Konstruksi Identitas dalam Aksi Kamisan Bandung
Abstract
Abstract. The action of “Kamisan†Bandung is an act of peace as a form of solidarity from the victims and the families of the victims violations of human rights in Indonesia. Every Thursday 4 pm to 5pm in Gedung Sate Bandung. They stand up, shut up, dressed in black, and use black umbrella of our various cases violations of human rights. They held banners, a photograph the victim, and distributing leaflets to road users. Black chosen as a symbol of constancy all sorrow that turns to be in love love for victims and his neighbor, an umbrella as an emblem of protection, and Gedung Sate as a symbol of power. Research purposes to know the concept of mind, self, society construction symbol of purport identity in activity kamisan bandung action.The methodology qualitative perpektif analysis by narrative describes the method or discuss the without test hypotheses or figures.Engineering data collection was carried out by means of interview as the primary data and observation and literature study as secondary data.Research results in the context of mind, self, society purport symbol verbally and nonverbal as a form of identity reflecting intitas typical of language spoken by the time the action and appearance and way style in black to represent the strength and steadiness against divine that will keep consistent demand for human rights violations in Indonesia until now not yet been completed. The identity was born from a care to humanity and empathy over the victim s family human rights, and action “Kamisan†Bandung have positive value in the citizens because of the was not disturb public order.
Keywords: A construction, The context of mind, Self, Society, The Action of Kamisan Bandung.
Â
Abstrak. Aksi Kamisan Bandung adalah aksi damai sebagai bentuk solidaritas dari para korban maupun keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia. Setiap Hari Kamis Pukul 16.00 hingga 17.00 WIB di depan Gedung Sate Bandung. Mereka berdiri, diam, berpakaian hitam, dan berpayung hitam bertuliskan berbagai kasus pelanggaran HAM. Mereka berorasi, menggelar spanduk, foto korban, dan membagikan selebaran untuk para pengguna jalan. Hitam dipilih sebagai lambang keteguhan duka cita yang berubah menjadi cinta kasih kepada korban dan sesamanya, payung sebagai lambang perlindungan, dan Gedung Sate sebagai lambang kekuasaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep mind, self, society dari kontruksi pemaknaan simbol identitas dalam aktivitas aksi “Kamisan†Bandung. Metode penelitian kualitatif dengan perpektif analisis naratif yaitu metode yang memaparkan atau membahas peristiwa tanpa menguji hipotesis atau angka-angka. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara sebagai data primer dan observasi serta studi kepustakaan sebagai data sekunder. Hasil penelitian dalam konteks mind, self, society pemaknaan simbol secara verbal dan nonverbal sebagai bentuk identitas yang mencerminkan intitas khas yang berupa bahasa yang diucapkan pada saat aksi serta penampilan dan cara berpakain yang serba hitam yang merepresentasikan bentuk kekuatan dan keteguhan hati terhadap ilahi yang akan terus konsisten dalam menuntut pelanggaran HAM di Indonesia yang sampai sekarang belum di usut tuntas. Identitas tersebut terlahir dari diri yang peduli terhadap sisi kemanusiaan serta rasa empati terhadap keluarga korban HAM, dan aksi “Kamisan†Bandung telah mendapatkan nilai positif di mata masyarakat karena aksi tersebut tidak mengganggu ketentraman publik.
Kata Kunci: Kontruksi, Konteks Mind, Self, Society, Aksi Kamisan Bandung.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ardianto, Elvinaro. 2007. “Komunikasi Massa Suatu Pengantarâ€. Bandung : Simbosa Rekatama Media
Berger, Peter. L, 2002, Tafsir Sosial atas Kenyataan. Jakarta : LP3ES Press Jakarta.
Mead. Herbert 2002, Contemporer Sociology, United State Of America: Sage Publications US
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.9720
  Â