Representasi Waria dalam Foto Jurnalistik
Abstract
Sosok waria bukan merupakan sesuatu hal yang baru dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Kehadirannya kerap dianggap sebagai hiburan atau malah menjadi ancaman. Karena seorang pria memutuskan untuk memilih hidup selayaknya wanita, waria di Indonesia seringkali menerima kekerasan dan kehilangan hak hidup layak sebab keputusannya tersebut yang dianggap melanggar norma agama dan sosial serta pengasingan karena dunia waria rentan terjangkit penyakit HIV dan AIDS. Media pun seringkali membingkai waria sebagai penyakit masyarakat. Fulvio Bugani, fotografer lepas asal Italia menghabiskan waktu 3 minggu untuk tinggal di pesantren waria, Yogyakarta untuk mengabadikan kehidupan sehari-hari seorang waria muslim, Shinta Ratri dalam kumpulan foto esai yang terpampang dalam media online TIME.com. Sebuah foto dapat mengabadikan momen atau kejadian yang tertangkap oleh fotografer dan kumpulan foto esai mampu menceritakan baik itu peristiwa ataupun kehidupan seseorang secara detail. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan makna denotasi, konotasi serta mitos waria. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan makna denotasi dan konotasi yang berbeda, selanjutnya terdapat dua jenis mitos yang ditemukan dalam penelitian ini. Yang pertama adalah mitos yang memperkuat mitos waria yang sudah ada di masyarakat, bahwa waria di Indonesia memiliki lapangan kerja yang terbatas. Kedua, mitos yang berlawanan dengan mitos waria yang ada di masyakarakat bahwa ternyata waria dapat hidup damai dengan masyarakat non-waria dan dapat beribadah dengan tenang serta leluasa.Â
The figure of the transgender is not something new in the life of society in Indonesia. They presence is often thought of as entertainment or even being a threat. Because a man decide to choose his life to be a woman, transgender in Indonesia often accept violence and loss of right to worthy life because the decision does violate the religious and social norms. And then, they had to accept exile from society because transgender world easily affected by HIV and AIDS. Even mass media was often framing the figure of transgender as social ills. Fulvio Bugani, an Italian freelance photographer spent three weeks for living in Transgender Boarding School, Yogyakarta for capture daily life of muslim transgender, Shinta Ratri in his photo essays collection that appeared in online media TIME.com. A photograph can capture the moment or incident that was caught by photographers and photo essay able to recount events or a person’s life in detail. The purpose of this research is to find the meaning of denotation, connotation and myth in photo essay. Therefore researchers used qualitative research methods and semiotic approach of Roland Barthes. This research has shown the meaning of denotation and connotation are different, then there are two types of myths that are found in this research. The first is the myth that reinforces existing myths in society. Second, the myth that opposite to transgender myth in a society that it was transgender can live peacefully with non-transgender society and they can serve quietly and free.Â
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Alwi, Audy Mirza. 2004. Fotojurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Barthes, Roland. 2007. Membedah Mitos Budaya Massa : Semiotika atau Semiologi Tanda, Simbol, dan Representasi. Yogyakarta: Jalasutra
Danesi, Marcel. 2010. Pesan Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Darmawan, Ferry. 2009. Dunia dalam Bingkai. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
Eriyanto. 2005. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKis.
Fiske, J. Cultural and Communication Studies. 2007. Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Koeswinarno. 2004. Hidup Sebagai Waria. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara
Moloeng, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2012. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Pujileksono, Sugeng. 2015. Drs. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: PT. Kelompok Intrans Publishing.
Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Stokes, Jane. 2003. How To Do Media and Cultural Studies: Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Penerjemah: Santi Indra Astuti. Yogyakarta : Bentang.
Sunardi, S.T. 2002. Semiotika Negativa. Yogyakarta: LKIS
Svarajati, Tubagus P. 2013. Photagogos Terang-Gelap Fotografi Indonesia. Semarang: Suka Buku.
Syarifudin, Yunus. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia
Tahir, Muh. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Waluyanto, D, Heru. 2000. “Karikatur Sebagai Karya Komunikasi Visual Dalam Penyampaian Kritik Sosial†Nirmana Vol.2 No.2. Juli. 2000.
Wijaya, Taufan. 2011. Foto Jurnalistik. Jakarta: CV. Sahabat.
Wiryanto. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasaran Indonesia.
Sumber Internet:
http://time.com/3753080/indonesia-transgender-muslim-islam/
http://www.kompasiana.com/fannyrofalina/berbeda-dan-harga-yang-harus-dibayar-di-indonesia_552ff6386ea8343d748b45a7
http://www.suara.com/news/2015/07/06/060400/berapa-jumlah-gay-lesbian-di-indonesia
https://ardhihalim.wordpress.com/2010/07/21/foto-esai/
Journal.unhas.ac.id/index.php/kritis/article/view/5
m.kompasiana.com/muhammedij/mereka-ada-dan-mereka-eksis-shemale/jurnalgender.uinsby.ac.id/index.php/jurnalgender/article/view/2
m.kompasiana.com/zaferpro/sekilas-esai-foto/
m.suara.com/news/2015/10/26/061700/kisah-waria-bersuami-dan-anak-adopsinya—page-2/
www.rumorkamera.com/catatan-kami/komposisi-fotografi-oleh-arbain-rambey/
www.streetphotomacs.blogspot.co.id/2011/10/antara-fotografi-warna-dan-fotografi/
www.svarajati.blogspot.co.id/2009/12/esai-foto -jurnalistik-santir-realitas/
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.6188
  Â