Derajat Beban Kerja Fisik Tidak Berhubungan dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah (Studi Pada Petugas Sampah Di Kecamatan Bandung Wetan Tahun 2018)

Dinia Anugrah Putri, M Ahmad Djojosugito, Gemah Nuripah

Abstract


Abstract. Bandung Wetan district is one of the districts in the center of Bandung with significant increase of migrant population. Such rapid population growth in urban areas has resulted in an increase in the amount of garbage, the physical workload of local garbage officers becoming larger. A physical workload is a job that requires the physical strength of its workers. Because it requires physical activity, the physical workload is one of the risk factors for low back pain. Low back pain (LBP) is the most frequent musculoskeletal disorder affecting 70% -85% of the adult population. The purpose of this study is to determine the relationship between physical workload with the low back pain events on garbage officer in Bandung Wetan District in 2018. This research is a observational analytical research (quantitative) with cross sectional design, consisting of a sample of 78 garbage officers. Data collected using measurement of physical workload based on cardiovascular load, and low back pain (LBP) with questionnaires. Most garbage officers in Bandung Wetan district in 2018 have a heavy physical workload that is as much as 75 people (96.2%) and have low back pain events that is as many as 48 people (61.5%). There was no significant correlation between physical workload and low back pain events on garbage officer in Bandung Wetan District in 2018 with p = 0,281 (p> 0,05). There was not associated because there were other factors that influence the events of low back pain that were individual factors such as age, sex, body mass index, years of work, smoking habits, level of education, physical activity, and history of vertebral disease / trauma, work factors, and environmental factors.

Keywords: Physical workload, Low back pain (LBP)

Abstrak. Kecamatan Bandung Wetan adalah salah satu kecamatan di pusat kota Bandung dengan pertambahan penduduk pendatang yang signifikan. Pertambahan penduduk yang demikian pesat di daerah perkotaan telah mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah, beban kerja fisik pada petugas sampah setempat menjadi lebih besar. Beban kerja fisik merupakan pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik dari para pekerjanya. Karena membutuhkan aktifitas fisik, maka beban kerja fisik menjadi salah satu faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah (NPB) adalah gangguan muskuloskeletal paling sering yang mempengaruhi 70%–85% populasi dewasa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan beban kerja fisik dengan kejadian nyeri punggung bawah pada petugas sampah di Kecamatan Bandung Wetan tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional (kuantitatif) dengan rancangan penelitian cross sectional, terdiri dari sampel 78 orang petugas sampah. Data yang di kumpulkan menggunakan pengukuran beban kerja fisik berdasarkan cardiovascular load, dan nyeri punggung bawah (NPB) dengan kuesioner. Sebagian besar petugas sampah di Kecamatan Bandung Wetan tahun 2018 memiliki beban kerja fisik tidak berat yaitu sebanyak 75 orang (96,2%) dan memiliki keluhan nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 48 orang (61,5%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung bawah pada petugas sampah di Kecamatan Bandung Wetan tahun 2018 dengan nilai p=0,281 (nilai p>0,05). Tidak terdapat hubungan dikarenakan terdapat faktor lain yang mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah yaitu faktor individu seperti usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, masa kerja, kebiasaan merokok, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit/trauma pada vertebra, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan.

Kata kunci: Beban kerja fisik, Nyeri punggung bawah (NPB)


Keywords


Beban kerja fisik, Nyeri punggung bawah (NPB)

Full Text:

PDF

References


Budiono, A. M Sugeng, Bunga Rampai Hiperkes dan KK Higiene Perusahaan Ergonomi Kesehatan Kerja Keselamatan Kerja, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

Depkes RI. Upaya Pekerja Sektor Informal Layanan Kesehatan Kerja. 2016. Tersedia dari: http://www.depkes.go.id/article/view/16110900002/hidupkan-pos-ukk-agarpekerja-sektor-informal-tersentuh-layanan-kesehatan-kerja-.html

Riswan Dwi Djatmiko, M.Pd. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Edisi ke-1. Yogyakarta; 2016.

Rezaee M, Ghasemi M, Jafari NJ. Low Back Pain and related Factors among Iranian Office Workers. IJOH. 2011 Jan;3(1): 23-28

Persatuan Dokter Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik Perdossi. Jakarta: Perdossi; 2006.

Duthey B. Background Paper 6.24 Nyeri Punggung Bawah: Priority Medicines for Europe and the World. WHO; 2013

Palma, L. Preferensi mahasiswa pendatang dalam menentukan lokasi pondokan dan implikasinya terhadap ruang Kota Bandung. Bandung; 2002

Bradley WG. Low Back Pain. AJNR. 2007 May; 28:990-992.

Andini F. Risk factors of low back pain in workers. J Majority. 2015 Jan;4:12-19. 32.

Sakinah, Djajakusli R, Naeim F. Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap. R Unhas. 2012:1-10.

Damanhuri E, Padmi T. Pengelolaan Sampah. FTSL ITB. Bandung; 2011.

Sendy M. Najoan, Paul A. T. Kawatu, Nancy S. H. Malonda. Hubungan antara beban kerja fisik terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja sangrai kacang di kecamatan kawangkoan. Universitas Sam Ratulangi; 2010.

Nurzannah, Makmur Sinaga, Umi Salmah. Hhubungan faktor resiko dengan terjadinya nyeri punggung bawah (low back pain) pada tenaga kerja bongkar muat (tkbm) di pelabuhan belawan medan; 2015

Santoso. Buku ajar gangguan sistem kardiovaskuler. Yogyakarta : Muha Medika;2010

Jalu Kusworo. Perbedaan Cardiovascular Load pada Lansia di Pedesaan dan Perkotaan. 2015. Apr 20; Tersedia dari: http://eprints.ums.ac.id/38562/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Widiyanto. Latihan Fisik dan Asam Laktat. Medikora. 2007 aprl;3(1):61-77




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.12972

Flag Counter    Â