Hubungan Stunting dengan Riwayat Pemberian ASI Non Ekslusif pada Balita Usia 2-5 Tahun di Desa Panyirapan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung

Meyrina Dwi Yanti, Yani Dewi Suryani, R. Kince Sakinah

Abstract


Abstract. Stunting is a condition where height per age is below -2 or -3 standard deviation based on the World Health Organization Child Growth Standard which is calculated using a Z-score. The prevalence of stunting in West Java in 2016 was 25.1%. Stunting can be prevented, one of them is by exclusive breastfeeding. Exclusive breast milk contains micronutrients and growth hormones such as vitamin D, zinc, iron, protein and insulin growth factor-1, which has a role in children linear growth. The purpose of this study is to analyze the correlation between stunting with the history of non-exclusive breastfeeding in Desa Penyirapan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. The method used in this study is case control approach with 74 toddlers as respondents. Data collection used a questionnaire. Data were then analyzed using the chi square statistical test. From 74 respondents, 51% of them are female and 53% of them are toddlers aged 4 years old. The results obtained by stunting respondents who had not have  exclusive breastfeeding were 14% and respondents who had  exclusive breastfeeding 86%.  The results of this study is that there is no correlation between stunting with the history of non-exclusive breastfeeding with p value of 0.74. Conclusion there is no correlation between Stunting with the history of non-exclusive breastfeeding which can be caused by other risk factors that is not studied here that can affect stunting.

Keywords: Exclusive breastfeeding, Stunting, Toddler

Abstrak. Stunting merupakan kondisi tinggi badan terhadap usia berada dibawah -2 atau -3 stantar deviasi berdasarkan World Health Organization Child Growth Standar yang dihitung menggunakan Z-score. Prevalensi stunting di Jawa Barat pada tahun 2016 sebanyak 25,1%. Stunting dapat dicegah salah satunya dengan pemberian ASI ekslusif. ASI ekslusif mengandung mikronutrien dan hormon pertumbuhan seperti vitamin D, zink, zat besi,protein dan insuline grwoth factor-1, yang berperan dalam pertumbuhan linear anak.  Tujuan dari penelitian ini, untuk menganalisis hubungan stunting dengan riwayat pemberian ASI non ekslusif di Desa Panyirapan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan case control dengan jumlah responden 74 balita. Pengambilan Data menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis menggunakan uji statistik chi square. Dari 74 responden didapatkan 51% berjenis kelamin perempuan dan 53% dengan usia terbanyak pada balita usia 4 tahun. Hasil penelitian didapatkan responden stunting yang tidak mendapatkan ASI ekslusif adalah sebesar 14% dan responden yang mendapatkan ASI eklusif sebesar 86%. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara stunting dengan riwayat pemberia ASI non ekslusif dengan (p=0,74). Simpulan tidak terdapat hubungan antara Stunting dengan riwayat pemberian ASI non ekslusif yang hal ini dapat disebabkan oleh faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi stunting dan tidak diteliti pada penelitian ini.

Kata Kunci : Asi ekslusif, Balita, stunting


Keywords


Asi ekslusif, Balita, stunting

Full Text:

PDF

References


WHO. Reducing stunting in children: Equity Considerations for Achieving Global Nutrition Target 2025. 2018.

Rukmana E, Briawan D, Ekayanti I. Faktor risiko stunting pada Anak usia 6-24 Bulan di Kota Bogor. 2016;12(3):192–199

Nurlaela D, Sari P, Martini N, Wijaya M, Judistiani RTD. Efektivitas pendidikan kesehatan melalui media kartu cinta anak tentang 1000 hari pertama kehidupan dalam meningkatkan Pengetahuan Pasangan calon pengantin di KUA Kecamatan Jatinangor. J Kesehatan Vokasional. 2018;3(2):62

Kementrian Kesehatan RI. Situasi balita pendek. Info Datin. 2016;2442–7659.

