Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Migrain pada Pekerja Pabrik Tekstil di Majalaya Kabupaten Bandung

Gina Octaviani, Alya Tursina, Waya Nurruhyuliawati

Abstract


Abstract. The prevalence of migraine is still high and is ranked 19th in the world as a disease that can cause disability in psychological function. Migraines can be triggered with high intensity with repetitive contrast over a long period. This research here is to look at the relationship of noise intensity with migraines in textile factory workers in Majalaya, Bandung Regency. The research method uses analytic studies with a cross-sectional design in March-September 2019. Retrieval of data with purposive sampling of 68 people. The subjects in this study were textile factory workers in Majalaya, Bandung Regency, aged 25-55 years. The data collected consists of primary data using a questionnaire collected by factory workers and measurement of concentration in the room using a sound level meter. The result of the estimation of the prevalence analysis obtained a value of 1.60, meaning that workers with related exposure assessments have a risk of 1.60 times higher than workers without exposuret. Data processing using IBM SPSS and analysis using the  Chi-Square test. Statistical results using the chi-square relationshi test with a value of p = 0,000 (p- value,00.05) which means there ia a significant relationship between noise intensitu with migraine. The mechanism of headaches due to noise, because excessive sensory nerve stimulation (versibulococlear) increases blood flow to the brain and stimulates the perivascular nociceptive nerve, causing migraine.

Keywords: Migraine, noise intensity, textile factory workers, textile factories in Majalaya

Abstrak. Prevalensi migrain masih tinggi dan merupakan peringkat ke 19 di dunia sebagai penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan dalam fungsi psikologis. Migrain dapat dipicu oleh kebisingan dengan intensitas yang tinggi dengan paparan berulang secara kontinyu dengan jangka waktu lama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan intensitas kebisingan dengan migrain pada pekerja pabrik tekstil di Majalaya Kabupaten Bandung. Metode penelitian menggunakan studi analitik dengan desain potong lintang pada bulan Maret-September 2019. Pengambilan data secara Purposive Sampling sebanyak 68 orang. Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja pabrik tekstil di Majalaya Kabupaten Bandung dengan usia 25-55 tahun. Data yang dikumpulkan berupa data primer menggunakan kuisioner yang diisi oleh pekerja pabrik tekstil dan pengukuran intensitas kebisingan di ruangan menggunakan sound level meter. Hasil analisis perhitungan prevalensi rasio didapatkan nilai 1,60 artinya, pekerja dengan paparan pajanan kebisingan memiliki risiko 1,60 kali lebih tinggi dibandingkan pekerja yang tidak terkenan paparan. Pengolahan data menggunakan IBM SPSS dan analisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil statistik menggunakan uji hubungan chi-square dengan nilai p = 0,000 (nilai p ≤0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas kebisingan dengan migrain. Mekanisme yang mendasari nyeri kepala akibat kebisingan, karena stimulus saraf sensorik (vestibulokoklearis) yang berlebih menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak dan menstimulasi saraf nosiseptif perivascular sehingga menyebabkan migrain.

Kata kunci: Intensitas kebisingan, migrain, pekerja pabrik tekstil, pabrik tekstil di Majalaya. 


Keywords


Intensitas kebisingan, migrain, pekerja pabrik tekstil, pabrik tekstil di Majalaya.

Full Text:

PDF

References


Suharjanti I. Strategi Pengobatan Akut Migren. 2013;40(2):87–91.

Fidayanti ES, Disrinama AM. Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Individu terhadap Peningkatan Tekanan Darah pada Pekerja Pabrik Produksi Makanan Hewan dalam Upaya Pencegahan Risiko Hipertensi. 2008;(2581):87–92.

Elfiza R, Marliyawati D. Hubungan antara lamanya paparan bising dengan gangguan fisiologis dan pendengaran pada pekerja industri tekstil. 2017;6(2):1196–207.

Safira DB, Achmad S, Tursina A. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Las Besi Di Pasar Gupeti Kota Bandung. 580:314–20.

Riyadina W, Turana Y. Faktor Risiko Dan Komorbiditas Migrain. Penelit Kesehat. 2014;17(4):371–8.

Sherwood L. ._Sherwood_s_Introduction_to_Human_Physiology_8th_Ed.pdf. 8th editio.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN. 2003;

Tjiptoherijanto P. Tenaga Kerja , dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan. 2001;1–10.

Kajian S, Analisis DAN. Buruh Perempuan di Industri Manufaktur Suatu Kajian dan Analisis Gender Harmona Daulay. 11:1–9.

Anurogo D. Penatalaksanaan Migren. 2012;39(10):2012–198.

Probandari A, Setyono P. The Association between Risk Factors and Blood Pressure in the Textile Industry Workers Asosiasi antara Faktor Risiko dan Tekanan Darah pada Pekerja Industri Tekstil. 2017;5(June):228–35.

Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan [Internet]. 6th ed. 2010. Available from: www.bukusopiyudin.com

Pengajar S, Teknik J, Politeknik M, Padang N. Tingkat kebisingan dan pengaruhnya terhadap mahasiswa di bengkel teknik mesin politeknik negeri padang. No 1 Juni. 2007;4(1).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.21604

Flag Counter    Â