Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Diastol

bryan rizaldi, Adjat S Rasjad, Tinni Rusmartini

Abstract


Peningkatan  Body Mass Index erat kaitannya dengan penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan berat badan sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi pada orang obesitas berdasarkan laporan dari Swedish Obese Study. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi tentang korelasi antara lingkar pinggang dengan gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan terkanan darah diastol pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.Metode penelitian menggunakan analisis observasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara consecutive sampling dengan sampel sebanyak 44 orang, serta teknik ststistik menggunakan correlation pearson.Didapatkan korelasi bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistole (nilai p = 0,004) dengan arah korelasi positif, dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,429). Artinya semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah sistolenya. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastole (nilai p = 0,798).Kesimpulan Semakin bertambah lingkar pinggang, maka semakin tinggi pula kadar gula darahnya dan semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Dengan kekuatan korelasinya sedang. Tidak terdapat korelasi bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.

Keywords


Gula Darah Sewaktu, Lingkar Pinggang, Tekanan Darah Sistol, Tekanan Darah Diastol.

References


World Health Organization (WHO) 2014. Commission on Ending Childhood Obesity. Geneva, World Health Organization, Departement of Noncommunicable disease surveillance.

Sihombing M. Hubungan perilaku merokok konsumsi makanan/minuman dan aktivitas fisik dengan penyakit hipertensi. Majalah kedokteran Indonesia, Volume 60,2010.

Executive summary of the third report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III). 2010. JAMA. 285:2486-2497.

Forum Diagnosticum no 52012 25 ohd. Resistensi Insulin dan Inflamasi pada pria Obesitas Sentral. Tersedia dari: https://infolaboratoriumkesehatan.com/2013/02/06/

Marks DB, Marks AD, Smith CM. Metabolisme Karbohidrat. Dalam: Suyono J, Sadikin V, Mandera L, editor edisi bahasa Indonesia. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC, 2010; p.381-4.

Dewi DAP. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Masyarakat Dusun Samu Mambal Kabupaten Badung. Journal Pengabdian kepada Masyarakat. 2008;7.

PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2008. Jakarta: PERKENI; 2008.

Ibnu M. Dasar-dasar fisiologi kardiovaskuler. Jakarta : EGC, 1996.

Boedhi D. Mengamati perjalanan epidemiologi hipertensi di Indonesia.Medika 2010; 7: 442-448.

Kronenberg, Henry. II. Williams, Robert Hardin. III. Body fat and lipid metabolism. In: Kronenberg, penyunting. Williams Textbook of Endocrinology. Edisi ke-11. Philadelphia, PA 19103-2899; 2008. Hlm. 1563-1580.

Adam FMS, Adam JMF. Adiponektin, resistensi insulin pada obesitas. Penelitian pendahuluan. Dari penelitian East Indonesia Diabetes Epidemilogy Group (EIDEG). Naskah lengkap the 4th National Obesity Symposium and the 2nd National Symposium on Metabolic Syndrome. Makassar; 2005. 254-269.

Pinzon R. Indeks Massa Tubuh sebagai Faktor Risiko hipertensi pada Usia Muda. Cermin Dunia Kedokteran; 1999,123:9-11.

Novianingsih, Eva, Apoina K. Hubungan Antara Beberapa Indikator Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Remaja. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran; 2012.

.

Supariasa I, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Buku kedokteran EGC. Jakarta; 2012. Hal 59-60.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1226

Flag Counter    Â