Efek Analgetik Ekstrak Etanol Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) terhadap Nyeri Akut pada Tikus yang Diinduksi dengan Metode Tail Immersion

Mohammad Syahrir Syahruddin, Santun Bhekti Rahimah, Budiman Budiman

Abstract


Nyeri merupakan sensasi emosional berupa perasaan tidak nyaman akibat adanya suatu kerusakan jaringan. Nyeri dapat diakibatkan oleh suhu yang ekstrim. Salah satu obat pereda nyeri yang dapat digunakan adalah obat-obatan herbal. Kunyit putih merupakan salah satu dari obat-obatan herbal yang dapat digunakan sebagai obat pereda nyeri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui efek analgetik dan dosis efektif kunyit putih dalam meredakan nyeri. Penelitian ini dilakukan terhadap 28 ekor tikus putih jantan Galur wistar yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif yang tidak diberikan apapun, kelompok kedua sampai kelompok keempat merupakan kelompok perlakuan yang diberikan dosis ekstrak etanol kunyit putih dengan dosis berbeda setiap kelompoknya, yaitu 40 mg/KgBB, 80 mg/KgBB, dan 160 mg/KgBB. Pengukuran efek analgetik dilakukan dengan cara mengukur waktu laten menggunakan metode Tail Immersion. Hasil uji statistik ANOVA dengan nilai probabilitas <0,001 menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol kunyit putih sebesar 40 mg/KgBB, 80 mg/KgBB, dan 160 mg/KgBB menunjukan nilai perbedaan yang signifikan. Hasil uji post hoc Tukey menunjukan perbandingan antar kelompok menunjukan perbedaan yang signifikan, kecuali antar kelompok dengan dosis 80 mg/KgBB dan kelompok dengan dosis 160 mg/KgBB. Hal ini menunjukan bahwa dosis efektif ekstrak etanol kunyit putih sebagai obat pereda nyeri adalah 80 mg/KgBB. Efek analgetik yang terbentuk diakibatkan karena Kurkumin yang merupakan zat aktif pada kunyit putih dapat menghambat kerja enzim siklooksigenase, sehingga prostaglandin tidak terbentuk.

Keywords


Nyeri; Kunyit putih; Tikus putih jantan Galur wistar; Metode Tail Immersion.

References


Harold Merskey D, Nikolai Bogduk M, PhD, editors. Classification of Chronic Pain Description of Chronic Pain Syndromes and Definitions of Pain Terms. 2 ed. Seattle.

Vadivelu N, Whitney CJ, Sinatra RS. Pain Pathways and Acute Pain Processing. In: Sinatra RS, Leon-Cassasola OAd, Ginsberg B, Viscusi ER, editors. Pain Physiology and Pharmacology.

Gowri S, Vijaya N, Powar R, Honnungar R, Mallapur. Epidemiology and Outcome of Burn Injuries. J Indian Acad Forensic Med. 2012;34(4):312-4.

Muhammad A. Munir M, Nasr Enany M, Jun-Ming Zhang M, MD. Nonopioid Analgesics. Anesthesiology Clin. 2007(25):761 - 74.

Meek IL, Laar MAFJvd, Vonkeman HE. Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs: An Overview of Cardiovascular Risks. Pharmaceuticals. 2010;3:2146-62.

Riset Kesehatan Dasar. In: RI KK, editor.: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2013.

Ikawati Z, Yuniarti N, Margono SA. The Analgesic Effect of a Curcumin Analogue 1,5-bis(4’-hydroxy-3’-methoxyphenyl)-1,4-pentadien-3-on (Gamavuton-0) in acute and persistent pain. Applied Pharmaceutical Science. 2014;4(8):48-51.

Sharma RA, Gescher AJ, Steward WP. Curcumin: The story so far. European journal of cancer. 2005:1955-68.

Alam Fein PD. Nociceptors and the Perception of Pain. Farmington: University of Connecticut Health Center; 2012.

Lilley LL, Collins SR, Synder JS. Analgesic Drugs. Pharmacology and the Nursing Process. 7th ed2014. p. 151-77.

Tholkappiyavathi K, Selvan KM, Neyanila SK, Yoganandam GP, Gopal V. A Concise Review on Curcuma Zedoaria. Inter J of Phytotherapy. 2013;3(1):1-4.

Ridwan E. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. J Indon Med Assoc. 2013;63(3):112-6.

Isbagio DW. Euthanasia Pada Hewan Percobaan. Media Litbangkes. 1992;11(1):18-24.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1468

Flag Counter    Â