Studi Kelayakan Pengembangan Desa Manau Sembilan II Sebagai Destinasi Wisata Alam di Kabupaten Kaur

Aditya Dwi Novali, Weishaguna Weishaguna

Abstract


Abstract. This research departs from an indication that the village of Manau Sembilan II is not considered feasible to develop as a natural tourist destination. On the other hand, seeing the phenomenon in Manau Sembilan II Village has the potential to be developed in terms of tourism and natural recreation because the trend of touristtourist visits to tourist destination objects in Kaur Regency is quite significant. The problem arises when the level of appraisal of feasibility as a natural tourist destination is considered still not feasible from the physical aspects of the environment and tourist attraction objects. The physical condition of rural areas is less supportive because it is in the hills morphology and steep slope, and is in disaster-prone areas. In terms of the object of attraction, Manau Sembilan II Village has quite diverse natural tourism potential, but is not supported by the availability of amenities, as well as available accessibility. Therefore, it is necessary to do a feasibility study to find out whether or not the Village of Manau Nine II is developed as a natural tourist destination. Referring to the theory of natural tourism feasibility, the feasibility assessment is carried out through a method of weighting tourism feasibility analysis of the physical aspects of the environment with structural variables, types, soil fertility, morphology, slope, landscape, environmental cleanliness, land use, natural hazards, then from the aspect of attraction objects with variables of attraction, accessibility, conditions around the area, management of services, accommodation, facilities and infrastructure. Based on the results of the overall assessment of the variables obtained as a whole getting a decent value to be a tourist destination, although there are still some factors that are still not feasible. From the results of the analysis, the output that will be produced is a proposal to support the improvement of the feasibility of Manau Sembilan II Village as a tourist destination.

Keyword: Feasibility, development, tourism, physical, objects of attraction.

 

Abstrak. Penelitian ini berangkat dari ada indikasi Desa Manau Sembilan II dianggap belum layak untuk dikembangankan sebagai destinasi wisata alam. Di sisi lain melihat dari fenomena di Desa Manau Sembilan II memiliki potensi untuk dikembangkan dalam hal pariwisata dan rekreasi alam karena trend wisata kunjungan wisatawan ke objek destinasi wisata di Kabupaten Kaur cukup signifikan. Permasalahan muncul ketika tingkat penilaian kelayakan sebagai destinasi wisata alam dinilai masih belum layak dari aspek fisik lingkungan dan objek daya tarik wisata.Kondisi fisik wilayah desa yang kurang mendukung karena berada pada morfologi perbukitan dan kemiringan lereng yang terjal, serta berada di daerah rawan bencana. Dari segi objek daya tarik Desa Manau Sembilan II memilki potensi wisata alam yang cukup beragam, tetapi tidak didukung dari ketersediaan amenitas, serta aksesibilitas yang tersedia. Maka dari itu perlu dilakukannya stdui kelayakan untuk mengetahui layak tidaknya Desa Manau Sembilan II dikembangkan sebagi destinasi wisata alam.Mengacu pada teori kelayakan wisata alam, maka dilakukan penilaian kelayakan melalui metode analisis pembobotan kelayakan wisata dari aspek fisik lingkungan dengan variabel struktur, jenis, tingkat kesuburan tanah, morfologi, kemiringan lereng, keberadaan bentang air, kebersihan lingkungan, penggunaan lahan, rawan bencan alam, kemudian dari aspek objek daya tarik dengan variabel daya tarik, aksesibilitas, kondisi sekitar kawasan, pengelolaan pelayanan, akomodasi, sarana prasarana.Berdasarkan hasil penilaian keseluruhan variabel yang diperoleh secara keseluruhan mendapatkan nilai layak untuk dijadikan destinasi wisata meskipun masih beberapa faktor yang masih belum layak. Dari hasil analisis tersebut, keluaran yang akan dihasilkan berupa usulan guna mendukung peningkatan kelayakan Desa Manau Sembilan II sebagai destinasi wisata.

Kata Kunci : Kelayakan, Pengembangan, Wisata, Fisik, Objek Daya Tarik.



Keywords


Kelayakan, Pengembangan, Wisata, Fisik, Objek Daya Tarik

Full Text:

PDF

References


Al - Qur’an dan Terjemahannya,

Departemen Agama Republik Indonesia, 2004. Bandung: J-Art

Departemen Kehutanan, 2003.

Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Wisata Alam. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor: Departemen Kehutanan RI.

Departemen Kehutanan, 2007.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. Jakarta: Departemen Kehutanan RI.

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun Tentang Kepariwisataan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.41/PRT/M/2007.Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya, Direktorat Jendral Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan Umum RI.

A.Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu

Pariwisata. Angkasa: Bandung.

Arafah, N. dan Flamin, A., 2012.

Analisis Kelayakan Pengem- bangan Ekowisata Di kawasan Hutan Lindung Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Fakultas Kehutanan Universitas Halu Oleo kendari. Kendari. Jurnal Layanan Kehutanan Masyarakat, Vol 1 No 1 2012.

Cooper, Chris., et al. 2005. Tourism Principles and Practice (2nd ed.). London: Prentice Hall.

Darsoprajitno. H. Soewarno. 2002.

Ekologi Pariwisata Tata laksana

Pengelolaan objek dan Daya Tarik wisata. Angkasa. bandung.

Ghani, K. A. R., 2010, Unghuhn

Archaelogy Site Ecotourism Venture Project. Bandung.

Ibrahim, Y. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta.

Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem

Informasi. Andi, Yogyakarta.

Kasmir, & Jakfar, 2006, â€Studi Kelayakan Bisnisâ€, Edisi pertama, penerbit: Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Maharani, Intan. “Analisis Kelayakan

Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubauâ€. Skripsi pada Universitas Haluoleo. 2016

Noer (2011). “Strategi Pengemban-

gan Obyek wisataâ€. dalam web http://noerdblog.wordpress.com/2012/06/12/strategi-pengembangan-obyek-wisata-alam)

O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Salim (1981 : 223). “Sumber daya penngelolaan pariwisata†dalam webfile.upi.edu/Direktori/FPIPS/.

/perencanaan_dan_pengelolaan_pariwisata.pdf

Soemarwoto. 1997. Ekologi. lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Soewarno(2002:378)“Pengelolaan pariwisata†dalam web file.upi.edu/Direktori/FPIPS/.../perencanaan_dan_pengelolaan_pariwisata.pdf

Subagyo, A., 2007. Studi Kelayakan

Teori dan Aplikasi. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo.

Weaver, D., 2001. Ecotourism.

Australia: John Wiley and Sons Australia,Ltd.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.18077

Flag Counter   Â