Kajian Studi Kelayakan Compact City di Kota Pendidikan Jatianangor
Abstract
Abstract. The Jatinangor area is one of the strategic areas in addition to the area designated as a national education area, the Jatinangor area is close to the metropoplitan city area of Bandung Raya. This has triggered the rapid growth of development in the wrong area. the other is in the field of accessibility, namely the construction of toll roads and reactivation of railroads. With the large physical growth it causes urban sprawl problems such as leapfrog development or random development, as well as congestion in the area. With the limited land available in the area, it also has the potential to cause slums, especially in the area around the university area. With the existing problems, space efficiency is needed on the area. The existence of the Compact City concept supports the occurrence of space efficiency in the Jatinangor area. Compact City was born with a high level of urbanization. Therefore, the aim of the research is to identify the feasibility of the Jatinangor area to become a compact city based on the existing problems. The method to be used in the research is mixed or mixed, which is a type of research in which researchers combine elements of qualitative and quantitative research approaches. Which is then described based on the compact city criteria. The conclusion of feasibility is based on feasibility variables such as completeness of facilities, density and policies that support the occurrence of Compact City.
Keywords: Compact city, Feasibility , Jatinangor, Sprawl, Leapfrog Development
Abstrak. Kawasan Jatinangor merupakan salah satu wilayah yang strategis selain kawasanya yang ditetapkan debagai kawasan pendidikan nasional , kawasan jatinangor dekat dengan kawasan kota metropoplitan bandung raya .Hal tersebut memicu pesatnya pertumbuhan pembangunan yang ada pada wilayah salah satunya pada bidang aksesibilitas yaitu pembangunan jalan tol dan reaktivasi rel kereta api. Dengan besarnya pertumbuhan secara fisik mengakibatkan masalah urban sprawl seperti leapfrog development atau pembangunan yang acak, serta kemacetan pada kawasan. Dengan keterbatasan lahan yang ada pada kawasan juga berpotensi menimbulkan terjadinya kentung – kantung permukiman kumuh khususnya pada daerah sekitar kawasan perguruan tinggi . Dengan permasalahan yang ada maka diperlukan adanya efisiensi ruang pada kawasan. Adanya konsep Compact City mendukung terjadinya efisensi ruang pada kawasan jatinangor .Compact City lahir dengan adanya tingkat urbanisasi yang tinggi . oleh sebab itu tujuan yang ada pada penelitian yaitu menidentifikasi kelayakan kawasan jatinangor menjadi compact city berdasarkan masalah yang ada. Metode yang akan digunakan pada penelitian bersifat campuran atau Mixed yang merupakan jenis penelitian di mana peneliti menggabungkan unsur-unsur pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Yang kemudian di deskripsikan berdasarkan kriteria compact city. Kesimpulan kelayakan yang dihasilkan berdasarkan variabel kelayakan seperti kelengkapan fasilitas, kepadatan dan kebijakan yang mendukung terjadinya Compact City.
Kata Kunci: Compact city, Kelayakan , Jatinangor, Sprawl, Leapfrog    DevelopmentKeywords
Full Text:
PDFReferences
PERDA Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
PERDA Kabupaten Sumedang No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten SumedangTahun 2011-2031
Ariastita, putu gde. (2017). Tugas akhir – rp 141501 strategi penerapan kota kompak berdasarkan pola urban compactness di kota bekasi.
Burton, E. (2002). Measuring urban compactness in UK towns and cities. Environment and Planning B: Planning and Design, 29(2), 219–250. https://doi.org/10.1068/b2713
Giasi, A. (2018). Pengaruh kekompakan perkotaan terhadap tingkat emisi dari sektor energi kegiatan transportasi. 1–115.
Febri, T. (2012). Kemungkinan Penerapan Konsep Kompak City Du Kawasan Jabodetabek. Universitas Indonesia . Natasya, A.. A,. (2017) Strategi Penerapan Kota Kompak Berdasarkan Pola Urban Compactness Di Kota Bekas.Institute Teknologi Sepuluh November.
Praditya, I. P., & Ariastita, P. G. (2016). Faktor-Faktor Pengaruh Ukuran Urban Compactness di Kota Denpasar, Bali. JURNAL TEKNIK ITS, 5 (1), C6- C11.
Mahriyar, M. Z., & Rho, J. H. (2014). The Compact City Concept in Creating Resilient City and Transportation System in Surabaya. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 135, 41–49. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.07.323
Stathakis, D and Tsilimigkas, G. (2013), Applying Urban Compactness Metrics On Pan-European Datasets, International Archives of The Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Vol XL-4/W1, 127-132
Neuman, M. (2005). The compact city fallacy. Journal of Planning Education and Research, 25(1), 11–26. https://doi.org/10.1177/0739456X04270466
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.31279
  Â