Studi Deskriptif Self-Control Remaja di Tengah Wabah COVID-19 di DKI Jakarta

Hariti Rahma Jelita, Yuli Aslamawati

Abstract


Abstract. As of 2019 COVID-19 outbreak has globally spread including Indonesia. Due to the rapid spread, new regulations and policies such as physical distancing and large-scale social restriction (PSBB) are implemented. However there are still many people who violate the rules and policies, and are dominated by adolescents. Adolescents are aware of the pandemic situation and how dangerous its spread, they also know there are some new policies to press down the number of COVID-19 spreads, yet they still doing their activities in public spaces and in crowd, also neglecting the health protocol and policies. Self-Control according to Tangney, Baumeister and Boone (2004) is the ability of individuals to control their behavior based on certain standards (morals, values and rules that apply in society) in order to lead to positive behavior. Self-Control itself consists of 5 aspects, namely self-dicipline, deliberate or non-impulsive action, healthy habits, work ethic, and reliability. Method used in this is study is descriptive with 268 subjects of active high school students. Data collected using a questionnaire consists of 32 items designed from Self-Control variable based on the concept of Tangney, Baumeister and Boone (2004). Result show that adolescents’ Self-Control during COVID-19 outbreak in DKI Jakarta is low. It is shown by 4 of 5 aspects are at a low level, namely (1) self-dicipline, (2) deliberate or non-impulsive action, (3) healthy habits, and (4) work ethic. To improve adolescents self-control the advice given are to be more aware and obedient of the new policies and rules, always wear mask before going out, bring hand-sanitizer and anti-bacterial wipe tissue, bring personal cutlery, and attend online classes on time and do the homework. As in for parents the advice given are to remind and facilitate the health protocol needs for their children (masks stock, etc.), and supervise their children progress in online class study durin this pandemic satiation.

Keywords: Self-Control, Adoloscents, COVID-19 outbreak

Abstrak. Terhitung sejak 2019 wabah COVID-19 menyebar luas ke seluruh penjuru dunia termasuk ke Indonesia.         Dikarenakan penyebaran yang sangat cepat dan pesat, maka diberlakukan peraturan dan kebijakan baru seperti physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun demikian masih banyak masyarakat yang melanggar aturan dan kebijakan, hal ini didominasi oleh remaja. Para remaja mengetahui dan memahami mengenai bahaya dari penyebaran dan penuluran virus COVID-19 ini serta seluruh kebijakan dan peraturan yang diberlakukan guna menekan angka penyebaran, namun demikian mereka tetap berkegiatan di tempat umum dan di tengah kerumunan tanpa mematuhi protokol kesehatan yang diharuskan. Self-Control sendiri menurut Tangney, Baumeister dan Boone (2004) adalah kemampuan individu untuk menentukan perilakunya berdasarkan standar atau patokan tertentu (moral, nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat) agar mengarah pada perilaku positif. Self-Control sendiri terdiri dari 5 aspek yaitu self-dicipline, deliberate or non-impulsive action, healthy habits, work ethic, dan reliability. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dengan subjek penilitian sebanyak 368 siswa aktif Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 32 item pertanyaan yang dirancang dari variabel Self-Control berdasarkan konsep teori Tangney, Baumeister dan Boone (2004). Hasil dari pengumpulan data didapatkan bahwa Self-Control remaja di tengah wabah COVID-19 di DKI Jakarta adalah rendah. Dengan 4 dari 5 aspek berada pada taraf rendah, yaitu (1) self-dicipline, (2) deliberate or non-impulsive action, (3) healthy habits, dan (4) work ethic. Untuk meningkatkan kontrol diri remaja saran yang diberikan adalah lebih memperhatikan dan menaati peraturan serta kebijakan yang telah diberlakukan, membiasakan untuk mengenakan masket setiap kali akan berkegiatan di luar rumah, membawa hand-sanitizer dan tisu basah anti-bakterial di dalam tas, membawa perlengkapan makan sendiri, dan menghadiri kelas online sesuai jadwal dan mengerjakan tugas yang diberikan sekolah maupun di rumah. Dan saran bagi orang tua adalah mengingatkan dan memfasilitasi anak mengenai protokol kesehatan yang diberlakukan (menyediakan persediaan masker, dan lain – lain), serta memantau dan mengingatkan proses anak dalam pembelajaran online selama masa pandemi.

Kata Kunci: Kontrol Diri, Remaja, Wabah COVID-19


Keywords


Kontrol Diri, Remaja, Wabah COVID-19

Full Text:

PDF

References


Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Aroma, I. S., & Suminar, D. R. (2012). Hubungan antara tingkat kontrol diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 1(2), 1-6.

Aslamawati, Y., Sobari, S., & Utami, D. L. (2012). Hubungan Konsep Diri Dengan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Pada Remaja Tuna Rungu Di SLBB “Pancaran Kasih†Cirebon. Prosiding SNaPP: Sosial, Ekonomi dan Humaniora, 3(1), 55-62.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baumeister, R. F. (2002). Yielding to Temptation: Selfâ€Control Failure, Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal of Consumer Research, 28(4), 670–676.

Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Cheung, N. W. (2014). Low self-control and co-occurrence of gambling with substance use and delinquency among Chinese adolescents. Journal of Gambling Studies, 30(1), 105-124.

Chui, W. H., & Chan, H. C. O. (2013). Association between self-control and school bullying behaviors among Macanese adolescents. Child abuse & neglect, 37(4), 237-242.

Galla, B. M., & Wood, J. J. (2015). Trait selfâ€control predicts adolescents’ exposure and reactivity to daily stressful events. Journal of personality, 83(1), 69-83.

Holt, T. J., Bossler, A. M., & May, D. C. (2012). Low self-control, deviant peer associations, and juvenile cyberdeviance. American Journal of Criminal Justice, 37(3), 378-395.

Isaac, Stephen & Michael. (1995). Handbook In research And Evaluation.EDITS. Michigan

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nawawi, H., Martini, M. (2005.). Penelitian terapan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, & R. D. (2001). Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2013). Human Development (Perkembangan Manusia). Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sutomo, G. J. (2017). KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP PERILAKU NARSISME REMAJA PENGGUNA INSTAGRAM: Studi Korelasional di SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2017/2018 (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Sudjana, 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Tangney, J. P., Boone, A. L., & Baumeister, R. F. (2004). High self-control predicts good adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success. In Self-regulation and self-control, 72(2), 271-324. Routledge.

Widarti, I. (2010). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Kecanduan Game Online pada Remaja di Malang. SKRIPSI Jurusan Bimbingan dan Konseling & Psikologi-Fakultas Ilmu Pendidikan UM.

Winda, P. (2016). Pengaruh Kontrol Diri pada Kenakalan Remaja Kelas XI SMK Kartika I-2 Padang (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ANDALAS).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.22397

Flag Counter    Â