Hubungan Lama Pengobatan dengan Tingkat Stres pada Pasien Tuberkuosis Paru di RSUD Al - Ihsan Kabupaten Bandung Periode Maret - Mei 2016

Iqra Aliflamra, Yuliana Ratna Wati, Santun Bhekti Rahimah

Abstract


Abstract: Pulmonary tuberculosis (pulmonary TB) is a disease caused by bacterium Mycobacterium tuberculosis. The duration of treatment of pulmonary tuberculosis triggered the increased stress in patients with treatment-related tuberculosis undertaken. Stress is defined as a condition or feeling experienced when one considers that the demands - demands exceed the personal and social resources are able to overcome by themselves. Based on the theory of the American Psychological Association (APA) stress level is divided into three, namely: a mild stress, moderate stress and severe stress. The purpose of this study is to look at the relationship between duration of  treatment with stress levels in pulmonary tuberculosis patient  at the General Hospital of Al - Ihsan Bandung regency period from March to May 2016. The study was a cross-sectional observational study using a design by the number of respondents was 130 patient. Statistical analysis using Chi Square. The result showed the majority of patients undergoing treatment for tuberculosis for six months a total of 112 votes (86.2%), as many as 9 months of treatment (12.3%), and as much as 12 months of treatment (1.5%). The majority of pulmonary tuberculosis patients experiencing moderate stress levels were 112 people (86.2%) and severe stress as many as 18 people (13.85%). Statistical test results obtained using the chi-square value P value = 0.000; using Kadarzi indicates the direction of correlation C = Cmax = 0.707 means that there is a strong positive correlation (+), means the duration of treatment will increase stress in patients with pulmonary tuberculosis. The conclusion from this study is there a meaningful relationship with a strong relationship between the length of treatment of pulmonary tuberculosis with stress levels in patients who are undergoing treatment.

Abstrak: Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Lamanya pengobatan tuberkulosis paru memicu terjadinya peningkatan stres pada pasien tuberkulosis terkait pengobatan yang dijalani. Stres didefinisikan sebagai suatu kondisi atau perasaan yang dialami ketika seseorang menganggap bahwa tuntutan – tuntutan melebihi sumber daya sosial dan personal yang mampu diatasi oleh diri sendiri. Berdasarkan teori American Psychological Association (APA) tingkat stres terbagi menjadi 3 yaitu : stres ringan, stres sedang, dan stres berat.  Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan lama pengobatan dengan tingkat stres pada pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Daerah Al - Ihsan Kabupaten Bandung periode Maret – Mei tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan rancangan crosssectional dengan jumlah responden sebanyak 130 pasien. Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan mayoritas pasien menjalani pengobatan tuberkulosis selama 6 bulan sebanyak 112 orang (86.2%), pengobatan 9 bulan sebanyak (12,3%), dan pengobatan 12 bulan sebanyak (1.5%). Mayoritas pasien tuberkulosis paru mengalami tingkat stres sedang sebanyak 112 orang (86.2%) dan stres berat sebanyak 18 orang (13.85%). Hasil uji statistik menggunakan metode chi square didapatkan nilai P value = 0.000 ; dengan menggunakan metode kadarzi menunjukan arah korelasi C=Cmax = 0,707 artinya terdapat korelasi positif kuat (+), yaitu semakin lama menjalani pengobatan maka akan meningkatkan stres pada pasien tuberkulosis paru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna dengan hubungan kuat antara lama pengobatan tuberkulosis paru dengan tingkat stres pada pasien yang sedang menjalani pengobatan.


Keywords


Tuberculosis, Stress Levels, Duration of Treatment

References


Bryce CP.2001. Insights Into the Concept of Stress. Washington, D.C: PAHO.

Dahlan,Sopiyudin M. 2012. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Epidemiologi Indonesia. Jakarta.

Masitoh, Rosdiana A. 2014. Pengaruh Terapi Berpikir Positif Terhadap Perilaku Membuang Dahak Pada Pasien Tuberkulosis. JIKK Vol. 5. No.3.

Miller LH, Smith AD. 2015 Stress: Different Kind of Stress. American Psychological Association; 2012 [Diunduh tanggal 05 Februari 2015]. Tersedia di : http://www.apa.org/belpcenter/stress-kinds.epxs

Nasiruna.2012.Respon Psikologis Pasien Dalam Pengobatan Tuberkulosis di Puskesmas Kutowinangun. Stikes Muhammadiyah Gombong.

Kemenkes RI, Stranas Pengendalian TB di Indonesia 2010 – 2014. Kemenkes RI. 2011

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Tuberkulosis: Temukan Obati Sampai Sembuh. Kemenkes RI. 2015.

Puspitasari P, Wongkar M.C.P. 2013. Profil Pasien Tuberkulosis Paru di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr . R.D.Kandou Manado. Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi.

Selye H. 1989. Selye's guide to stress research. New York: Van Nostrand Reinhold.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.4793

Flag Counter    Â