Karakteristik Pasien Ablasio Retina Regmatogen di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Tahun 2019

Dikri Muthi Fakhri, Nugraha Sutadipura, Mirasari Putri

Abstract


Abstract. Regmatogen retinal detachment is a disease of the eye that can cause severe visual disturbances and if not handled properly can lead to permanent blindness. Regmatogen retinal detachment rates of 6.3-18.2 / 100,000 people per year and other sources say 9-24 per 100,000 population per year worldwide. Based on the data, regmatogen retinal detachment occurs most frequently in patients with myopia and trauma. Retinal detachment patients with a history of trauma often occur at a young age and the prevalence is about 40% occurring at the age of 20 years. The purpose of this study was to determine the characteristics of patients with regmatogeneous retinal detachment at the Cicendo Eye Hospital, Bandung in 2019. This study was a descriptive observational study with a cross sectional design, the sample size in this study was calculated using the Slovin formula. The research was conducted by recording medical record data. The subjects of this study were patients diagnosed with regmatogeneous retinal detachment at the first visit at the National Eye Center Retina Polyclinic of the Cicendo Bandung Eye Hospital from January 2019 to December 2019. A total sample of 97 respondents had met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that 75.3% of patients with regmatogen retinal detachment aged 36-45 years, 73.2% in men, 53.6% felt symptoms of objects such as floating, 71.1% risk factors for myopia and 87.6% performed. management of pars plana vitrectomy. The conclusion of the study was found that most men aged 36-45 years with the most symptoms felt by objects such as floating, the most risk factor for high myopia and the most management of regmatogen retinal detachment was pars plana vitrectomy.

Keyword : Regmatogen Retinal Detachment, Characteristics, Myopia, Pars Plana Vitrectomy

Abstrak. Ablasio retina regmatogen merupakan penyakit pada mata yang dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat dan jika tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan kebutaan menetap. Ablasio retina regmatogen angka kejadiannya 6,3-18,2/100.000 orang pertahun dan sumber lain menyebutkan 9-24 per 100.000 populasi per tahun di seluruh dunia. Berdasar atas data, ablasio retina regmatogen paling sering terjadi pada pasien dengan miopi dan trauma. Pasien ablasio retina dengan riwayat trauma sering terjadi pada usia muda dan prevalensinya sekitar 40% terjadi pada usia 20 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien ablasio retina regmatogen di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Tahun 2019. Penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan desain cross sectional, besar sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus slovin. Penelitian dilakukan dengan mencatat data rekam medik. Subjek penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis ablasio retina regmatogen pada kunjungan pertama di Poliklinik Retina Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Bandung pada Bulan Januari 2019 hingga Desember 2019. Total sampel didapatkan 97 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75,3% penderita ablasio retina regmatogen berusia 36-45 tahun, 73,2% pada laki-laki, 53,6% merasakan gejala benda seperti melayang, 71,1% faktor risiko myopia dan 87,6% dilakukan penatalaksanaan pars plana vitrectomy. Kesimpulan penelitian ditemukan paling banyak pada laki-laki rentang usia 36-45 tahun dengan gejala paling banyak dirasakan adanya benda seperti melayang, faktor risiko terbanyak myopia tinggi dan penatalaksanaan terbanyak ablasio retina regmatogen adalah pars plana vitrectomy.

Kata Kunci : Ablasio Retina Regmatogen, Karakteristik, Myopia, Pars plana vitrectomy


Keywords


Ablasio Retina Regmatogen, Karakteristik, Myopia, Pars plana vitrectomy

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Feltgen, N., & Walter, P. Rhegmatogenous Retinal Detachment. Ophthalmologic

Emergency,2014.Vol ( ) hal

Basri, S. (2014). Etiopatogenesis dan Penatalaksanaan Miopia Pada Anak Sekolah. Retrieved , vol (), halMei 8, 2016, from E-Journal Unsyiah:

Brinton’s, D.A. Retinal detachment, Ryans Retina (sixth Edit) Oxford University, 2009. hal

4. Chang, A. Retinal tear and detachment: The need for early diagnosis. Medicine Today, 2014;15(1), 54–57.

Wolf, S., &Zinkernagel, M. 98 - Pathogenetic Mechanisms of Retinal . Detachment. Ryan’s Retina (Sixth Edit). Elsevier Inc. 2018.

Park, S. J., Choi, N., Park, K. H., & Woo, S. J. Five Year Nationwide Incidence of

Rhegmatogenous Retinal Detachment Requiring Surgery in Korea, 2013;8(11). hal

Jamil, M. H., Farooq, N., Khan, M. T., &Jamil, A. Z. (2012). Characteristics and Pattern of Rhegmatogenous Retinal Detachment in Pakistan, 22(8), 501–504.

Sumual, V., Bkmm, M., & Sulawesi, P. (2016). Indikasi vitrektomi pada kelainan retina di– Balai Kesehatan Mata Masyarakat ( BKMM ) Provisi Sulawesi Utara periode Januari- Desember 2014 , nama journal vol ( ), hal

Colucciello, M. Rhegmatogenous Retinal Detachment, Pennsylvania University, 2009; 37(2), 1–7.

Bowling, B. kanski’s Clinical opthalmology, Elsevier, China, 2016 , ed hal 11. Ophthalmology, A. A. of. PosterIorVItreousDetachment ,RetInal Breaks and

LattIceDegeneratIon Summary Benchmarks for PPP, 2014, 2( ). hal.

Asbury’s, V. &paul-riordan-eva. E. C. J. General Ophthalmology, Mc Graw-Hill, UnitedStates, 2011. Vol( ).hal

Indonesia, J. O. Surgical Result of Pseudophakic Retinal Detachmentin Cikini Hospital-School of Medicine Christian University of Indonesia Jakarta, 2009, 7(2), 52–56.

Ryan, S. J. ,Retina, Elsevier Saunders, Fifth Edition, Vol 3, China, 2013.

Putu B,dkk. Ablasio Retina Regmatogen pada penderita Myopia di Pusat Mata

Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Periode Oktober 2015 - Maret 2016. nama journal




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v7i1.26481

Flag Counter    Â