Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Kusta di Puskesmas Taktakan Kota Serang Tahun 2017

Yoga Yudantara, Alya Tursina, Yuke Andriane

Abstract


Abstract. Leprosy in Indonesia is still a public health problem which needs serious attention because it is still not completely controlled. The incidence rate of leprosy in Serang City Banten Province at 2015 was still high and increasing with 23 new cases. A Community Health Centre which has the highest incidence rate is Community Health Centre of Taktakan with 16 new cases detected. Research purpose are to determine the factors that influence the incidence of leprosy, included duration of contact, nutritional status, education, knowledge and residential density. Research methods use a case control design. Cases were residents of Taktakan District Serang City that have been diagnosed as leprosy by health workers in Community Health Centre of Taktakan in 2017. Control were residents of Taktakan District Serang City who has not been diagnosed as leprosy and live at the same neighborhood. Samples were taken by purposive sampling. Total of samples in this research was 40 people. Data analysis using Chi - Square test. The analysis showed the factors that influence the leprosy incidence were duration of contact (p=0.017 and OR=0.429) and nutritional status (p=0.001 and OR=2.636). The conclusion, duration of contact > 2 years and poor nutritional status affect the leprosy incidence. Duration of contact > 2 years had 0.429 times more at risk of having leprosy compare to duration of contact < 2 years. Poor nutritional status had 2.363 times more at risk of having leprosy compare to good nutritional status.

Key words: duration of contact, leprosy, nutritional status, risk factors.

Abstrak. Penyakit kusta di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius karena belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Penemuan kasus kusta di Kota Serang Provinsi Banten pada tahun 2015 masih tinggi dan terjadi peningkatan sebanyak 23 kasus. Puskesmas dengan penemuan penderita kusta terbanyak adalah Puskesmas Taktakan yang berjumlah 16 kasus. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kusta, meliputi lama kontak, status gizi, status pendidikan, pengetahuan dan kepadatan hunian. Metode penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah warga yang tercatat sebagai penderita Kusta yang berobat di Puskesmas Taktakan pada tahun 2017. Kontrol adalah warga yang tidak menderita kusta yang tinggal bertetangga dengan kelompok kasus. Data diambil berdasarkan purposive sampling. Total sampel pada penelitian ini adalah 40 orang. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kusta yaitu lama kontak > 2 tahun (p=0,017 dan OR=0,429) dan status gizi yang kurang (p=0,001 dan OR=2,636). Simpulan penelitian, kondisi lama kontak > 2 tahun dan kurang gizi memengaruhi kejadian kusta. Riwayat lama kontak > 2 tahun lebih berisiko mengalami kejadian penyakit kusta 0,429 kali dibandingkan dengan lama kontak < 2 tahun. Status gizi kurang lebih berisiko mengalami penyakit kusta sebesar 2,363 kali dibandingkan dengan status gizi cukup.

Kata Kunci: faktor risiko, kusta, lama kontak, status gizi.


Keywords


faktor risiko, kusta, lama kontak, status gizi.

Full Text:

PDF

References


Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2016.

World Health Organization. Weekly Epidemiological Record, 2016, vol. 91, 35

Dinas Kesehatan Kota Serang. Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2015. Serang: Dinas Kesehatan Kota Serang, 2015.

Bustan, M. N. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2012

Kemenkes RI. Info DATIN Kusta. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2015

Setiani L Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang. 2014

Apriani DN, Rismayanti, Wahiduddin. Faktor Risiko Kejadian Kusta Di Kota Makassar. 2014

World Health Organization. Nutrition. 2017. Diunduh dari: http://www.who.int/nutrition/en/.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Bacterial Infections in Robbins and Cotran Pathological Basis of Disease. 8th Edn. Philadelphia. Saunders Elsevier. 2010.

Muharry A. Faktor risiko kejadian kusta. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2014;9(2):174-82.

Yunus M, Kandou GD, Ratag B. Hubungan Antara Pengetahuan, Jenis Kelamin, Kepadatan Hunian, Riwayat Keluarga dan Higiene Perorangan Dengan Kejadian Penyakit Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumata Kota Ternate Selatan. Tumou Tou. 2015;1(3).

World Health Organization. Leprosy. 2018. Diunduh dari: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs101/en/.

Sudarsana IK. Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia. Jurnal Penjaminan Mutu. 2016 Feb 9;1(1):1-4.

Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

World Health Organization. Frequently Asked Questions on Leprosy. New Delhi: World Health Organization, 2013.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.13482

Flag Counter    Â