Studi Deskriptif Mengenai Personal Strength Resiliensi Pada Tunanetra Akibat Kecelakaan di PSBN Wyata Guna Bandung

Risma Ayunda Lestari, Eni Nuraeni Nugrahawati

Abstract


Pada umumnya, ketunanetraan yang terjadi secara tiba-tiba pada usia dewasa dapat mengakibatkan stres, depresi, persepsi diri yang tidak tepat, menurunnya tingkat motivasi, rendahnya harga diri,  rendahnya self-efficacy, putus asa serta terhambat dalam memenuhi tugas perkembangannya. Namun berbeda dengan para tunanetra di PSBN Wyata Guna Bandung. Sebagian besar  dapat bangkit serta beradaptasi dari situasi sulit yang mereka hadapi. Menurut Benard (2004) resiliensi merupakan kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik ditengah situasi yang menekan dan banyak halangan dan rintangan. Resiliensi dapat terlihat dari empat personal strength yaitu social competence, problem solving skills, autonomy dan sense of purpose. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai personal strength resiliensi pada tunanetra di PSBN Wyata Guna Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 20 orang tunanetra dewasa awal akibat kecelakaan di PSBN Wyata Guna Bandung. Pengumpulan data menggunakan alat ukur yang dibuat peneliti berdasarkan teori resiliensi dari Benard. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang tunanetra (85%) termasuk kedalam kategori resilien. Artinya, tunanetra mampu untuk beradaptasi dengan baik ditengah situasi yang menekan serta banyak halangan dan rintangan.


Keywords


Resiliensi, Tunanetra, PSBN Wyata Guna Bandung

References


Alabanyo, Brebahama. (2016). Jurnal gambaran tingkat kesejahteraan psikologis penyandang tunanetra dewasa muda. Fakultas Psikologi Universitas YARSI. Jakarta. file:///C:/Users/621508/Downloads/8-32-1-PB.pdf diakses pada 18 Desember 2016 pukul 07.30 WIB

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Benard, Bonnie. (2004). Resiliency: What We Have Learned. San Francsisco: WestEd.

depsos.go.id diakses pada 17 Desember 2016 pukul 06.15 WIB

Dinillah, Mukhlis. (2016). Penyandang tunanetra di jabar tinggi, netty : bisa dicegah dan disembukan. http://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3339608/penyandang-tunanetra-di-jabar-tinggi-netty-bisa-dicegah-dan-disembuhkan diakses pada 17 Desember 2016 pukul 06.05 WIB

Elshafara. (2015). Resiliensi pada dewasa awal berlatar belakang budaya aceh yang mengalami bencana tsunami 2004. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. file:///C:/Users/621508/Downloads/digital_20319811-S-PDF-Elsha%20Fara.pdf diakses pada 23 Desember 2016 pukul 17.13 WIB

Embury, Sandra Prince., & Saklofske, Donald H. (2013). Resilience in children, adolescents, and adults. In Gail Wagnild (Eds.), Development resilience with middle aged and older adults (pp 151-160). New York : Springer Science & Business Media.

Hurlock, Elizabeth B. (1999). Psikologi perkembangan. Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi 5). Jakarta: Erlangga.

Irmawati, Nooryani (2013). Motivasi aktualisasi diri penyandang tunanetra dewasa pada ikatan tunanetra muslim indonesia kota yogyakarta.

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga : Yogyakarta. http://digilib.uin-suka.ac.id/12383.pdf diakses pada 17 Desember 09.21 WIB

Jayanto, Kusuma. (2011). Hubungan antara harapan dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada mahasiswa tunanetra UIN Malang. http://etheses.uin-malang.ac.id/614/6/10410011%20Bab%202.pdf diakses pada 17 Desember 09.35 WIB

Masna. (2013). Resiliensi remaja penyandang tunanetra pada slb a ruhui rahayu samarinda. eJournal Psikologi, Volume 1, No 1, 2013: 48-57. Fisip UNMUL. http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/04/MASNA%20%2804-03-13-04-07-11%29.pdf diakses pada 23 Desember 18.10 WIB

Noor, Hasanuddin. (2009). Psikometri Aplikasi Penyusunan Instrumen Pengukuran perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA

Nurhadiyati, Anita Suci. (2016). Studi deskriptif psychological well-being pada atlet tunanetra low vision bidang atletik di npci kota bandung. Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung. Bandung. file:///C:/Users/621508/Downloads/3693-10666-1-PB.pdf diakses pada 20 Desember 2016 pukul 15.15 WIBPapalia, Wendoks. Dkk. (2008). Human development (psikologi perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock, J.W. (2002). Life-span development. Perkembangan masa hidup (edisi 5). Jakarta: Erlangga.

Siregar, Syofian. (2014). Metode penelitian kuantitatf : dilengkapi perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta : Prenadamedia Grup.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Tala, Mega & Kartika Sari Dewi. (2014). Eksplorasi kesejahteraan psikologis individu penyandang tunanetra. Jurnal Psikologi Undip. Semarang. file:///C:/Users/621508/Downloads/8067-17715-1-SM%20(4).pdf diakses pada 21 Desember 2016 pukul 16.30 WIB

Wahl, Hans Werner. (2003). The Psychological Challenge of Late-Blind: Concepts, Findings, and Practical Implications. Department of Psychological Aging Research, Institute of Psychology, Heidelberg University, Bergheimer Straβe 20, 69115 Heidelberg. Diakses pada 2 April 2017 pukul 15.36 WIB.

Wyata Guna. (2016). wyataguna.kemsos.go.id diakses pada 17 Desember 2016 pukul 09.21 WIB




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.7015

Flag Counter    Â