Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Remaja Putri Korban Pemerkosaan di Kabupaten Cirebon

Ghina Sharfina, Suhana Suhana

Abstract


Abstract. Annual record from the National Commission of Anti-Woman Violence shows the emergency situation of sexual violence against women in Indonesia. In Indonesia, the highest rap rate happens in western Java, particularly in district of Cirebon. These event gives the physical and emotional impact to all the victims. There are some victims who are still scarred and there are other victim who have opened up and able to communicate their feelings. The latter are trying to go get back on life, leaving behind the horrible experience and continue their life for the better future, this is called resilience. Based on this phenomenon, the formulation of the problem in this research is: How is the representation of resilience among teenagers rape victim in Cirebon?. The method use is a descriptive study with 23 subjects. Measuring instrument use is Michael Ungar’s resilience questionnaire translated by Dr. Ihsana Sabriani Borualogo, M.Si. The results shows that 23 victims have high resilience.


Abstrak. Catatan tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan menunjukkan adanya situasi darurat kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia. Di Indonesia, kasus pemerkosaan yang paling tinggi terjadi di jawa barat, salah satunya ada di kabupaten Cirebon. Peristiwa tersebut memberikan dampak secara fisik maupun emosional kepada semua remaja putri korban permerkosaan. Terdapat remaja yang masih terus terpuruk dan juga terdapat remaja yang sudah mulai terbuka dan menceritakan perasaannya. Remaja berusaha untuk kembali bangkit dan melanjutkan hidup, para remaja korban pemerkosaan meninggalkan pengalaman yang tidak menyenangkan dan tetap melanjutkan hidupnya agar menjadi lebih baik, hal ini disebut dengan resiliensi.  Berdasarkan fenomena tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran resiliensi pada remaja putri korban pemerkosaan di Kabupaten Cirebon?. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan subjek sebanyak 23 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diterjemahkan oleh Dr. Ihsana Sabriani Borualogo, M.Si dari kuesioner Resiliensi yang dibuat oleh Michael Ungar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 23 orang remaja putri korban pemerkosaan memiliki resiliensi tinggi.


Keywords


resilience, rape, teenagers

References


Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan Kelimabelas. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Khairunnisa. 2013. Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Korban Human Trafficking

Eksploitasi Seksual Pada Remaja Putri di Lembaga Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Garut. Universitas Islam Bandung : Fakultas Psikologi.

Kadarharutami, Ami. 1989. Pengaruh Kejadian Perkosaan Terhadap Makna Hidup

Selanjutnya Pada Seorang Wanita. Universitas Padjajaran, Fakultas Psikologi.

L.Zulkifli, 2012. Psikologi Perkembangan. Cetakan ke 8. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Noor, Hasanuddin. 2009. Psikometri Aplikasi Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi Unisba.

Ungar, Michael. 2012. The Social Ecology of Resilience. New York: Springer.

Ungar, Michael., Liebenberg, Linda., & Van de Vijver, Fons. (2011). Validation of The Child and Youth Resilience Measure-28 (CYRM-28) Among Canadian Youth. Journal of Research on Social Work Practice. DOI: 10.1177/1049731511428619.

Santrock, J. W. 2011. Life Span Development. Edisi ke tiga belas jilid I. Jakarta : Erlangga.

Suryabrata, Drs. Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT RAJA GRAFINDO PERSADA.

Septia, Mirra. 2008. Konsep diri dan reaksi-reaksi psikologis yang dimunculkan perempuan korban perkosaan pada fase reorganisasi jangka panjang. Universitas Padjajaran, Fakultas Psikologi.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.3858

Flag Counter    Â