Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Hiperpigmentasi Bibir dan Gusi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Tahun Ajaran 2015-201

Priska Yudina Utami Sofwan, Yuniarti Yuniarti, R. Rizky Suganda Prawiradilaga

Abstract


Abstract: Smoking behavior is one of  health problem in medical students. The aim of this research was to identify the  relationship between smoking habits with lip and gingival hyperpigmentation on  the students of Medical Faculty Bandung Islamic University. This research was an analytical study using cross-sectional method. The subjects of the research were the students of Medical Faculty of Bandung Islamic University that divided into  29 students smokers and 29 students non smokers.Samples chosen by simple random sampling method. This research is done by analyze the photo of vermilion border of the lip and anterior gingival region. The result showed that most of non smokers and smokers have lip pigmentation (26 and 28  persons). The result of observation on maxillashowed that smokers that smoke 1-10 cigarettes each day have gingival pigmentation grade 4 as many as 13 persons and mandible pigmentation grade 3 are 11 persons. Based on smoking habits and duration of smoking, most of the smokers that have been smoking for 1-9 years have maxilla pigmentation grade 4 as many as 14 persons and mandible pigmentation grade 3 are 11 persons. The analyzis using SPSS with Rank Spearman Test method, showed that there is no relation between smoking habits,duration of smoking (P-Fisher Exact 0.61 and P-Spearman 0.31) due to lip pigmentation. However, relationship between smoking habits, number of cigarettes and duration of smoking due to gingival pigmentation showed significant results (P-Fisher Exact and P-Spearman 0.00). Cigarettes contain nicotine that can stimulate melanogenesis, so that it can cause lip and gingival pigmentations. 

Abstrak: Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan pada mahasiswa kedokteran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kebiasaan merokok dengan hiperpigmentasi bibir dan gusi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan rancangan studi potong lintang. Subjek penelitian merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba yang dibagi menjadi kelompok perokok 29 responden dan bukan perokok 29 responden. Sampel dipilih menggunakan metode simple random sampling. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis hasil foto vermilion border bibir dan regio gusi anterior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yg bukan perokok maupun perokok mengalami pigmentasi bibir (26 dan 28 orang). Hasil penelitian pada gusi rahang atas menunjukkan bahwa perokok yang menghisap 1-10 batang perhari paling banyak mengakibatkan pigmentasi derajat 4 sebanyak 13 orang dan rahang bawah paling banyak mengakibatkan pigmentasi derajat 3 sebanyak 11 orang. Dilihat dari kebiasaan merokok dan lama merokok, mayoritas  perokok yang merokok selama 1-9 tahun mengalami pigmentasi gusi rahang atas derajat 4 sebanyak 14 orang dan rahang bawah derajat 3 sebanyak 11 orang. Analisis  menggunakan SPSS dengan metode Uji Rank Spearman, menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok, lama merokok (P-Fisher Exact 0,61 dan P-Spearman 0,31), dan jumlah rokok (P-Fisher Exact 0,66 dan P-Spearman 0,29) terhadap pigmentasi bibir. Sedangkan hubungan antara kebiasaan merokok, lama merokok dan jumlah rokok terhadap pigmentasi gusi menunjukkan hasil yang signifikan (P-Fisher Exact dan P-Spearman 0,00). Rokok mengandung nikotin yang merangsang melanogenesis, sehingga dapat mengakibatkan pigmentasi pada bibir dan gusi.


Keywords


Lip, Gingiva, Hyperpigmentation, Smoking

References


Adiyuwono DA, Yulianto FA, Sakinah RK. Hubungan tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan tahapan usaha henti rokok pada mahasiswa kedokteran. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kes): Universitas Islam Bandung; 2015.

Eversole LR. Pigmented lesion of the oral mucosa. Burket’s oral medicine diagnosis & treatment. Edisi ke-10. Spanyol: BC Decker Inc; 2003. Hlm.126-136.

Fuller JL, Denehy GE, Schulein TM. Introduction and nomenclature. Concise dental anatomy and morphology. Edisi ke-4. Chicago: Year Book Medical Publisher; 2001. Hlm. 1-20.

Global Health Professional Survey. The WHO FCTC indicators: global health professional student survey (medical), 2005-2009 (diunduh 29 Desember 2015). Tersedia dari: http://www.searo.who.int/tobacco/data/tfi_ghpss.pdf

Halaban R, Hebert DN, Fisher DE. Biology of melanocytes. Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen K, Goldsmith LA, Katz SI, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-6. McGraw-Hill; 2003. Hlm 128-146

Haresaku S, Hanioka T, Tsutsui A, Watanabe T. Association of lip pigmentation with smoking and gingival melanin pigmentation. Oral Dis. 2007;13:6-71.

Hedin CA, Axell T. Oral melanin pigmentation in 467 Thai and Malaysian people with special emphasis on smoker’s melanosis. J Oral Pathol Med. 1991;20:8-12.

Kusuma ARP. Pengaruh merokok terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung. 2011.

Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Head. Dalam: Taylor C, Heise J, Montalbano J, penyunting. Clinically oriented anatomy. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. Hlm. 821-935.

Moravej-Salehi E, Moravej-Salehi E, Hajifattahi F. Relationship of gingival pigmentation with passive smoking in women. NRITLD. 2015;14(2):107-114.

Neville BW, Damm DD, Allen CM, Chi AC. Physical and chemical injuries. Oral and maxillofacial pathology. Edisi ke-4. Missouri: Elsevier; 2015. Hlm. 289-290.

Obernesser MS. Periodontology. Dental Secrets. Edisi ke-2. Philadelphia: Hanley & Belfus; 1999. Hlm. 125-154.

PDPI. Rokok dan kesehatan respirasi (diunduh 29 Desember 2015). Tersedia dari: http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/rokok/rokok-kes-03.html

Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Pasal 1 No 3 (29 Desember 2015).

Setiadhi R, Soewondo W. Hubungan antara pigmentasi melanin pada gingiva anak-anak dengan riwayat orangtua perokok di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (II). Bionatura. 2011 Mar;13(1):31-39.

Setyanda YOG, Sulastri D, Lestari Y. Hubungan merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 35-65 tahun di Kota Padang. J Kes And. 2015;4(2):434-440.

Singh V. Living anatomy of the head and neck. Dalam: Dutta S, penyunting. Textbook of anatomy head, neck, and brain. Edisi ke-2. India: Elsevier; 2014. Hlm. 1-11.

World Health Organization. Prevalence of tobacco use (diunduh 29 Desember 2015). Tersedia dari: http://www.who.int/gho/tobacco/use/en/

Yerger VB, Malone RE. Melanin and nicotine: a review of the literature. Nicot & Tobac Res. 2006 Aug:8(4);487-498.

Yosadi ZD, Rompas S, Bawotong J. Hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya smoker’s melanosis pada kalangan petani di desa tutuyan 1 kecamatan tutuyn kabupaten bolaang mongondow timur. E-Kp. 2015;3(3).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.4465

Flag Counter    Â