KOMODIFIKASI KEMISKINAN DALAM ACARA TELEVISI

Anis Haifa Khairunnisa, Askurifai Baksin

Abstract


Abstract. Commodification for Mosco described as the transformation of use value to exchange value. It means, an item with no value at all could be transformed as commodities which can be sell in the market. Employing analysis model from John Fiske, this research are focusing on three aspects: the level of reality, representation, and ideology. It is found that: (1) On reality level, the sign of proverty presented clearly in this program, such as the clothes of the main character which looked worn-out, the expression of sadness, house which is not proper for people to live-in, etc. (2) On representative level, some editing technique made this program become more dramatic and affectionate. (3) On ideology level, it is shown clearly that capitalist ideology is so firm with this program. The proverty looked like commodity which has high-value. Characteristic of the audiens  who prefer to receive every information given by media without looking at the background text, being used by the media owner to arrange one product which potential to get any benefit with low budget. By exposing sad story of a poor family, the capitalist could get a greatly benefit.

 

Keyword : Commodification, Poverty, Semiotics, Television Program

Abstrak. Komodifikasi bagi Mosco digambarkan sebagai transformasi nilai guna menjadi nilai tukar, dimana hal yang pada dasarnya tidak bernilai jual ditransformasikan menjadi suatu komoditas yang bisa dijual. Dalam hal ini, kemiskinan yang sering kita saksikan disekitar dijadikan produk media, dan menjadi tontonan populer yang berhasil menarik perhatian, penonton ataupun pengiklan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses komodifikasi kemiskinan yang terjadi dalam acara  “Orang Pinggiranâ€. Dengan model analisis John Fiske, penelitian berfokus pada tiga level, yaitu level realitas, representasi dan ideologi. Dalam level realitas, tanda-tanda kemiskinan ditampilkan jelas dalam acara ini, diantaranya pakaian tokoh utama yang terlihat lusuh, ekspresi kesedihan,rumah yang sudah tak layak dll.  Dalam level representasi, teknik-teknik editing mampu membuat tayangan ini menjadi lebih dramatis dan mengharukan. Pada level ideologi, terlihat jelas bahwa ideologi kapitalis sangat erat hubungannya dengan acara ini. Kemiskinan dilihat sebagai komoditas yang bernilai tinggi. Karakteristik khalayak penonton yang cenderung menerima apa adanya tanpa melihat apa yang terjadi di belakang teks, dimanfaatkan oleh para kapitalis dengan merancang suatu produk yang berpotensi meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya.

Kata Kunci : Komodifikasi, Kemiskinan, Semiotika, Acara Televisi


References


Eriyanto. (2012). Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta :LKiS.

Fiske, John. (2007). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra.

Graeme, Burton. (2007). Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Studi Televisi. Bandung: Jalasutra.

Halim, Syaiful. (2013). Postkomodifikasi Media: Analisis Media denga Teori Kritis dan Cultural Studies. Yogyakarta: Jalasutra.

Moleong, J Lexy. (2009), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakaya.

Mulyana, Deddy. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex. (2013). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudibyo, Agus (2004). Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

Totona, Saiful (2010). Miskin itu Menjual. Yogyakarta: Resist Book.

Wibowo, I. S. Wahyu (2011). Semiotika Komunikasi. Bekasi : Mitra Wacana Media.

Sumber Lain:

Astuti, Santi Indra. 2009. “Komodifikasi Khalayak (Audiens) dalam Rating Televisiâ€, dalam Komunika, Vol. 8, Nomor 1, Tahun 2005 (hal. 21-28).

Subandy, Dede Lilis. 2009. “Idealisasi Anak dalam Wacana Rubrik Nonfiksi Majalah Boboâ€, dalam MIMBAR, Vol. XXV, Nomor 1, Januari - Juni Tahun 2009 (hal.1-14).

Surahman. 2005. “Teori Komunikasi dalam Perspektif Mazhab Frankfurtâ€, dalam Mediator, Vol. 6, Nomor 1 Tahun 2005 (hal. 117-126).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.7

Flag Counter   Â