Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Perkawinan Dewasa Awal yang Orang Tuanya Bercerai di Bandung

Yulia Nur 'Azizah, Endang Supraptiningsih

Abstract


Abstract. One of development of task that must be fulfilled in early adulthood of forming a family. Likewise, should be done by initial adult whose parents divorced. Future orientation is individual picture of him in the context of the future. The formation of future orientation has three processes, that motivation, planning, and evaluation (Nurmi, 1991). In the field of marriage, some adults whose parents divorced early have not had an idea of his marriage in the future. They are not interested in marriage fearing of divorce will also occurred in the marriage in the future, so that they have not yet determined the steps that will be taken in respect of with the marriage in the future. Meanwhile there are also some adults whose parents were divorced early, but already have a desire to get married in the future. They have develop a plan anything they will do for achieve its goal of marriage and conduct an assessment of realization of the objectives set. The purpose of this research was to obtain empirical data about the orientation of the future of marriage whose parents divorced in Bandung. The method used in this research is a descriptive study. The samples taken in this study as many as 10 people, are aged 22-28 years. The sampling technique used in this study is Snowball sampling technique. Data was collected by of distributing questionnaires accompanied by interviews which derived based on the theory of Future Orientation of Jari E.Nurmi. The results showed 8 or as many as 80% of respondents have a future orientation of marriage are optimistic, while 2 others or as much as 20% of respondents have a pessimist future orientation.

 

Abstrak. Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada masa dewasa awal yaitu membentuk suatu keluarga. Demikian juga yang harus dilakukan oleh dewasa awal yang orang tuanya bercerai. Orientasi masa depan merupakan gambaran individu tentang dirinya dalam konteks masa depan. Pembentukan orientasi masa depan memiliki 3 proses, yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi (Nurmi, 1991). Dalam bidang perkawinan, beberapa dewasa awal yang orang tuanya bercerai belum memiliki gambaran mengenai kehidupan perkawinannya di masa depan. Mereka belum berminat untuk menikah karena khawatir perceraian akan terjadi pula pada perkawinannya kelak, sehingga mereka belum menentukan langkah-langkah yang akan diambil sehubungan dengan perkawinan di masa depan. Sementara itu ada pula beberapa dewasa awal yang orang tuanya bercerai, tetapi sudah memiliki keinginan untuk menikah di masa depan.  Mereka telah menyusun rencana apa saja yang akan mereka lakukan untuk mencapai tujuannya dalam perkawinan serta melakukan penilaian terhadap realisasi dari tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara empirik mengenai orientasi masa depan bidang perkawinan pada dewasa awal yang orang tuanya bercerai di Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 10 orang, yaitu yang berusia 22-28 tahun. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Snowball Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner disertai dengan wawancara yang diturunkan berdasarkan teori Orientasi Masa Depan dari Jari E.Nurmi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 8 orang atau sebanyak 80% responden memiliki orientasi masa depan bidang perkawinan yang optimis, sementara 2 orang lainnya atau sebanyak 20% responden memiliki orientasi masa depan yang pesimis.

 

 


Keywords


Future Orientation, Marriage, Adult

References


Amato, Paul R. (2001). What Children Learn From Divorce. Population Today, 29.1 , 1,4.

Ancok, Djamaluddin. (1989). Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. Pusat Penelitian Kependudukan Ugm, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Berk, Laura. E. (2003). Exploring Lifespan Development. New York : Pearson.

Chaplin, C.P,. (2006). Kamus Lengkap Psikologi.

Cunningham, Mick; Thornton, Arland. (2006). The Influence Of Parents' Marital Quality On Adult Children's Attitudes Toward Marriage And Its Alternatives: Main And Moderating Effects. Demography, 43.4, 659-72.

Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gisela, Trommsdorff. (1983). Future Orientation and Socialization. North Holland : Elsevier Science Publisher. International Journal of Psychology 18.

Hurlock, Elizabeth, B., (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Knox, David; Zusman, Marty; DeCuzzi, Angela. (2004). The Effect Of Parental Divorce On Relationships With Parents And Romantic Partners Of College Students. College Student Journal 38.4 , 597-601.

Masyhuri, MP., Dr.Ir., Zainuddin M, MA.,Drs. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.

Noor, Hasanuddin. (2009). Psikometri. Aplikasi dalam penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung : Fakultas Psikologi UNISBA.

Nurmi, J.E. (1989). Adolescent’s Orientation to the Future. Helsinki : University og Helsinki Departement of Psychology.

Nurmi, J.E. (1991). How Do Adolescents See Their Future? A review of The Development of Future Orientation and Planning. University of Helsinki.

Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development. Alih bahasa : Juda Damanik. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, S. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sumber internet :

(http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/%2012/01/24/lya3j5-tiga-daerah-paling-banyak-cerai-warganya, diunduh pada 11 Oktober 2015, pukul 13:18 )

(http://m.galamedianews.com/bandung-raya/43689/waduh-di-kota-bandung-setiap-bulan-sebanyak-100-pasangan-bercerai-.html,diunduh pada 4 Januari 2015, pukul 20:20).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.3679

Flag Counter    Â