Hubungan antara Perilaku Bullying dengan Tingkat Depresi pada Siswa/i SMPN 9 Bandung

Nur Azmi Afifah, Adjat S Rasjad, Tryando Bhatara

Abstract


Abstract. In 2015, 40% of young people in Indonesia experienced bullying at school. Data from the KPAI (Child Protection Commission) from 2011 to August 2014, the number of bullying cases ranked highest in Indonesia. the most extreme psychological impact on victims of bullying is psychological disorders such as excessive anxiety, depression, fear, suicidal ideas and the emergence of post-traumatic stress disorder. Depressive symptoms increase from childhood to adolescence, and signs of depression increased between the ages of 13-15 years. bullying can be a psychosocial stressor in children and adolescents, and trigger depression in adolescent students in Indonesia. Methods This study was an observational analytic study using the cross sectional method. The research subjects were students of 9 junior high school Bandung. The number of samples taken was 459 respondents. The study used an instrument APRI (Adolescent Peer Relations Instrument) questionnaire and BDI (Beck depression Inventory) by spreading questionnaire, each questionnaire contained 18 and 21 questions. The results showed that the percentage students of 9 junior high school Bandung who were victims of bullying was 98.04%, while those who experienced depression were 40.63%, mild depression 19.5%, moderate depression 18.3% and major depression 3.05% . There is no significant relationship between bullying and depression using the chi-square test with P = 0.857. The study showed a statistically insignificant relationship between bullying and depression in students of SMPN 9 Bandung, this was caused by several factors involved such as psychodynamic, biological, psychosocial, and different defense mechanisms in each student of SMP 9 Bandung.

Keywords:   bullying, depression, students of 9 junior high school Bandun

Abstrak. Pada tahun 2015 menunjukkan 40% anak muda di Indonesia mengalami bullying di sekolah. Data KPAI (Komisi Perlindungan Anak) dari tahun 2011 sampai Agustus 2014 jumlah kasus bullying menduduki peringkat teratas di Indonesia. dampak psikologis yang paling ekstrim terjadi pada korban bullying yaitu muncul gangguan psikologis seperti cemas berlebihan, depresi, ketakutan, munculnya ide bunuh diri dan munculnya gangguan stress pasca trauma. gejala depresi meningkat mulai dari masa kanakâ€kanak ke masa remaja, dan tanda meningkatnya depresi muncul antara usia 13 – 15 tahun. bullying dapat menjadi stressor psikososial pada anak dan remaja, dan memicu terjadinya depresi pada siswa remaja di Indonesia. Metode Penelitian ini bersifat penelitian observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional.subjek penelitian adalah siswa/i SMPN 9 Bandung. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 459 responden. Penelitian menggunakan instrumen berupa kuesioner APRI (Adolescent Peer Relations Instrument) dan BDI (Beck depression Inventory) dengan cara menyebarkan kuesioner yang masing-masing kuesioner berisi 18 dan 21 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan persentase siswa/i SMPN 9 Bandung yang mendapat perilaku bullying terdapat 98,04%, sedangkan yang mengalami depresi adalah 40,63%, depresi ringan 19,5%, depresi sedang 18,3% dan depresi berat 3,05%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara perilaku bullying dan depresi menggunakan uji chi-square test dengan P=0,857. Penelitian menunjukkan hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara bullying dan depresi pada siswa/I SMPN 9 Bandung, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang terlibat seperti faktor psikodinamik, biologis, psikososial, dan defence mechanism yang berbeda pada setiap siswa/I SMPN 9 Bandung.

Kata kunci: bullying, depresi, siswa/i SMPN 9 Bandung

 



Keywords


bullying, depresi, siswa/i SMPN 9 Bandung

Full Text:

PDF

References


Indonesia U. Laporan Tahunan Indonesia 2015. UNICEF Lap Tah Indones 2015[Internet].2015;1–19.Availablefrom: https://www.unicef.org/indonesia/id/Laporan_Tahunan_UNICEF_Indonesia_2015.pdf

Marela G, Wahab A, Marchira CR. Bullying verbal menyebabkan depresi remaja SMA Kota Yogyakarta. 2017;83–90.

Kardiana IGS, Westa IW. Gambaran Tingkat Depresi Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa Di Smp Pgri 2 Denpasar Prevalence of Depresion on Bullying Among Student in Junior High School Pgri 2 Denpasar. 2015;

Haryanto, Wahyuningsih HD, Nandiroh S. Sistem Deteksi Gangguan Depresi Pada Anak-anak dan Remaja. J Ilm Tek Ind [Internet]. 2015;14(2):142–52.Availablefrom: http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/998

Atas M, Banda DI. Firsta Faizah & Zaujatul Amna. 2017;3(1):77–84.

Aprilia Ramadhani, Sofia Retnowati. Depresi Pada Remaja Korban Bullying. J Psikol UIN Sultan Syarif Kasim Riau. 2013;9(Desember):73–9.

Darmayanti N. Meta †Analisis : Gender Dan Depresi Pada Remaja. 2002;35(2):164–80.

Wang J, Nansel TR, Iannotti RJ. Cyber and traditional bullying: Differential association with depression. J Adolesc Heal [Internet]. 2011;48(4):415–7.Availablefrom: http://dx.doi.org/10.1016/j.jadohealth.2010.07.012

Andriani N, Elita V, Rahmalia S, Studi P, Keperawatan I, Riau U. HUBUNGAN BENTUK PRILAKU BULLYING DENGAN TINGKAT STRES. 2011;




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.14866

Flag Counter    Â