Identifikasi Pengembangan Atribut Pariwisata di Desa Wisata Lebakmuncang Kabupaten Bandung

Luzma Nuke Shafira, Yulia Asyiawati

Abstract


Abstract. Lebakmuncang Tourism Village is a tourism village that has the potential to be developed because it is strategically located in the Ciwidey Tourism Area and has the potential for agricultural land covering an area of 1,227.35 hectares, with the main attraction being agricultural education. However, 69% of tourists think that not all educational tourism attractions offered in marketing packages are carried out during educational tourism activities (Meita, 2019). In addition, the availability of amenities is not yet supportive, such as there are no public toilets and places for souvenirs. In terms of accessibility, it is easy to reach Lebakmuncang Tourism Village, but the directions to Lebakmuncang Tourism Village are only on Jalan Raya Utama. Meanwhile, based on the policy of Bandung Regency, Lebakmuncang Village has been designated as a Tourism Village in 2011. So that it can be said that Lebakmuncang Tourism Village has not developed well, therefore it is necessary to study the identification of tourism attributes with the aim of identifying the development of tourism attributes (attractions, amenities, and accessibility). This research was conducted by interviewing the community regarding the characteristics of the area and the attributes of tourism in Lebakmuncang Tourism Village. The analytical method used is descriptive analysis and suitability analysis of agricultural land related to tourism development. Lebakmuncang Tourism Village is under the responsibility of the Village Government and managed by POKJA Desa Wisata where the tourism activities only cover 2 RW (RW 18 & RW 25). The results showed that the existing attractions are only in the scope of 2 RWs with an area of 76.245 hectares, but there is land potential that can be developed for agricultural education attraction activities, so it is necessary to expand agricultural educational attractions and add other attractions. In addition, the availability of existing amenities is incomplete, especially to support tourism, so it is necessary to provide amenities such as the need for public toilets, souvenir places, places to eat, adequate parking space, agricultural education facilities etc. Accessibility to get to the Tourism Village is easy to reach, it's just that there is still a lack of directions to get to the Tourism Village and in the Tourist Area and the road conditions in the Tourist Area have not been completely repaired. So, it takes a plan / tourist guide and equal distribution of road conditions, both local and trail. As well as the need for community involvement for the development of an educational tourism village in Lebakmuncang based on Community Tourism according to the Guidelines for West Java Tourism Village.

Keywords: Educational Tourism, Development, Tourism Attributes,   Tourism Village.

 

Abstrak. Desa Wisata Lebakmuncang merupakan Desa Wisata yang berpotensi untuk dikembangkan karena berlokasi strategis di Kawasan Pariwisata Ciwidey serta memiliki potensi lahan pertanian yang luasnya 1.227,35 Ha, dengan atraksi utama yaitu edukasi pertanian. Akan tetapi, 69% wisatawan berpendapat tidak semua atraksi wisata edukasi yang ditawarkan dalam kemasan pemasaran dilaksanakan selama kegiatan wisata edukasi (Meita, 2019). Selain itu, ketersediaan amenitas belum mendukung, seperti tidak terdapat toilet umum dan tempat oleh-oleh. Secara aksesibilitas untuk menuju Desa Wisata Lebakmuncang sudah mudah terjangkau, akan tetapi petunjuk arah menuju Desa Wisata Lebakmuncang hanya ada di Jalan Raya Utama saja. Sedangkan, berdasarkan kebijakan Kabupaten Bandung Desa Lebakmuncang sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata pada tahun 2011. Sehingga dapat dikatakan  bahwa Desa Wisata Lebakmuncang belum berkembang dengan baik, maka dari itu diperlukan studi identifikasi atribut pariwisata dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengembangan atribut pariwisata (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas). Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada masyarakat terkait karaktertistik wilayah dan atribut pariwisata yang ada di Desa Wisata Lebakmuncang. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kesesuaian lahan pertanian terkait pengembangan wisata. Desa Wisata Lebakmuncang berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Desa dan dikelola oleh POKJA Desa Wisata yang mana kegiatan wisatanya hanya meliputi 2 RW (RW 18 & RW 25). Hasil penelitian menunjukkan bahwa atraksi yang ada hanya berada pada lingkup 2 RW saja dengan luas 76,245 Ha, akan tetapi terdapat potensi lahan yang dapat dikembangkan untuk kegiatan atraksi edukasi pertanian, sehingga dibutuhkannya perluasan kegiatan atraksi edukasi pertanian dan penambahan kegiatan atraksi lainnya. Selain itu, ketersediaan amenitas yang ada belum lengkap khususnya untuk penunjang pariwisata, sehingga dibutuhkan penyediaan amenitas seperti dibutuhkannya toilet umum, tempat oleh-oleh, tempat makan, lahan parkir yang memadai, fasilitas edukasi pertanian dll. Aksesibilitas untuk menuju Desa Wisata sudah mudah terjangkau, hanya saja masih minimnya petunjuk arah untuk menuju Desa Wisata maupun di Kawasan Wisata serta kondisi jalan di Kawasan Wisata belum rata sepenuhnya diperbaiki. Sehingga, dibutuhkannya denah/petunjuk wisata dan pemerataan kondisi jalan baik lokal maupun setapak. Serta dibutuhkannya keterlibatan masyarakat untuk pengembangan Desa Wisata edukasi di Lebakmuncang yang berbasis Community Tourism sesuai Pedoman Desa Wisata Jawa Barat.

Kata Kunci: Wisata Edukasi, Pengembangan, Atribut Pariwisata, Desa Wisata.


Keywords


Wisata Edukasi, Pengembangan, Atribut Pariwisata, Desa Wisata

Full Text:

PDF

References


Anonim. Desa Wisata Lebakmuncang. https://desawisatalebakmuncang.wordpress.com/ [Diakses Kamis Oktober 2019].

Fadil, T. M. 2019. Peran Café Sawah dalam Pengembangan Ekonomi Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. Volume 8.

Nur, Meita. 2019. Pengaruh Wisata Edukasi Alam Terhadap Pertumbuhan Desa (Studi Kasus: Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung). Universitas Islam Bandung.

Prasetyo, H. 2017. Arahan Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Suwena, I. K dan Widyatmaja, I.G.N. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan.

Tim Penyusun. 2018. Pedoman Pengelolaan Desa Wisata. Jawa Barat: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v6i2.22742

Flag Counter   Â