Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK UNISBA tentang Dokter Layanan Primer di Era JKN

Wildan Hilmi Ansori, Nugraha Sutadipura, Eka Nurhayat

Abstract


Dokter layanan primer merupakan istilah baru dalam dunia kedokteran di Indonesia. UU No. 39 Tahun 2009 memperkenalkan isitilah dokter layanan primer sebagai jenjang pendidikan baru yang setara dengan spesialis. Mahasiswa Fakultas kedokteran merupakan calon lulusan yang nantinya akan melanjutkan studi dokter layanan primer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang dokter layanan primer. Desain penelitian ini adalah desktiptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling dengan jumlah 155 orang mahasiswa FK UNISBA Tingkat IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang dokter layanan primer adalah baik dengan presentase 28,39%, cukup dengan presentase 50,32%, dan kurang dengan presentase 21,29%.Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang dokter layanan primer pada Mahasiswa FK UNISBA sebagian besar sudah cukup.

Keywords


Dokter layanan primer; JKN; Pengetahuan

References


Indonesia R. perpres no.12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan [Internet]. Indonesia; 2013. Available from: www.hukumonline.com

WHO. Now more than ever: the world health report 2008. World Health Organization. 2008;18:1–18.

Indonesia R. UU No. 20 tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran [Internet]. [cited 2014 Dec 6]. Indonesia; 2013. p. 1–34. Available from: www.hukumonline.com

Kemenkes RI DBU. Konsep pelayanan kesehatan primer dalam era jaminan kesehatan nasional. 2013;

Vidiawati D. Dokter dan dokter layanan primer : Persamaan, Perbedaan dan Cara Primary Care.

Arifin S. Peran dokter layanan primer sebagai gatekeeper di era JKN/BPJS Kesehatan. Jaminan Kesehatan Nasional. 2013;(20):1–46.

UNISBA. Visi misi dan tujuan FK UNISBA [Internet]. [cited 2014 Feb 1]. Available from: http://www.unisba.ac.id

Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Internet]. 2014 [cited 2015 Feb 2]. Available from: http://kbbi.web.id/tahu

Notoatmodjo S. Promosi kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2010.

Kencana R. Hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap seks pra nikah. hub tingkat pengetah remaja tentang kesehat reproduksi dengan sikap terhadap seks pra nikah. 2012;

Rabadán FE, Hidalgo JLT. Changes in the knowledge of and attitudes toward family medicine after completing a primary care course. Fam Med. 2010;42(1):35–40.

Europe W. The European definition of general practice/family medicine [Internet]. [cited 2014 Feb 1]. Barcelona: WONCA Europe. 2002 [cited 2014 Feb 1]. Available from: http://www.aile.net/sunum/dersnot/fame/module1/pres1/pres1europeandef.pdf

Sastrowijoto S, Utarini A, Mulyono B, Dkk. Opinion channeling UU No. 20 tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran. Dirjen Dikti Kemdikbud 2013. 2013;(20):1–5.

Marliana S. Dokter keluarga dalam sistem kesehatan. Dr kel dalam sist kesehat [Internet]. [cited 2014 Jan 29]. 2014; Available from: http://familymedicine.ugm.ac.id/dokter-keluarga-dalam-sistem-kesehatan/

Soetono G, Kurtanty D. Metode membayar dokter layanan primer dalam era JKN. 2013;

Arikunto S. Manajemen penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2010.

Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2012.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1504

Flag Counter    Â