Studi Terhadap Rencana Teknis dan Keekonomian Produksi Sponge Feronikel dari Bijih Nikel Laterit

Agung Permadhi AHP, Pramusanto Pramusanto, Sri Widayati

Abstract


Abstract. Nickel ore constitutes one of strategics trade goods in mineral mining enterpasing bearing and coal. Indonesia aloning to constitute nickel producer state is outgrown fourth of 5 big nickel producer states universalize that collectively kicks in is more than 60% nickel production universalize. On the books Indonesian nickel production has once reached 190.000 tons per year special which stems of laterite nickels. PT Putra Mekongga Sejahtera constituting moving firm deep material commodity mining effort graving ore – nickel with supernumerary most proprietary mine is as big as 28,5 jt.wmt by concentrates rates 0,8 - 3,0%. Ni.   On previous period, there are many mine firm just do raw's export significant/ore, so revenue which is gotten even don't just after maximal. Within “Mining Law No. 4 - 2009 about Mineral and Coal mining†and Law Ministry of ESDM No. 1 - about enterpasing value added resources minerals and coalâ€, PT Putra Mekongga Sejahtera deciding new policy for shortly build sponge feronikel's processing and purification factory by titrates>6%. Ni with production target as big as 75.000 tons/years of laterite nickel ore as much 375.000 wmt/years. For meeting that new policy, PT Putra Mekongga Sejahtera forms a functioning management as pencetus's access and researcher to analyse metallurgical principle feasibility a factory that plots to be built bases technical criterion and the economic. Base description upon, aspect observationaling to work through technical study and keekonomian is sponge feronikel's production of laterite nickel ore.

 

Abstrak. Bijih Nikel merupakan salah satu komoditas strategis dalam kaitan pengusahaan pertambangan mineral dan batubara. Indonesia sendiri merupakan negara produsen nikel terbesar ke-4 dari 5 besar negara produsen nikel dunia yang secara bersama menyumbang lebih dari 60% produksi nikel dunia. Tercatat produksi nikel Indonesia pernah mencapai 190.000 ton per tahun khusus yang bersumber dari nikel laterit. PT Putra Mekongga Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertambangan komoditi bahan galian bijih – nikel dengan cadangan tertambang yang dimiliki adalah sebesar 28,5 jt.wmt dengan konsentrasi kadar 0,8-3,0%.Ni. Pada periode sebelumnya, banyak perusahaan tambang hanya melakukan ekspor raw material / bijih, sehingga revenue yang diperoleh pun tidak begitu maksimal. Melalui Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan PERMEN. ESDM No. 1 Tahun 2014 mengenai nilai tambah pengusahaan sumberdaya mineral dan batubara  PT Putra Mekongga Sejahtera memutuskan kebijakan baru untuk segera membangun pabrik pengolahan dan pemurnian sponge feronikel dengan kadar >6%.Ni dengan target produksi sebesar 75.000 ton/tahun yang bersumber dari bijih nikel laterit sebanyak 375.000 wmt/tahun. Untuk memenuhi kebijakan baru tersebut, PT Putra Mekongga Sejahtera membentuk suatu manajemen yang berfungsi sebagai akses pencetus dan peneliti untuk menganalisa kelayakan prinsip metalurgi suatu pabrik yang direncanakan akan dibangun berdasarkan kriteria teknis dan keekonomiannya. Berdasarkan deskripsi diatas, aspek penelitian membahas kajian teknis dan keekonomian produksi sponge feronikel dari bijih nikel laterit.


Keywords


Nickel Ore, Reserve, Metallurgy, Laterite Nickel, Processing, Purification, Sponge Ferronickel, Technical, and Economic.

References


AUDITOR PT Putra Mekongga Sejahtera, 2013, “Feasibility Study Pembangunan Mini Plant Smelter produk FeNi dan NPI Bahan Tambang Bijih Nikel Laterit PT Putra Mekongga Sejateraâ€, PT Putra Mekongga Sejahtera, Pomaala – SULTRA.

ESDM-SULTRA, 2009, “Petunjuk Praktis Eksplorasi Geologi Bijih Nikel Laterit di SulawesiTenggaraâ€,https://www.academia.edu/11593900/Petunjuk_Eksplorasi_Nikel_Laterit.

Harmon Yunaz, 2013, “Meningkatkan nilai tambah SDA dengan mengembangkan Industri Nikel Terintegrasiâ€, Seminar Peningkatan Nilai Tambah Mineral, Kementerian ESDM, Jakarta.

John Willey & Sons, 1987, “Extractive Metallurgy of Nickel, Imperial College of Londoníâ€, London-England.

Joseph R. Boldt, Jr., 1967, “The Winning of Nickel – Its Geology; Mining; and Extractive Metallurgyâ€, Methuen & Co. Ltd., London-England.

LAPI-ITB, 2012, “Kajian Teknis dan Keekonomian Pembangunan Pabrik Pengolahan dan Pemurnian 5 Komoditas Mineral Logam di Indonesia (Besi, Nikel, Aluminium, Tembaga, Timbal-Seng)â€, Seminar Nasional Hilirasisi II : “Hilirisasi Sektor Pertambanganâ€, Jakarta.

TEKMIRA – Bandung, 2010, “Dokumen Teknis Nilai Tambah Teknologi Proses Pengolahan Mineral Nikel Laterit, ESDM – TEKMIRAâ€, Bandung.

P. C. Hayes & P. M. J. Gray, 1985, “Process Selection in Extractive Metallurgyâ€, Hayes Publishing Co., Brisbane - Australia.

Pusat Sumberdaya Geologi (PSDG), 2013, “Komoditas Unggulan Sumberdaya Nikel Laterit Sulawesi Tenggaraâ€, PSDG-Kota Bandung.

(KEM. DAG) – PERMEN. DAG. No. 115 Tahun 2015 tentang Peraturan Persyaratan Produk yang Dapat Dijual.

(KEM. ESDM) - Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.

(PEMERINTAH RI) - UU. No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

(PERPRES) - Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2013 tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Pengolahan dan Pemurnian di Dalam Negeri.

(PERPRES) – Intruksi Presiden No. 1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Sumberdaya Mineral dan Batubara




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v0i0.5106

Flag Counter    Â