Penurunan Efektivitas Pengobatan Tuberkulosis pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan Diabetes Mellitus

Abstract

 

Abstract. Pulmonary tuberculosis (TB) is still become a glissue. Indonesia is the second country with the highest incidence of pulmonary TB in the world. The high incidence of TB is influenced by the presence of Diabetes Mellitus (DM) in pulmonary TB patients. The presence of DM can reduce the effectiveness of TB treatment. This study aimed to determine the relationship of Diabetes Mellitus with the effectiveness of TB treatment in pulmonary TB patients at the Bandung Center for Community Lung Health (BBKPM) 2013-2017. Data were obtained from medical records of pulmonary TB patients who were treated at the BBKPM in 2013-2017 with a total sample of 570 people and the number of samples that met the inclusion criteria were 172 people. The results of the study using Chi Square test showed that most pulmonary tuberculosis patients with DM or without DM had negative smear examination results after receiving TB treatment for 6 months as many as 91.9%, but in pulmonary TB patients with DM there were 14.3% patients who have positive smear after receiving TB treatment for 6 months. Statistical test results showed a P value of 0.031 (P <0.05) with a prevalence rate of 1.88. From these results it can be concluded that there is a relationship between DM with the effectiveness of TB treatment. In TB patients with DM there was a decrease in treatment effectiveness of 1.88x greater than TB patients without DM. The causes of TB treatment to be ineffective in TB patients with DM are influenced by a number of factors including a decreased immune system and low levels of anti-tuberculosis drugs in the blood.

Keyword: Diabetes Melitus, Effectiveness of TB Treatment, Pulmonary Tuberculosis

Abstrak. Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Indonesia menjadi negara urutan kedua dengan angka kejadian TB paru tertinggi di dunia. Tingginya kejadian TB salah satunya dipengaruhi oleh adanya Diabetes Mellitus (DM) pada pasien TB paru. Adanya DM dapat menurunkan efektivitas pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Diabetes Mellitus dengan efektivitas pengobatan TB pada pasien TB paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung tahun 2013-2017. Data didapatkan dari rekam medik pasien TB paru yang berobat di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung tahun 2013-2017 dengan total sampel 570 orang dan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 172 orang. Hasil penelitian menggunakan uji Chi Square menunjukkan sebagian besar pasien TB paru baik dengan DM maupun tanpa DM memiliki hasil pemeriksaan BTA negatif setelah mendapat pengobatan TB selama 6 bulan yaitu sebanyak 91,9%, akan tetapi pada pasien TB paru dengan DM terdapat 14,3% pasien yang memiliki BTA positif setelah mendapat pengobatan TB selama 6 bulan. Hasil uji statistik menunjukkan nilai P 0,031 (P<0,05) dengan nilai prevalensi rate 1,88. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara DM dengan efektivitas pengobatan TB dan terdapat penurunan efektivitas pengobatan pada pasien TB dengan DM  sebesar 1,88x lebih besar daripada pasien TB tanpa DM. Penyebab pengobatan TB menjadi tidak efektif pada pasien TB dengan DM dipengaruhi beberapa faktor diantaranya sistem imun yang menurun dan rendahnya kadar obat anti tuberkulosis di dalam darah.

Kata kunci : Diabetes Melitus, Efektivitas Pengobatan TB, Tuberkulosis Paru