Angka Kejadian dan Karakteristik Tinea Kruris dan/atau Korporis di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rs Al Islam Bandung Periode 1 Januari Sampai 31 Desember 2017
Abstract
Abstract. Dermatophytosis spread all over the world and become a problem, especially in developing countries. Tinea cruris is a dermatophytosis of the groin, genitalia, pubic area, perineal, and perianal skin. Tinea corporis refers to all dermatophytoses of glabrous skin except the palms, soles, and groin. The purpose of this study was to determine the incidence and characteristics of tinea cruris and / or corporis patients in Al Islam Hospital during the 2017 period. This descriptive study was prepared using a cross sectional method which was conducted by studying the medical record data of tinea cruris and / or corporis patients at the Polyclinic of Skin and Sex Health at Al Islam Bandung Hospital for the period of January 1 to December 31, 2017. The results showed the incidence of tinea cruris 49 (50%) patients, tinea corporis 46 (46.94%) patients, tinea cruris and corporis 3 (3.06%) patients. Based on age, the most frequent number was at the age of more than 55 years with 43 (43.88%) patients, based on sex, namely in women as many as 54 (55.1%) patients, based on work ie housewives as many as 29 ( 29.59%) patients, and based on the distribution of lesions which were between thighs as many as 25 (25.51%) patients. The conclusion from this study were only 53 cases that could be assessed and analyzed in a completed medical records, 45 cases could be assesed and analyzed but no information on the distribution of lesions, and 12 patients could not be assesed and analyzed. Characteristics that most often occurred in women, over 55 years of age, housewife work, and distribution of lesions between thighs.
Keywords:Â Tinea cruris, tinea corporis, tinea cruris and / or corporis
Abstrak. Dermatofita tersebar di seluruh dunia dan menjadi masalah terutama di negara berkembang. Tinea kruris adalah dermatofitosis pada daerah lipat paha termasuk daerah genital, pubis, perineum, dan perianal. Tinea korporis merupakan dermatofitosis pada kulit yang tidak memiliki folikel rambut (glabrosa) kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan lipatan paha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian dan karakteristik pasien tinea kruris dan/atau korporis di RS Al Islam selama periode tahun 2017. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode cross sectional yang dilakukan dengan menggunakan data rekam medis pasien tinea kruris dan/atau korporis di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al Islam Bandung periode 1 Januari sampai 31 Desember 2017. Hasil penelitian menunjukan angka kejadian tinea kruris 49 (50%) pasien, tinea korporis 46 (46,94%) pasien, tinea kruris dan korporis 3 (3,06%) pasien. Berdasarkan usia, angka kejadian tersering yaitu pada usia lebih dari 55 tahun dengan jumlah 43 (43,88%) pasien, berdasarkan jenis kelamin yaitu pada perempuan sebanyak 54 (55,1%) pasien, berdasarkan pekerjaan yaitu ibu rumah tangga sebanyak 29 (29,59%) pasien, dan berdasarkan distribusi lesi yaitu pada sela paha sebanyak 25 (25,51%) pasien. Kesimpulan dari penelitian ini hanya 53 kasus yang dapat dinilai dan dianalisis secara komplit rekam medisnya, 45 kasus dapat dinilai dan dianalisis  tetapi tidak ada keterangan distribusi lesi, dan 12 pasien tidak dapat dinilai dan dianalisis. Karakteristik yang paling sering terjadi pada perempuan, usia lebih dari 55 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, dan distribusi lesi pada sela paha.
Kata kunci : Tinea kruris, tinea korporis, tinea kruris dan/atau korporis
Â
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Yadav A, Urhekar AD, Mane V, Danu MS, Goel N, KG A. Optimization and isolation of dermatophytes from clinical samples and in vitro antifungal susceptibility testing by disc diffusion method. J Microbiol Biotechnol. 2013;2(3):19–34.
Goldstein A, Goldstein B. Dermatophyte (tinea) infections. 5 Mei 2017;5-7.
Sahoo AK, Mahajan R. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis. PMC. 2014; 1-7.
Verma S, Heffernan MP. Fungal disease. Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Wolff K, Leffel DA, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-7. New York: McGraw-Hill; 2008;1809-15.
Wiratma MY. Laporan Kasus Tinea Kruris Pada Penderita Diabetes Melitus. E-Jurnal Med Udayana [Internet]. 2014;1–7. Diunduh dari: http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/9638/7174
Agustine R. Perbandingan sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan sediaan langsung KOH 20% dengan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi pada tinea kruris. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2012.
Bertus N, Pandaleke H, Kapantow G. Profil dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2012. Jurnal e-Clinic. Mei 2015;3(2):731-734.
Riani. Hubungan pengetahuan dan personal hygiene dengan kejadian tinea korporis di Desa Kuapan wilayah kerja puskesmas XIII Koto Kampar tahun 2016. 2017; 1(2): 74-89.
Putri A, Astari L. Profil dan Evaluasi Pasien Dermatofitosis. 2013; 1(2): 135-141.
Yuwita W, Ramali LM, H RMN. Karakteristik Tinea Kruris dan / atau Tinea Korporis di RSUD Ciamis Jawa Barat (Characteristic of Tinea Cruris and / or Tinea Corporis in Ciamis District Hospital , West Java). 2015;42–51.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.15006
  Â