Analisis Geoteknik Kestabilan Lereng untuk Disain Sistem Tambang Terbuka Batubara PT. Alamjaya Bara Pratama (ABP) Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi kalimantan Timur

Muhammad Atik Bawazier, Yuliadi Yuliadi, Sriyanti Sriyanti

Abstract


Aktivitas penambangan akan selalu menghadapi permasalahan dengan stabilitas lereng. Desain lereng harus dianalisis kemantapannya untuk mencegah terjadinya kelongsoran. PT Alamjaya Bara Pratama (ABP) melakukan kajian Geoteknik untuk mendukung rencana penambangan batubara dengan memaksimalkan sudut dan tinggi lereng untuk optimalisasi penambangan yang diperkirakan masih aman.

Dengan menggunakan metode elemen hingga (FEM). Analisis kemantapan lereng di PT.ABP dilakukan pada lereng highwall, lereng lowwall, lereng sidewall, lereng tunggal, dan lereng timbunan. Kajian dilakukan dengan membuat beberapa penampang, yaitu penampang A sampai dengan penampang J.

Hasil analisis pada kemantapan lereng highwall, penampang B elevasi 81 mdpl direkomendasikan sudut lereng 280. Penampang C elevasi 96 mdpl direkomendasikan sudut 390. Penampang D elevasi 101.6 mdpl direkomendasikan mengubah sudut dari 290 menjadi 260. Penampang F direkomendasikan mengubah sudut menjadi  280. Pada penampang G lereng 1 direkomendasikan mengubah sudut lereng dari 410 menjadi 350.

Hasil analisis lereng Lowwall,  penampang C dan penampang D direkomendasikan mengubah sudut menjadi 120. Lereng G direkomendasikan mengubah sudut dari 170. Penampang H direkomendasikan mengubah sudut dari 190 menjadi 140. Penampang I direkomendasikan  mengubah sudut 190 menjadi 160.

Hasil analisis lereng Sidewall, penampang A elevasi 61 mdpl kondisi lereng 1 direkomendasikan mengubah sudut menjadi 300, penampang J direkomendasikan mengubah sudut menjadi 400.

Hasil analisis lereng tunggal untuk variasi sudut 400, 500, dan 600 dan ketinggian 5 m, 10 m, dan 15 m menunjukan kondisi aman, sehingga dalam merencakan dapat menggunakan model yang mana saja.

Hasil analisis lereng timbunan penampang D sisi selatan dengan tinggi 72 m direkomendasikan mengubah sudut menjadi 130. Penampang E sisi selatan direkomendasikan mengubah sudut menjadi 120. Rekomendasi lereng timbunan sudut 150, tinggi maksimum 42 m, sedangkan untuk sudut 200, tinggi maksimum 30 m.

 

Kata kunci :  Kajian Geoteknik, Analisis Kemantapan Lereng.


Keywords


Kajian Geoteknik, Analisis Kemantapan Lereng

References


Giani, G.P. 1992. “ Rock Slope Stability Analysis.Rotterdam “, A.A. Balkema Publisher.

Hoek. E and Bray. J, 1981. “ Rock Slope Engineering “. Institute of Mining and Metallurgy, London and New york.

Hoek, J. & Bray, E. 1981. “ Rock Slope Engineering†.London, Institution of Mining and Metallurgy.

Junaida Wally, 2014, “Pemodelan Terowongan Pada Batuan Dengan Metode Finite Element†Jakarta.

Kliche, C.A. 1999. “ Rock Slope Stability “. Littleton,Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc.(SME).

Made Astawa Rai, Dr. Ir .â€Analisa Kemantapan Lereng : Proyeksi Stereografis dan Metode Grafisâ€, Kursus Geoteknik dan Perencanaan Tambang Terbuka, 1993.

Made Astawa Rai, Dr. Ir. dan Anung Dri Prasetya, Ir “ Kemantapan Lereng Batuanâ€, Kursus Pengawas Tambang, 1993.

Maryanto. “ Geoteknik Tambangâ€. Diktat Perkuliahan. Universitas Islam Bandung, Bandung.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v0i0.7824

Flag Counter    Â