Hubungan Religiusitas dengan Psychological Well-Being Narapidana Kasus Pencurian dengan Pemberatan Menjelang Bebas

Yashinta Rizki Pratiwi, Umar Yusuf Supriatna, Miki Amrilya W

Abstract


Abstract. Inmates are convicted person undergoing criminal lost independence in correctional facility (lapas). Based on some research earlier, inmates towards his freedom will experience psychological disturbances such as anxiety, mild to severe depression, and other psychological disorders. That is because the existence of the negative stigma attached to the inmates or former inmates who have been free. In addition, the lawsuit convict of muggers is indicated to have a heavier social sanctions, because his deeds make the community became restless and fears. However, in the lawsuit convict of muggers the researchers meet, indicates the existence of an indication of the psychological well being. Psychological well being, according to Ryff is the realization and the achievement of full from the sixth dimension. Behavior that appears is the acceptance of the will itself, can establish a good relationship with the peoples, have self-reliance, have a purpose, it can be adaptable, and can develop or find potential. Psychological well being on inmates indicated have a relationship with the attitude and behaviour of religiosity. Inmates with a high religiosity is indicated to have psychological well being higher. This research aims to find out how closely the relationship of religiosity with psychological well being on the inmate lawsuit convict of muggers who are in class I of Bandung Prison towards his freedom, a measuring instrument which is used in reference to on the theory of religiosity of the Glock and Stark and raw gauge Psychological well being of Ryff which has been modified in accordance with the needs of the research. The research correlational method used was  with the analysis of Rank Spearman. The results showed there was a significant positive relationship between religiosity with psychological well being, the correlation coefficients indicated with (r) amounted to 0.716 and significance of 0.000 (< 0.01).

Keywords: Religousity, psychological well being, and inmates.

 

Abstrak. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan (lapas). Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu narapidana menjelang kebebasannya akan mengalami gangguan-gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi ringan sampai depresi berat, dan gangguan psikologis lainnya. Hal tersebut dikarenakan adanya stigma negatif yang menempel pada narapidana maupun mantan narapidana yang telah bebas. Selain itu, narapidana perkara pencurian dengan pemberatan diindikasikan memiliki sanksi sosial yang lebih berat, karena perbuatannya membuat masyarakat menjadi resah dan ketakutan. Namun pada narapidana perkara pencurian dengan pemberatan yang peneliti temui, menunjukan adanya indikasi psychological well being. Psychological well being menurut Ryff adalah realisasi dan pencapaian penuh dari keenam dimensi. Perilaku yang nampak adalah penerimaan akan dirinya yang sekarang, dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya, memiliki kemandirian, memiliki tujuan, dapat beradaptasi, dan dapat mengembangkan atau menemukan potensi diri. Psychological well being pada narapidana diindikasikan memiliki hubungan dengan sikap dan perilaku religiusitas yang dimilikinya. Narapidana dengan religiusitas yang tinggi diindikasikan memiliki psychological well being yang tinggi pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa erat hubungan religiusitas dengan psychological well being pada narapidana perkara pencurian dengan pemberatan yang berada di Rutan Kelas I Bandung menjelang kebebasannya, alat ukur yang digunakan mengacu pada teori religiusitas dari Glock dan Stark dan alat ukur baku Psychological well being dari Ryff yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan analisis Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan psychological well being, ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,716 dan signifikansi 0,000 (< 0,01).      

 

Kata kunci: Religiusitas, psychologcial well being, narapidana


Keywords


Religiusitas, psychologcial well being, narapidana

Full Text:

PDF

References


Compton, William C. (2005). An introduction to positive psychology. USA: Thomson Learning, Inc.

Faried, Laila dan Fuad Nashori. (2012). Khazanah: Hubungan Antara Kontrol Diri Dan Kecemasan Menghadapi Masa Pembebasan Pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta. 5 (2). 63 – 74

Jalaluddin. (2016). Psikologi Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ryff, C. (1989). Happiness is everything, or is it - explorations on the meaning of psychologycal well being. Journal of Personality and Social Psychology, 1068-1081.

_______. (1995). The structure of psychological well-being revisited. J Pers Soc Psychol, 719-727.

Utari, Dewi Indriyani, dkk. Gambaran Tingkat Kecemasan pada Warga Binaan Wanita Menjelang Bebas di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandung. Universitas Padjajaran.

Whittington, B. L., & Scher, S. J. (2010). Prayer and Subjective Well-Being: An Examination of Six Different Types of Prayer. International Journal for the Psychology of Religion.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.17154

Flag Counter    Â