KAJIAN STUDI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PASIRBAJING KABUPATEN GARUT DITINJAU DARI PERKEMBANGAN WILAYAH

Kiagus Fachriza Chairizki, Hani Burhanudin

Abstract


Abstrak. Sampah selama ini kurang mendapat perhatian serius dan hanya dianggap â€hal kecil†bagi pemerintah daerah dan masyarakat pada umumnya.  Berbagai masalah terjadi pada keberadaan dan ketersediaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di beberapa kota di Indonesia. Permasalahan muncul sebagai akibat dari ketersediaan lahan yang terbatas dan kondisi fisik serta lingkungan yang tidak memenuhi kriteria Standar Nasional Indonesia tentang pemilihan lokasi TPA, belum lagi dengan adanya perkembangan penduduk maka, sudah tentu akan berdampak pada berkurangnya ketersediaan lahan.  Berdasarkan RTRW Kabupaten Garut 2011-2031 ada 4 TPA yang di rencanakan untuk memenuhi kegiatan persampahan Kabupaten Garut. Tiga diantaranya telah beroprasi yaitu TPA regional legok nagka, TPA Malangbong, serta TPA rencana di Kabupaten Cikajang dan Pakejeng dan TPA Pasirbajing di Kecamatan Banyuresmi sebagai TPA utama dalam melayani kegiatan persampahan. Akibat dari persoalan yang dihadapi yaitu ketersediaan lahan yang semakin menipis seiring dengan perkembangan wilayah serta peruntukan lokasi yang perlu dikaji maka muncul kekhawatiran mengenai kondisi status TPA Pasir Bajing apakah TPA ini layak untuk digunakan seiring dengan perkembangan wilyahnya? Metoda  yang dilakukan adalah dengan pendekatan teknis, pendekatan kualitatif, dan pendekatan kuantitatif. Dari data yang dihimpun dilakukan perhitungan proyeksi timbulan sampah, serta kebutuhan luas lahan untuk menampung kegiatan persampahan.  Dari analisis ini akan diketahui kebutuhan jumlah timbulan sampah serta luas lahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan persampahan. Selanjutnya akan didapatkan status  kelayakan berdasarkan daya tampung serta kelayakan lokasi hingga rekomendasi kebutuhan TPA. Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan hasil bahwa TPA Pasirbajing sudah tidak layak dioperasikan sebagai TPA dikarenakan TPA tersebut sudah melebihi daya tampung dan daya dukung TPA.  Berdasarkan hal tersebut bahwa perlu adanya pengganti TPA Pasirbajing agar dapat menampung sampang di Kabupaten Garut. Potensi serta arahan rekomendasi lokasi TPA pengganti TPA Pasir Bajing setelah di cocokan dengan peta rencana pola ruang berada di  Kecamatan Pakenjeng (sesuai RTRW) untuk pelayanan Garut Selatan dan di Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Pasiwangi, Kecamatan Leles, Kecamatan Leuwigoong, Kecamatan Balubur Limbangan, dan Kecamatan Banyuresmi untuk daerah pelayan Garut Utara (bila mana isu pemekaran benar akan terjadi).


Keywords


Planologi; Tempat Pembuangan Akhir Sampah; Pasirbajing

References


Asisten Praktikum, Buku Modul Praktikum Geologi Lingkungan, Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Bandung, 2007.

Basyarat Ade 2006 Tesis. Kajian Terhadap Penetapan Lokasi TPA Sampah Leuwi Nanggung – Kota Depok. Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Dan Kota Pasca Sarjana Universitas Dipenegoro 2006BPPT. Oktober 2002. Model Pengelolaan Persampahan Perkotaan, Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi. Jakarta

Budihardjo, Eko. 2005. Tata Ruang Perkotaan. PT Alumni, Bandung.

Chiras, D. D. 1985. Environmental Science A framework for Decision Making. Benjamin Cumings .USA.

Damanhuri, Enri. 2005. Longsornya TPA Leuwigajah Melengkapi Citra Buruk TPA di Indonesia. Departemen Teknik Lingkungan FTSP ITB. Bandung

Damanhuri, Enri Prof. 2010. Diktat Kuliah TL-3104 Pengelolaan persampahan/ PS.Teknik Sipil dan Lingkungan-ITB. Bandung

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia tentang Pengelolaan Sampah

Direktorat Riset Operasi Dan Manajemen. Deputi Bidang Analisa Sistem Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi. Jakarta

Dokumen Revitalisasi TPA Pasir Bajing 2012 Buku Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Pasir Bajing (Sumber : Dinas Kebersihan Kabupaten Garut)

Garut Dalam Angka 2009

Gumbira Said E, Murtadho, Juli , 1987, Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat, Mudiyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Hani Burhanudin Ir, MT. 2009. Modul Mata Kuliah Analisis Dampak Lingkungan. PS.PWK-UNISBA. Bandunng

Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB Bandung.

Nugroho, I. Dan Rochimin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta : LP3ES

Rhyner, C.R. 1995. Waste Management and Resource Recovery. Lewis Publishiers. Boca Raton. Florida

Renkow dan Rubin. 1998. The Cost of Solid Waste and Wastewater Service in The United States. NRWA. The United States of America.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011-2031. 2011. Buku Rencana. Pemerintah Kabupaten Garut. (Sumber: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah).

Rianto Bambang 2008. Tesis. Prospek Pengelolaan Sampah Nonkonvensional di Kota Kecil. Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Pasca Sarjana Universitas Dipenegoro 2008

Sidik, et al. 1985. Teknologi Pemusnahan Sampah dengan Incinerator dan Landfill.

Sarief E. Saifudin, Ilmu Tanah Pertanahan, Pustaka Buana, Bandung, 1986

SNI Persampahan 03-3241-1994

SNI Persampahan 19-3241-1994

Tchobanoglous, G., H. Theisen and S.A. Vigil. 1993. Integrated Solid Waste Management: Engineering Principles and Management Issues. McGraw-Hill International, New York, USA.

Undang – undang No. 18 tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.790

Flag Counter   Â