Studi Deskriptif mengenai Happiness pada Pasien Lupus Usia Dewasa Awal di Rumah Sakit X Bandung

Siti Mardhiyah, Hedi Wahyudi

Abstract


Abstrack. West Java is a province that has increased in people with lupus. Lupus is a chronic autoimmune inflammatory disease whose cause is not yet clear. In people with lupus, the immune system or immune system attacks the body itself. As a result, lupus patients are known to be prone to psychological disorders such as depression, prolonged sadness, and anxiety. However, a different reality occurred at X Hospital in Bandung. These patients have different views of the disease they suffer from. Although they have various obstacles in fulfilling developmental tasks in early adulthood, they can still show positive emotions and live their daily activities just like other healthy adults. Individual assessment of self and life that contains positive emotions is known as happiness. The purpose of this study was to obtain empirical data on happiness in early adult lupus patients at X Hospital in Bandung. The method used is descriptive method with a total sample of 30 lupus patients. Retrieval of data using happiness measuring instruments from Seligman translated by researcher. The number of valid statement items are 16 items from 18 items. The results showed 28 people or 93.3% of lupus patients had a high level of happiness and 2 other people or 6.7% of lupus patients had a low level of happiness.

Keywords: Happiness, Patient, Lupus

 

Abstrak. Jawa Barat merupakan provinsi yang mengalami peningkatan pada penderita lupus. Penyakit lupus merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya. Pada penderita lupus, sistem imunitas atau kekebalan tubuh akan menyerang tubuhnya sendiri. Akibatnya, pasien lupus diketahui rentan mengalami gangguan psikologis seperti depesi, rasa sedih yang berkepanjangan, dan kecemasan. Namun, kenyataan yang berbeda terjadi di Rumah Sakit X Bandung. Para pasien tersebut memiliki pandangan yang berbeda terhadap penyakit yang mereka derita tersebut. Meskipun mereka memiliki berbagai hambatan dalam memenuhi tugas perkembangan di usia dewasa awal, mereka tetap dapat menunjukkan emosi positif serta menjalani aktivitas sehari-hari mereka sama seperti individu dewasa sehat lainnya. Penilaian individu terhadap diri dan hidup yang memuat emosi positif dikenal dengan istilah happiness. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh data empiris mengenai happiness pada pasien lupus usia dewasa awal di Rumah Sakit X Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 30 pasien lupus. Pengambilan data menggunakan alat ukur happiness dari Seligman yang diterjemahkan oleh peneliti. Jumlah item pernyataan yang valid sebanyak 16 item dari 18 item. Hasil penelitian menunjukkan 28 orang atau 93.3% pasien lupus memiliki tingkat happiness yang tinggi dan 2 orang lainnya atau 6.7% pasien lupus memiliki tingkat happiness yang rendah.

Kata Kunci: Happiness, Pasien, Lupus


Keywords


Happiness, Pasien, Lupus

Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fitri, A. (2015). Gambaran Psychological Well-Being pada Wanita Penyandang Lupus di Syamsi Dhuha Foundation. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Hurlock. (2003). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Judha, M. (2015). Makna Hidup Penderita Lupus dengan Perspektif Maslow dan Henderson. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Khairunnisa, S. (2016). Studi Deskriptif Mengenai Gambaran Orientasi Kebahagiaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

Maharani, D. (2015). Gambaran Tingkat Happiness pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta.

Mandasari, S. A. (2017). Studi Deskriptif Mengenai Psychological Well-Being Pasien Thalasemia Beta Mayor Dewasa Awal di RS Santosa Bandung. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Menaldi, A. (2005). Gambaran Kebahagiaan pada Individu Dewasa Muda yang Berperan Sebagai Tumpuan Ekonomi Keluarga. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Nadya, R. (2009). Gambaran Kebahagiaan dan Karakteristik Positif pada Wanita Dewasa Madya yang Menjadi Caregiver Informal Penderita Skizofrenia. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Noor, H. (2009). Psikometri Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Tingkah Laku. Bandung: Jauhar Mandiri.

Peterson, C., Park, N. & Seligman, M. E. P. (2005). Orientation to Happiness and Life Satisfaction : The Full Life Versus The Empty Life. Journal of Happiness Studies (2005) 6:25–41.

Rhindi, D. W. (2014). Hubungan Tingkat Aktivitas Penyakit dan Kerusakan Organ pada Pasien LES di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Retrieved from Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Seligman, M. (2005). Authentic Happiness : Using Your New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment.

Seligman, M. (2011). Authentic Happiness A Visionary New Understanding of Happiness And Well-Being. http://www.authentichappiness.sas.upenn. edu/Learn/Wellbeing. Diakses tanggal 12 Maret 2018.

Seligman, M. (2013). Beyond Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan Sempurna dengan Psikologi Positif. Bandung : Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta CV.

Wiji, O. (2013). Happiness (Kebahagiaan) Lansia yang Tinggal di Wisma Lansia. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Yulistiana, P. (2018). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Kebahagiaan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis. Retrieved from Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.11663

Flag Counter    Â