty I, Feriandi Y. 2015. Perbedaan Pengaruh Pemberian Minuman Beroksigen dan Minuman Berkarbonasi terhadap VO 2. 4:393–402. hlm. 9

WHO.int. 2016. WHO definition of health.

WHO.int. 2016. Cardiovascular Deseases (CVDs).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.4880

Flag Counter    Â