Perbandingan Kejadian Skabies, Kebersihan Diri dan Higiene Sanitasi di Pesantren Poskestren dan Non Poskestren

Sanny Nurfitrica, Tony S. Djajakusumah, Siti Annisa Devi Trusda

Abstract


Skabies adalah investasi parasit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var hominis. Terdapat 300 juta orang pertahun yang mengalami penyakit skabies di dunia. Kejadian penyakit skabies sangat tinggi di pondok pesantren. Bandung memiliki pesantren sebanyak 157 buah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan kejadian skabies, kebersihan diri dan higiene sanitasi di pondok pesantren poskestren (Pos kesehatan pesantren) dan non poskestren ( non Pos kesehatan pesantren). Penelitian ini adalah penelitian analitik observasi dengan metode cross sectional. Subjek penelitian adalah santri putra dan putri di pondok pesantren Bandung Utara (poskestren) dan pesantren Bandung Timur (non poskestren) yang memenuhi kriteria inklusi, dengan jumlah sampel sebesar 106 sampel. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi Kuadrat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa angka kejadian skabies di pondok pesantren non poskestren sebesar 40,45% dan pada pesantren poskestren hanya 2,3%. Terdapat perbedaan higiene sanitasi di pondok pesantren poskestren dan non poskestren. Pesantren poskestren termasuk dalam kategori memenuhi standar higiene dan sanitasi, sedangkan pesantren yang tidak memiliki poskestren masuk kategori tidak memenuhi standar. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian skabies di pesantren poskestren dan pesantren non poskestren (p-value < 0,001). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kebersihan diri di pesantren poskestren. Pesantren non poskestren (p-value 0,903 > 0,05).

Keywords


Higiene sanitasi pondok pesantren, kebersihan diri, skabies, poskestren

References


World Health Organization. Scabies. Neglected Top Dis 2013; [diunduh 3 Desember 2014]. Tersedia dari : http://www.who.int/neglected_diseases/ diseases/scabies/en/.

Handoko RP. Skabies. dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, penyunting. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: FK UI;2007. hlm.122-124.

Orion E, Marcos B, Davidovici B, Wolf R. Itch and scratch: scabies and pediculosis. Clin Dermatol 2006;24(3): 168-175.

Chosidow O. Scabies. N Engl J Med 2006;354(16): 1718-1727.

Ratnasari AF, Sungkar S. Prevalensi Skabies dan Faktor-faktor yang Berhubungan di Pesantren X. EJKI 2014;2(1): 253 [diunduh 3 Desember 2014] Tersedia dari : http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/view/ 3177/2470

Afraniza Y. Hubungan antara praktik kebersihan diri dan angka kejadian skabies di pesantren Kyai Gading Kabupaten Demak. Semarang:UNDIP; 2011 [diunduh 3 Desember 2014] Tersedia dari: http://eprints.undip. ac.id/37475/1/Yuzzi.pdf

Khotimah UK. Hubungan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan dengan kejadian scabies di pondok pesantren Al - Bahroniyyah. Semarang;UNDIP; 2013 [diunduh 3 Desember 2014] Tersedia dari : http://eprints. undip.ac.id/39783/1/4642.pdf]

Wijayanti K. Peran pos kesehatan pesantren dalam meningkatkan kesehatan reproduksi remaja. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2007;10(2): 175-180 [diunduh 3 Desember 2014] Tersedia dari : http://lib. fkm.ui.ac.id/file?file=pdf/metadata-75943.pdf

Mescher AL. Histologi Dasar Junqueira. Edisi ke-12. Jakarta:EGC;2010. hlm. 309-324.

Moore LK. Clinically Oriented Anatomy. Edisi ke-12. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006. hlm.13

Badri M. Hygine Perorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo Nganar Ponogoro. Mesia Litbang Kesehat 2007;(xvii): 20-21 [diunduh: 21 Februari 2015] Tersedia dari : http://www.ejurnal.litbang.depkes.go.id/index.php/ MPK/article/download/810/1665.

Maryunani A. Prilaku Hiup Bersih Dan Sehat (PHBS). Jakarta: CV. Trans Info Media; 2013: hlm.31-41.

Centers for Disease Control and Prevention. Parasites scabies 2010; [diunduh: 21 Februari 2015] Tersedia dari: http://www.cdc.gov/ parasites/scabies/.

Walton SF, Currie BJ. Problems in diagnosing scabies, a global disease in human and animal populations. Clin Microbiol Rev 2007;20(2): 268-279.

Goodheart HP. Diagnosis Fotografik & Penatalaksanaan Penyakit Kulit. Edisi ke-3. EGC; 2013. hlm. 350-354.

A Goverment. Environtmental Health Practitioner Manual Australia. Aust Gov Dep Heal 2010; [diunduh: 21 Februari 2015] Tersedia dari : www.health.gov.au/internet/publications/publishing.nsf

Mentari V. A 2,5 years old boy with scabies. J Medula Unila 2014;3(1): 143-150. [diunduh 3 Desember 2014] Tersedia dari : http://juke. kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/436

Ratna I. Hubungan tingkat pengetahuan dan prilaku santri dengan kejadian skabies di pondok pesantren Sukahideung di Kabupaten Tasikmalaya. Bandung;UNISBA; 2013 [diunduh 20 Juni 2015] tersedia dari : http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/840

Akmal SC. Hubungan Personal higiene dengan kejadian skabies di Pondok pendidikan islam darul ulum di kecamatan koto tangah padang tahun 2013. Padang;UNAND; 2013 [diunduh 20 Juni 2015] tersedia dari : http://jurnal.fk.unand.ac.id

Suryani L. Penyesuaian diri pada masa pubertas. jurnal ilmiah konseling 2013: 136-140 [diunduh 20 Juni 2015] tersedia dari : http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1745

Flag Counter    Â