STUDI MENGENAI PEMAKNAAN MENDAKI GUNUNG PADA PENDAKI SEVEN SUMMITS EXPEDITION MAHITALA UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

Fahrur Rozi Alfiqri, Hendro Prakoso

Abstract


Mountaineering adalah suatu teknik gabungan pendakian yang memerlukan teknik dan alat-alat khusus. Kegiatan mountaineering merupakan petualangan yang menantang, namun juga merupakan kegiatan yang sangat ekstrim untuk seseorang. Ada tujuh puncak tertinggi di dunia, yaitu Carstensz Pyramid, Vinson Massif, Elbrus, Kilimanjaro, Denali, Aconcagua dan Everest. Bila seseorang telah mendaki tujuh puncak tersebut secara  langsung pendaki akan mendapatkan julukan sebagai The Seven Summiteers. Empat anggota Mahitala yakni Sofyan Fesa, Xaverius Frans, Janatan Ginting dan Broery Sihombing berhasil melakukan ekspedisi selama Februari 2009 hingga Juli 2011. Bahaya dan rintangan yang dialami pada pendaki gunung demi mencapai Seven Summits Expedition tersebut bersifat obyektif dan subyektif. Bahaya yang bersifat obyektif adalah bahaya objek yang dihadapi oleh alam itu sendiri. Bahaya yang bersifat subyektif adalah kondisi badan, pengalaman dan pengetahuan dasar para pendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penghayatan dan pemaknaan seven summiters yang akan diuraikan dalam bentuk deskripsi empat dimensi ruang hidup dari van Deurzen, yakni Umwelt, Mitwelt, Eigenwelt dan Überwelt secara keseluruhan. Ruang hidup adalah sesuatu yang bersifat intersubyektif, tempat mengalami suatu pengalaman hidup. Pengalaman hidup adalah sesuatu yang dihayati, sesuatu yang dimaknakan dalam hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka memaknan gunung es yang didaki sebagai tempat asing yang membuat mereka ketagihan sehingga memunculkan makna usaha sungguh-sungguh dalam mencapai puncak gunung dan merasakan Tuhan begitu nyata kehadiran-Nya. Mereka juga memaknakan dibutuhkannya satu kesatuan yang kooperatif dari suatu tim untuk mencapai keberhasilan ekspedisi ini.


Keywords


mountaineering, seven summiteers, ruang hidup, van Deurzen

References


Abidin, Z. (2007). Analisis Eksistensial: Untuk Psikologi & Psikiatri. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.

Badi, R. & Handoko, S. (2012). Materi Pecinta Alam. Makasar: Universitas Hasanudin.

Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Traditions.

Deuzen, V. by Emmy, V.D. & Claire, A.B (eds). (2005). Existential Perspectives on Human Issues: A Handbook for Therapeutic Practice. New York: Palgrave MacMillan.

Erone. (2010). Materi Pengetahuan Pecinta Alam: Dokumen Untuk Pengetahuan Dasar Pecinta Alam Pasundan.

Diunduh dari http://www.larmpahkacakna.org diakses pada 21 Januari 2014

Harry. & Christian (2000). Jejak sang Petualang. Yogyakarta: ANDI

Jurnal Perjalanan Pendakian 7 Summits Expedion.

Di unduh dari http://www.eigeradventure.com/ diakses pada 21 Januari 2014

Moustakas. C. (1994). Phenomenological Research Methods. California: SAGE Publications, Inc. (84-109).

Parfet, B. & Buskin, R. (2009). Die Trying. New York: American Management Assocation.

Poerwandari, E. K (2007). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan PendidikanPsikologi (LPSP3)

Seven Summits Expedtion.

Diunduh dari http://7summitexpedition.blogspot.com/ diakses pada 21 Januari 2014

Smith, Jonathan A. (2009). Psikologi Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. Terjemahan dari Qualitative Psychology, Method and Research. Los Angles, London, New Dehli, Singapore, Washington: Sage.

Valle, R. S. & King, M. (1978) Existensial Phenomenology Alternatives For Psychology (pp. 243-264). New York:Oxford University.

Weise, C. R (1999) To The Exteme - Alternative Sports, Inside and Out. New York: Albany University.

Willig, C. (2008). Introducing Qualitative Research in Psychology. New York: Two Penn Plaza

Yardley, C.R. (2003). Qualitative Research in Psychology. Washington: American Psychological Association. (243-271)




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.858

Flag Counter    Â