Uji Kemampuan Ikan Manfish (Pterophyllum altum), Ikan Cupang (Betta splendens), dan Ikan Cere (Gambusia affinis) Sebagai Predator Larva Aedes aegypti dalam Upaya Penanggulangan DBD

Anggit Tri Hartati, Tinni Rusmartini, ismawati ismawati

Abstract


Abstract: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by Dengue viruses which are transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus. WHO data shows that Indonesia is a country with the highest cases of DHF in Southeast Asia. In 2009, Incidence Rate (IR) of DHF disease is 68,82 of 100.000 population with Case Fatality Rate (CFR) of 0,89%. Currently, there is no vaccine to prevent DHF disease, so a vector control is needed, one of them is biological control by using Larvivorous fish. Hence, the study about the ability of Larvivorous fish for feeding Aedes aegypti larvae was conducted. The purpose of this study was to determine the ability of Pterophyllum altum, Betta splendens, and Gambusia affinis as predators of Aedes aegypti in order to cope DHF. This study was true experimental research with Completely Randomized Design (CRD). Numerical data was calculated by observing the number of Aedes aegypti larvae instar III and IV which are eaten by all three fishes. Data were analyzed using Anova test and tested further with Post Hoc Multiple Comparisons test. The result of study showed that there are significant differences in the number of larvae eaten by these fishes with P=0,001 (P≤0,05) which means there are differences in the ability to eat the Aedes aegypti larvae and Post Hoc Multiple Comparisons test result showed the significant differences between each group. Based on these study results, it can be inferred that Pterophyllum altum has better abilities to consume more Aedes aegypti larvae than the Betta splendens and Gambusia affinis, with the average number of larvae consumed is 98,67. Thus, it can be alternative attempt at countermeasures DHF disease.

Abstrak: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditransmisikan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Data WHO menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 2009 Incidence Rate (IR) penyakit DBD adalah 68,82 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,89%. Saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah penyakit DBD, sehingga diperlukan suatu pengendalian vektor, salah satunya adalah dengan kontrol biologis menggunakan ikan pemakan jentik. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai kemampuan ikan pemangsa jentik dalam memakan larva Aedes aegypti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Pterophyllum altum, Betta splendens, dan Gambusia affinis sebagai predator larva Aedes aegypti dalam upaya penanggulangan DBD. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data numerik diperoleh dengan menghitung jumlah larva Aedes aegypti instar III dan IV yang dimakan oleh ketiga ikan tersebut. Data dianalisis dengan menggunakan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Multiple Comparisons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna jumlah larva yang dimakan oleh ketiga ikan tersebut dengan nilai P<0,001 (P≤0,05), yang berarti terdapat perbedaan kemampuan dalam memangsa larva Aedes aegypti dan hasil uji Post Hoc Multiple Comparisons menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar masing-masing kelompok. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pterophyllum altum memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memakan larva Aedes aegypti dibandingkan dengan Betta splendens dan Gambusia affinis dengan rata-rata jumlah larva yang dimakan sebesar 98,67, sehingga dapat dijadikan upaya alternatif pada penanggulangan DBD.


Keywords


Betta Splendens, DHF, Gambusia Affinis, Larvivorous Fish, Pterophyllum Altum

References


Achmadi, F.U., Sukowati, S. & Sudjana, P., 2010. Demam Berdarah Dengue,

Agoes & Oehadian, 2005. Bunga Rampai Entomologi Medik 2nd ed., Jatinangor: Bagian Parasitologi FK Unpad.

Agoes, R., Oehadian, H. & N, D., 2005. Bunga Rampai Entomologi Medik 2nd ed., Jatinnagor: Bagian Parasitologi FK Unpad.

Dai, L., Jusuf, H. & Kadir, L., 2014. Perbedaan Ikan Hias Cupang (Betta,sp) dan Ikan Hias Koi (Cyprinus carpio) dalam Memakan Larva Aedes aegypti.

Johnson, L., 2008. Western mosquitofish (Gambusia affinis). Available at: depts.washington.edu.

Sartikasari, D.A., Budidaya Manfish, Jakarta.

Tanto, C. et al. eds., 2014. Kapita Selekta Kedokteran 4th ed., Jakarta: Media Aesculapius.

Tarihoran, H.W., 2006. Perbedaan Ikan Cupang Hias (Betta splendens crown tail) dan Ikan HIas Maanvis (Pterophyllum altum) Sebagai Predator Jentik Nyamuk. Universitas Sumatera Utara.

Zen, S., 2002. Biokontrol Jentik Nyamuk Aedes aegypti dengan Predator Ikan Pemakan Jentik Sebagai Pendukung Materi Ajar Insekta. Jurnal Pendidikan Biologi, 3(1).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.4727

Flag Counter    Â