Pemaknaan Wartawan Media Islam tentang Nilai-Nilai Islam dalam Jurnalisme Advokasi
Abstract
Saat ini konglomerasi media telah banyak mengikis idealisme wartawan untuk selalu berpihak pada kepentingan publik. Wartawan seharusnya bisa memberikan advokasi pada khalayak khususnya yang mengalami penindasan dan menghadirkan fakta-fakta yang tidak terekspos. Bagaimanapun wartawan tetaplah manusia yang tidak bebas nilai. Jurnalisme advokasi merupakan jenis jurnalisme baru yang menarik untuk dibahas. Dalam hal ini media Islam sangat aktif mengadvokasikan nilai-nilai keislamannya lewat media massa. Biasnya fungsi media Islam antara dakwah dan menerapkan kegiatan jurnalistik menjadi hal yang menarik perhatian penulis. Berawal dari hal tersebut, penulis tertarik mengeksplorasi lebih jauh tentang nilai-nilai Islam yang dipahami oleh wartawan media Islam. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dari Alfred Schutz, penulis memfokuskan penelitian ini berdasarkan bagaimana motif dan pemaknaan wartawan media Islam tentang nilai-nilai Islam dalam jurnalisme advokasi, serta bagaimana proses penerapannya. Kesimpulan yang didapat adalah, keberpihakkan wartawan muncul tergantung dari latar belakang dan pengalaman masing-masing wartawan. Dari pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan pemaknaan dalam diri wartawan tentang jurnalisme advokasi dan nilai Islam yang terkandung di dalamnya. Jurnalisme advokasi dimaknai sebagai alat perjuangan untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam. Sebagai muslim, para informan menafsirkan perjuangan tersebut sebagai jihad dan dakwah. Jurnalisme advokasi adalah wadah bagi wartawan untuk menyalurkan nilai-nilai yang ia anut. Namun tidak serta merta wartawan serampangan menyuntikkan opini yang tak berlandaskan apapun. Begitupun dengan wartawan media Islam. Prinsip jurnalisme adalah kebenaran dan keadilan yang tetap harus dipegang teguh oleh semua wartawan.
Â
Currently the media conglomerate has many scrape journalists idealism to favor the public interest. Journalists should be able to provide advocacy on particular audiences who experience oppression and presents facts that were not exposed. However journalists only human that is not free value. Journalism advocacy is a new type of journalism that is interesting to discuss. In this case the Islamic media is very active advocate their Islamic values through the mass media. The refraction function between the proselytism and applying journalistic activities become of interest to writers. Starting from this, the authors are interested in exploring more about the values of Islam which is understood by the Islamic media reporters. By using the phenomenological approach of Alfred Schutz, author focuses of this research is based on how the motives and meanings of Islamic media reporters about Islamic values in journalism advocacy, as well as how the application process. The conclusion is, reporters siding arise depending on the background and experience of each journalist. From these experiences generate meaning in themselves journalists about journalism advocacy and Islamic values contained therein. Advocacy journalism understood as a means of struggle for the interests of Muslims. As Muslims, the informants interpret the struggle as a jihad and da'wa. Journalism advocacy is a container for journalists to distribute the values that they embraced. But not necessarily journalists inject gratuitous opinions not based on anything. Likewise with Islamic media reporters. The principle of journalism is truth and justice that still must be adhered to by all journalists.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Kasman, Suf. 2004. Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam dalam Al-Qur’an. Jakarta: Teraju.
Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi FENOMENOLOGI Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Romli, Asep Syamsul M. 2003. Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam. Bandung: Rosda.
Kovach, Bill & Tom Rosenstiel. 2002. Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Pantau.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.4178
  Â