Identifikasi Ruang Kedaton Kesultanan Ternate dan Tidore

Novri L Muhammad, Ina Helena Agustina

Abstract


Abstract. Kedaton Region Sultanate of Ternate and Tidore is an area defined as the area of Cultural According to Law No. 11 of 2010. The two regions were declared as cultural heritage area developed as a cultural tourism area, because it has the valuable artefacts. Kedaton Sultanate as well as the central administrative center of the Kingdom. Kedaton is also a sacred place for the people Moloku Kie Raha because it has a sacred spaces by parties such as room kedaton praise, Sultanate mosque or Sigi Lamo, Dodoku Ali port, Ake Santosa, Ngaralamo and Sunyie. In addition to the sacred space there is also a special room Kedaton Sultan and Bobatonya in order to develop strategies for conquering the invaders. In addition to a place devoted to the Sultan and the region Bobatonya Kedaton Sultanate as well as a recreation center or a cultural tour with various relics which are still visible physically. But along with the times, the area kedaton Sultanate face the challenges of globalization region Kedaton Sultanate of Ternate and Tidore it is necessary to identify a system of spatial Kedaton Sultanate of Ternate and Tidore in order to maintain the integrity of the value of ancestors, analysis Identify the similarities and differences in comparison system keruangan between Kedaton Sultanate of Ternate and Tidore, the analysis method used is descriptive analysis which look at the history function and meaning of the formation of space Kedaton Sultanate of Ternate and Tidore, so that later the final result of the study that resulted in different functions, names and meanings of space available on each system keruang Kedaton Sultanate of Ternate and Tidore with activities each.


Abstrak. Kawasan kedaton Kesultanan Ternate dan Tidore merupakan Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya Menurut UU No 11 Tahun 2010.  dua kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan cagar budaya yang dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya, karena memiliki nilai artefak peninggalan yang berharga. Kedaton Kesultanan juga sebagai pusat pusat pemerintahan Kerajaan. Kedaton juga merupakan tempat yang sakral bagi penduduk Moloku Kie Raha karena memiliki ruang-ruang yang disakralkan oleh pihak Kedaton seperti kamar puji, mesjid Kesultanan atau Sigi Lamo, pelabuhan Dodoku Ali, Ake Santosa, Ngaralamo dan Sunyie. Selain ruang yang disakralkan Kedaton juga terdapat ruangan khusus sultan dan Bobatonya guna untuk menyusun strategi menaklukan para penjajah. Selain tempat yang di khususkan untuk Sultan dan para Bobatonya kawasan Kedaton Kesultanan juga sebagai pusat rekreasi atau wisata budaya dengan berbagai macam peninggalan yang hingga saat ini masih terlihat secara fisik. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kawasan kedaton Kesultanan menghadapi tantangan globalisasi dikawasan Kedaton Kesultanan Ternate dan Tidore maka perlu diidentifikasi sistem keruangan Kedaton Kesultanan Ternate dan Tidore demi menjaga keutuhan nilai dari leluhur, analisis Identifikasi persamaan dan perbedaan perbandingan sistem keruangan antara Kedaton Kesultanan Ternate dan Tidore, metode analisis yang dipakai adalah analisis Hermeneutika yang melihat sejarah fungsi dan makna pembentukan ruang Kedaton Kesultanan Ternate dan Tidore, sehingga nantinya diperoleh hasil akhir dari kajiannya itu menghasilkan perbedaan fungsi, nama dan makna ruang yang ada pada masing-masing sistem keruang Kedaton Kesultanan Ternate dan Tidore dengan kegiatannya masing-masing.


Keywords


Heritage, Space, Sultanate, Identification, Hermeneutik

References


BAPPEDA Provinsi Maluku Utara, Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Utara, Ternate : 2016

BAPPEDA Kota Ternate, Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ternate, Ternate : 2016

BAPPEDA Kota Tidore, Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan, Tidore : 2016

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Maluku Utara, Dokumen Rencana Induk Pariwisata Daerah Maluku Utara, Ternate : 2016

Undang-Undang No 11 Tahun 2010. Tentang Cagar Budaya, Republik Indonesia, Jakarta : 2016

Undang-Undang No 26 Tahun 2007.Tentang Penataan Ruang Republik Indonesia, Jakarta : 2016

Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008. Tentang Rencana Tata Ruang Nasional, Republik Indonesia, Jakarta : 2016

Undang-Undang No 26 Tahun 2007.Tentang Penataan Ruang Republik Indonesia, Jakarta : 2016

Putuhena, Saleh A. 2006. Sejarah Agama Islam di Ternate, Halmahera dan Raja Ampat, masinambauw, Penerbit Kepustakaan Kapata Maluku

Masmedia Pinem. 2007. Sigi Lamo dan Tinggalan Sejarah Islam di Ternate. Litbang dan Diklat Kementrian Agama.

Hidayatullah Syah, 2007. Suba Jou. Perpustakaan Moloku Kie Raha, Ternate, Maluku Utara Indonesia

Marlyn Salhuteru, 2012. Peninggalan Kolonial di Kampung Makian, Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Wuri Handoko. 2015. Tata Kota Islam (The City Of Islam Ternate), Penerbit Arkeologi Ambon-Indonesia.

Muridan Widjojo, 2015. Pemberontakan Nuku. Penerbit Komunitas Bambu Jakata, Indonesia.

Jenny Ernawati, 2015. Pengaruh Kosmologi Pada Kedaton Kesultanan Ternate, Perpustakaan Moloku Kie Raha, Ternate, Indonesia




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.6163

Flag Counter   Â