Hubungan Trombositopenia dengan Manifestasi Klinis Perdarahan pada Pasien Demam Berdarah Dengue Anak

Nifa Hanifa Fitriastri, Rika Nilapsari, Mia Kusmiati

Abstract


Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang berbahaya dan telah menjadi masalah endemik di lebih dari 110 negara. Demam berdarah dengue ditandai dengan empat kriteria WHO yaitu demam tinggi atau baru saja mengalami demam tinggi selama 2-7 hari, terdapat manifestasi perdarahan, trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/mm3), dan terdapat tanda peningkatan permeabilitas vaskular. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penurunan kadar trombosit dengan manifestasi klinis perdarahan pada pasien DBD.

Desain penelitian adalah deskripsi analitik dengan pendekatan cross sectional dan dan dianalisis dengan uji hipotesis chi square. Populasi penelitian ini adalah pasien demam berdarah dengue anak yang dirawat inap di RS Al-Islam Bandung sebanyak 80 sampel, data diambil dari bulan Maret sampai dengan Juni 2015 di bagian rekam medis RS Al-Islam. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang tertulis pada data rekam medis pasien.

Hasil penelitian ini didapatkan kadar trombosit terbanyak pada rentang 50.000-99.99950.000-99.999 /µL sebanyak 40 (50%) sampel dan manifestasi klinis perdarahan terbanyak adalah epistaxis sebanyak 40 (50%) sampel. Dari hasil uji hipotesis didapatkan nilai p untuk kadar trombosit pada rentang 100.000-150.000 adalah p=0,136, kadar trombosit pada rentang 50.000-99.99950.000-99.999 adalah p=0,116, kadar trombosit pada rentang 20.000-49.999 adalah p=0,359, dan kadar trombosit pada rentang <20.000 adalah p=0,367.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara kadar trombosit dengan manifestasi klinis perdarahan pada pasien DBD anak.

 

 

CallSend SMSCall from mobileAdd to SkypeYou'll need Skype CreditFree via Skype

Keywords


demam berdarah dengue, manifestasi klinis perdarahan, trombosit

References


Kemenkes RI. Situasi DBD di Indonesia. infoDATIN. 2014.

Goldman, Ausielo. Cecil medicine. Edisi ke-23. Philadelphia. Elsevier; 2007.

WHO. Dengue guideline for diagnosis, treatment, prevention, and control. New Edition. Geneva; 2009.

F.Brooks G, S.Butel J, Morse SA. Mikrobiologi kedokteran. Edisi ke-23. Saiah R, editor. Jakarta: EGC; 2008.

Guerrant RL, Walker DH, Weller PF. Tropical infectious disease principles, pathogen, and practice. Edisi ke-2. Philadelphia: Elsevier; 2006.

Wilson D. Lange:Diagnosis and treatment in infectious disease. New York: Mc. Graw Hill; 2001.

Harmening DM. Clinical hematology and fundamentals of hemostasis. Edisi ke-5. Philadelphia: F.A Davis Company; 2009.

Ciesla B. Hematology in practice. Philadelphia: F.A Davis Company; 2007.

Lichtman MA, Beutler E, et al. William’s Hematology. Edisi ke-7. New York: Mc. Graw Hill; 2006.

Berawi MM, Nisa K, Agustina D. Gambaran manifestasi klinis dan laboratorium DBD di bagian anak RSUD Dr. Abdul Moeloek. J Kedokt Kesehat Univ Lampung. 2011;2.

Gamble J, Bethel D, et al. Age related changes in microvascular permeability : A significant factor in the suspectibility of children to shock. Clin Scin. 2000;98:211–6.

Karyanti MR, Hadinegoro SR. Perubahan epidemiologi demam berdarah dengue di Indonesia. Sari Pediatr. 2009 [diunduh 14 Juli 2015];10(Epidemiologi DBD di Indonesia):1–9. Tersedia dari: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/10-6-12.pdf.

Dhillon DGPS. Guideline for clinical management of dengue fever, dengue haemorrhagic fever and dengue shock syndrome. Delhi: Directorate of National Vector Borne Disease Control Programme; 200.

Yuwono IF. Penurunan jumlah trombosit sebagai faktor resiko terjadinya perdarahan pada pasien demam berdarah dengue dewasa di RSUP Dr. Kariadi. Universitas Diponegoro Semarang; 2007.

Cook GC, Zumla AI. Manson’s tropical medicine. Edisi ke-22. Philadelphia: Elsevier; 2008.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1046

Flag Counter    Â