Aryono HKP. Nilai nutrisi air susu ibu. IDAI 2013 [diunduh 3 Januari]

Sari EM, Juffrie M, Nurani N, Sitaresmi MN. Asupan protein kalsium dan fospor pada anak stunting usia 24-59.2017;12(4):152-159.

Fatimah NSH, Wirjatmadi B. Tingkat kecukupan vitamin A, seng dan zat besi serta frekuensu infeksi pada balita stunting dan non stunting.2018;13(2):168

Dewi EK, Nindya TS. Hubungan tingkat kecukupan zat gizi dan seng dengan kejadian stunting pada balita 6-23 bulan.Amerta nutrition. 2017;1(4):361-368.

Pangkong M, Rattu AJM, Malonda NSH. Hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian Stunting pada anak usia 13-36 bulan di wilayah kerja puskesmas Sonder. Kesmas [Internet].2017;6(3).available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/23065/22761

Tira TOK. Nova H, Kapantow dan Nita RM. Hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi anak usia 25-59 bulan di kecamatan Pasan kabupaten Minahasa Tenggara.2018;7(4)

Pesik LF, Maureen I, Marsella DA. Hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan status gizi anak pada usia 6-24 bulan di desa Kima Bajo kecamatan Wori. 2019;8(6):388-94.

Halim LS. Sarah MW dan Jeanett IC. Hubungan faktor-faktor risiko dengan stunting pada anak usia 3-5 tahun di TK/PAUD kecamatan Tuminting.2018;1(2):1-8.

Tandang VSY, Ketut AA, Kadek N. Dengan kejadian stunting pada Balita di Wilayah Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2018.2018:128-33

Wulandari R, Rachmanida N, Mertien S, Lintang PD dan Harna. Hubungan antara riwayat BBLR, riwayat ASI ekslusif dan panjang badan saat lahir terhadap kejadian stunting pada anak usia 7-23 bulan di puskesmas panongan kabupaten Tanggerang.2017

Farapti RADLM. Pemberian Asi Eksklusif Pada Balita Stunting Dan NonStunting. Media Gizi Indonesia. 2016;11(1):61–9.

Azmii F, Arini FA. Karakteristik ibu, riwayat ASI ekslusif dan riwayat penyakit infeksi dengan stunting pada balita 12-59 bulan di wilayah kerja puskesmas Sukmajaya. 2018;13:17–23.

Muniroh L dan Cholifatun N. Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola asuh ibu dengan Wasting dan stunting pada balita keluarga miskin. :84–90.

Juliyanti W, Wahyu T. Hubungan pengetahuan ibu, asupan protein dan zink dengan stunting pada balita usia 12-36 bulan.2014 Ags 2;8(2):100-204.

Yanti AMD, Apri S. Kuranynya Asupan Makan sebagai Penyebab Kejadian Balita Pendek (stunting). 2013;5:71–5.

Arisanti Y, Eka Mustika, Riri N. Hubungan pola asuh makan dan karakteristik ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun di desa marong lombok tengah.2018.3

Sukmawati, Hendrayati, Chaerunnimah, Nurhumaira. Status Gizi Ibu Saat Hamil, Berat Badan Lahir Bayi dengan Stunting Pada Balita. Media Gizi Pangan [Internet]. 2018;25:18–25. Available from:

https://media.neliti.com/media/publication/265332-status-gizi-ibu-saat-hamil-berat-badan-I-8054beb3.pdf

Kusumawati E, Setiyowati R dan Hesti PS. Model pengendalian faktor risiko stunting pada anak di bawah tiga tahun .Februari 2015. Vol 9 no 3

Ibu K, Pembangunan P. Faktor yang Berhubungan Dengan Kekurangan Energi. 2018;VI(1):1–11.

Rio P dan Zairinayati. Hubungan hygeine dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita. Juni 2019.vol 9.no1




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.21692

Flag Counter    Â