Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan BUMDes sebagai Peran Mewujudkan Kemandirian Desa
Abstract
Abstract. An independent village is a village that is able to meet its needs independently, in achieving the development of an independent village it is necessary to develop a village to improve the quality of life of the community through social resilience, economic resilience and ecological resilience. One of the village development strategies used to create an independent village is the establishment of a village institution, namely Village-Owned Enterprises (BUMDes), Village-Owned Enterprises (BUMDes) in Pasirmulya Village, Banjaran District, Bandung Regency, which are engaged in trading (warung), party equipment rental. and sports hall. However, the running of Village Owned Enterprises (BUMDes) in Pasirmulya Village is currently not running optimally. Many factors influence the development of BUMDes, namely the training variables (X1), reporting applications (X2), internet network conditions (X3), community participation (X4) and the market network (X5). The development of BUMDes as a role in building and developing the potential economic capacity of rural communities, enhancing the quality of life, strengthening the economy and increasing income will affect village independence. Based on this phenomenon, this research has the aim of knowing the factors that influence the development of village-owned enterprises in Pasirmulya Village and seeing the role of BUMDes in Realizing Village Independence. In achieving these objectives, this research uses quantitative research methods with a descriptive approach. The analytical tools used in this research are multiple linear regression analysis and quantitative descriptive analysis. The results showed that the factors influencing the development of BUMDes in Pasirmulya Village were influenced by the internet network condition variable (X3), reporting application variable (X2), and market network (X5) with the results of each variable having a t-count > t- table. Then based on the results of a descriptive analysis for the role of BUMDes in realizing village independence, it has a role which is indicated by the addition of PADes obtained from BUMDes management from 2017-2020, resulting in an increase in the value of IDM based on the Economic Index.
Keywords: BUMDes, Independent Village.Â
Abstrak. Desa mandiri merupakan desa yang mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri, dalam mencapai pengembangan desa mandiri perlu pembangunan desa untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui ketahanan sosial, ketahanan ekonomi serta ketahanan ekologi. Strategi pengembangan desa yang digunakan untuk terciptanya desa mandiri salahsatunya dengan dibentuknya suatu lembaga desa yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pasirmulya Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung yang bergerak dalam bidang perdagangan (warung), penyewaan alat pesta dan gedung olah raga. Namun berjalannya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pasirmulya saat ini belum berjalan secara optimal banyaknya faktor yang mempengaruhi perkembangan BUMDes yaitu dilihat dari variabel pelatihan (X1), aplikasi pelaporan (X2), kondisi jaringan internet (X3), partisipasi masyarakat (X4) dan jaringan pasar (X5). Perkembangan BUMDes tersebut sebagi peran dalam membangun dan mengembangan potensi kemampuan ekonomi masyarakat desa, mempertinggi kualitas kehidupan, memperkokoh perekonomian dan meningkatkan penghasilan akan mempengaruhi terhadap kemandirian desa. Berdasarkan fenomena tersebut penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui faktor yang mempengaruhi berkembangnya badan usaha milik desa di Desa Pasirmulya serta melihat peranan BUMDes dalam Mewujudkan Kemandirian Desa. Dalan mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan BUMDes di Desa Pasirmulya dipengaruhi oleh variabel kondisi jaringan internet (X3), variabel aplikasi pelaporan (X2), dan jaringan pasar (X5) dengan hasil dari masing-masing variabel memiliki nilai t-hitung > t-tabel. Kemudian berdasarkan hasil analisis deskriptif untuk peran BUMDes dalam mewujudkan kemandirian desa memiliki peranan yang ditunjukkan dengan adanya penambahan PADes yang diperoleh dari pengelolaan BUMDes dari Tahun 2017-2020 sehingga mengakibatkan adanya peningkatan nilai IDM berdasarkan Indeks Ekonomi.
Kata Kunci: . BUMDes, Kemandirian Desa
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agusta, Ivanovich Dkk. 2014. Indeks Kemandirian Desa (Metode, Hasil, dan Alokasi Program Pembangunan). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Anggraeni, Maria Rosa Ratna Sri. 2016. Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pada Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi Pada BUMDes di Gunung Kidul, Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Vol.28 No. 2, Hal: 155-167.
Alkadafi, Muammar. 2014. Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengelolaan Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa Menuju ASEAN Economic Community 2015. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Vol. 5 No. 1, Hal 32-40.
A.W. Widjaja, 1996. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 (sebuah Tinjauan), Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Badan Pusat Statistik Indonesia 2020. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Provinsi, 2019: Badan Pusat Statistik. Diakses 25 September 2020.
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP). 2007. Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Peratura Pemerintah No 43 Tahun 2014 tetang Peraturan Pelaksanaan BUMDes.
Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa
Permendesa PDTT nomor 2 tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Gunawan Ikbal Kamiludin , Chofyan Ivan (2021). Perubahan Tingkat Pendapatan Petani Pemilik Lahan Setelah Adanya Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Ciparay. Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota. 1(1). 7-14
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.29961
  Â