Optimasi Kinerja Teknologi Co-Firing Batubara dengan Biomasa dalam Industri Pengguna Batubara

Eggy Maulana Putra, Stefano Munir, Sriyanti Sriyanti

Abstract


Abstract. The use of fossil fuels (fuel oil and coal) is dominant to produce energy in order to meet the needs of human life.Until now, the use of coal as a fuel in power plants is considered very economical,So that utilization is increasing despite produces carbon emissions that can interfere with the environment.Biomass is a renewable energy source that has not been widely used.Combustion of biomass following the reverse reaction of photosynthesis that is known as CO2 neutral. Therefore, substitution of coal with biomass portion is expected to reduce GRK emissions and to reduce carbon emissions.In other words, the combustion produces carbon, whereas biomass absorbs carbon as it grows, so that the life cycle of biomass from planting to be converted into electrical energy can produce a very small carbon footprint.In this case, the technology of solid fuel burning two different conventional simultaneously (co-firing), can partially replace fossil fuels, especially coal, in order to implement a policy of conservation and diversification of energy resources.Testing co-firing combustion system itself uses ingredients of low rank coal and sawdust.provision of standard ESDM ministry in getting the best results in the mixing of coal and sawdust, with optimum conditions based use was at 80% blending of coal: 20% sawdust.

Keywords: Co-firing, Coal, Biomass, Ash Properties, Calories

Abstrak.Penggunaan bahan bakar fosil (bahan bakar minyak dan batubara) sangat dominan untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sampai dengan saat ini penggunaan batubara sebagai bahan bakar pada pembangkit tenaga listrik dinilai sangat ekonomis, sehingga pemanfaatannya semakin meningkat walaupun menghasilkan emisi karbon yang dapat mengganggu lingkungan. Biomasa merupakan sumber energi terbarukan yang belum banyak dimanfaatkan. Pembakaran biomasa mengikuti reaksi balik (reverse reaction) dari fotosintesis sehingga dikenal sebagai CO2 neutral. Karena itu substitusi sebagian batubara dengan biomasa diharapkan akan menurunkan emisi GRK dan dapat mengurangi emisi karbon. Dengan kata lain pembakaran menghasilkan karbon, sedangkan biomasa menyerap karbon saat tumbuh, sehingga siklus hidup biomasa dari mulai penanaman sampai dikonversikanmenjadi energi listrik dapat menghasilkan emisi karbon yang sangat kecil. Dalam hal ini, teknologi pembakaran dua bahan bakar padat konvensional yang berbeda secara bersamaan (co-firing) dapat menggantikan sebagian bahan bakar fosil, terutama batubara, dalam rangka melaksanakan kebijakan konservasi dan diversifikasi sumber daya energi. Pengujian sistem pembakaran co-firing ini sendiri mengunakan  bahan batubara peringkat rendah dan serbuk gergaji. Berdasarkan ketentuan dari standar kementrian ESDM di dapatkan hasil  terbaik pada pencampuran batubara terhadap serbuk gergaji, dengan kondisi optimum berdasarkan pemanfaatanya pada pencampuran 80% batubara : 20% biomas.

Kata Kunci: Co - firing, Batubara, Biomas, Sifat Abu, Kalori


Keywords


Co-firing, Batubara, Biomas, Sifat Abu, Kalori

Full Text:

PDF

References


Badan Geologi – Kementerian ESDM, 2014, “Anatomi Sumberdaya dan Kualitas Batubara Indonesiaâ€. Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, Bandung.

Badan Pusat Statistik, 2000, “Produksi dan Limbah Kayu Lapis di Indonesiaâ€. BPS Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.

Ciejewska, 2006, “A., et all. Co-firing of Biomass with Coal: Constraints and Role of Biomass Pre-treatment. DG JRCâ€, Institute for Energy.

Febrianto F. 1999, “Preparation And Properties Enhancement Of Moldable Wood– Biodegradable Polymer Compositesâ€, Kyoto University, Doctoral Dissertation.Division of Forestry and Bio-material Science, Faculty of Agriculture, Kyoto.G Pari, 2002, “Pembuatan dan Pemanfaatan Arang Komposâ€, Prosiding Seminar Nasional MAPEKI V, Pusat Litbang Teknologi Hasil Hutan, pp 525 – 530, Bogor.

Kementerian ESDM, 2012, “Sistem Pembakaran Co-Firingâ€. Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, Bandung.

Kementerian Kehutanan, 2011, “Rencana Kehutanan Tingkat Nasional RKTN Tahun 2011-2030â€, Lampiran dari Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.49/Menhut-II/2011, Jakarta.

Priyono, 2001, “Potensi Pemanfaatan Limbah Kayuâ€, Institut Pertanian Bogor Fakultas Kehutanan, Bogor.

Savage, 1974, “Hardgrove grindability indexâ€, Applied Catalysis B: Environmental, 104, 136-143.

Stefano Munir, 2008, “Peran Sistem Co-firing Batubara Dengan Ban Bekas Dalam Industri Pengguna Batubaraâ€, Jurnal Tekmira ESDM ISSN : 0854 – 7890, Bandung.

Sumbono, Aung, 2010, “Thermogravimetric Analysisâ€, Palembang: Universitas Sriwijaya.

Thay Kong, Gan, 2010, “Peran Biomassa Bagi Energi Terbarukanâ€, Gramedia : Jakarta.

Tirtosoekotjo, Soejodko,2005, â€Batubara Indonesia Dari Masa Kemasaâ€. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, tekMIRA, Bandung.

Van Loo dan Koppejan, “The Handbook of Biomass Combustion and Co-firingâ€.

Veijonenet All, “Biomass Co-Firing: An Efficient Way To Reduce Greenhouse Gas Emissionsâ€, European Bioenergy Network (EUBIONET).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v0i0.9494

Flag Counter    Â