Studi Deskriptif tentang Psychological Well-Being pada Tunadaksa di Komunitas Kreativitas Difabel Bandung

Ayu Paramita, Eni Nuraeni Nugrahawati

Abstract


Banyak hambatan dan kendala yang dihadapi penyandang tunadaksa, misalnya kesulitan mobilitas, masih banyak masyarakat yang meremehkan, yang kemudian berdampak pada psikologis dan pengembangan potensi seseorang. Berbeda dengan keadaan tersebut, meskipun mengalami cacat fisik, kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah, serta menghadapi berbagai hambatan dalam hidup, sebanyak 12 tunadaksa di Komunitas Kreativitas Difabel (KKD) Bandung tetap dapat mengembangkan potensi dan keahliannya, bahkan berusaha membantu orang lain yang membutuhkan. Hal ini terkait dengan psychological well-being (PWB), yaitu pencapaian penuh dari potensi seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi positif, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan dan terus tumbuh secara personal (Ryff, 1989). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran PWB pada tunadaksa di KKD Bandung, sehingga didapat data mengenai PWB pada tunadaksa yang tetap dapat mengembangkan potensi meskipun mengalami banyak kendala. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan studi populasi, yaitu meneliti 12 penyandang tunadaksa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang diadaptasi dari psychological well-being scale dari Ryff (1989). Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa sebanyak sepuluh orang (83,3%) menunjukkan PWB tinggi, dan sebanyak dua orang (16,7%) menunjukkan PWB rendah.

 


Keywords


Psychological Well-Being, Tunadaksa, Difabel

References


Abas, Melanie A, dkk. (2009). Psychological Wellbeing, Physical Impairments and Rural Aging in a Developing Country Setting. http://hqlo.biomedcentral.com/articles/10.1186/1477-7525-7-66. Diakses pada 15 Maret 2017.

Ancok, Djamaludin. (1989). Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta : Pusat Penelitian Kependudukan UGM.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Buletin Jendela Dara dan Informasi Kesehatan (Siuasi Penyandang Disabilitas). (2014). Kementrian Kesehatan RI.

Compton, William C. (2005). An Introduction to Positive Psychology. United States of America : Thomson Learning.

Engger. (2015). Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale dalam Konteks Indonesia (Skripsi). Program Studi Psikologi. Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta.

Halim & Atmoko. (2005). Kiat Mengatasi Cemas dan Depresi. Yogyakarta : Tugu Publisher.

Kanwal, Hira, & Nazia M. (2016). Psychological Well-Being and Quality of Life among Physically Disabled and Normal Employess. Pakistan : Armed Forces Institute of Mental Health/National University of Medical Sciences.

Kementrian Kesehatan. (2014). Penyandang Disabilitas pada Anak. Infodatin : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Keyes, C. L., Shmotkin, D., & Ryff, C. D. (2002). Optimizing Well-Being: The Empirical Encounter of Two Traditions. Journal of Personality and Social Psychology.

Meitawatie, Citra. (2014). Studi Deskriptif mengenai Psychological Well-Being pada Pensiun Pegawai Negeri Sipil di Sukaregang Garut. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Noor, Hasanuddin. (2009). Psikometri : Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung : Jauhar Mandiri.

Ryan, R.M & Deci, E.L. (2001). On Happiness and Human Potentials: A Reviews of Research on Hedonic and Eudaimonic Well Being. Anual Reviews Psychology.

Ryff, C.D. (1989). Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology.

Ryff, C. D, & Singer B. (2008). KnowThyself and Become What You Are : a Eudaimonic Approach to Psychological Well-Being. Journal of Happiness Studies.

Ryff, C.D., & Essex, M.J. (1992). The Interpretation of Life Experience and Well-Being : The Sample Case of Relocations Psychological and Aging, 7 : 507-517.

Ryff, C.D., & Keyes, Corey Lee M. (1995). The Structure of Psychological Well Being Revisited. Journal of Personality and Social Psychology.

Sanjaya, Ade. (2015). Pengertian Kecacatan Definisi Faktor Penyebab dan Hambatan Tuna Daksa. http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-kecacatan-definisi-faktor.html. Diakses pada 11 Maret 2017.

Snyder, C. R, & Shane J Lopez. (2002). Handbook of Positive Psychology. Oxford University Press.

Somantri, T Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Penerbit Alfabeta.

Tentama, F. (2010). Berpikir Positif dan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan. Jurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Tula, Jerry J. (2015). Pelayanan Penyandang Disabilitas dalam Menggunakan Berbagai Sarana Aksesbilitas. http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=18765. Diakses pada 11 Maret 2017.

Turner, J Blake, & R Jay Turner. (2004). Physically Disability, Unemployment, and Mental Health. http://psycnet.apa.org/index.cfm?fa=buy.optionToBuy&id=2004-17751-008. Diakses pada 15 Maret 2017.

Virlia, Stefani & Andri Wijaya. (2015). Seminar Psikologi dan Kemanusiaan : Penerimaan Diri pada Penyandang Tunadaksa. Jakarta : Universitas Bunda Mulia. Diakses pada 11 Maret 2017.

Yudianto, Fifi. (2011). Dinamika Psychological Well-Being Pada Narapidana. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.7023

Flag Counter    Â