Hidrodinamika Cekungan Airtanah Subang Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Muhamad Iqbal Sanusi, Yunus Ashari, Noor Fauzi Isniarno

Abstract


Abstract. Based on West Java Provincial Regulation Number 8 of 2012 concerning Groundwater Management, article 6 (six), the local government has the authority in determining recharge areas, discharge areas and groundwater conservation zones. Based on West Java Provincial Regulation No. 1 of 2017, article 11 that the groundwater conservation zone is a groundwater protection zone which includes groundwater recharge areas, and groundwater conservation zones cannot be used. This has made some areas that are industrial areas in Subang not allowed to take groundwater because they are in the groundwater conservation zone, while the local PDAM has not been able to reach this area, so the industry generally uses groundwater as a means of production. Based on Minister of Energy and Mineral Resources Regulation Number No.2 of 2017, Subang Groundwater Basin is divided into a non-groundwater basin zone, which geologically refers to the Baribis Fault which is considered a barrier to groundwater flow. However, based on research conducted by Wahi et. al (2008) stated that a fault can act as a conduit or barrier to groundwater flow. The hydrodynamics of groundwater flow in the Subang groundwater basin is in the form of lateral flow that is regional in nature and is an interbasin flow, where Subang Groundwater Basin is associated with the Non-Groundwater Basin area which contains rock formations that act as cleavage media. Where the groundwater flow pattern of wells and the location of springs found in the Non-Groundwater Basin Zone indicates the direction of the subsurface flow is flowing laterally to Subang Groundwater Basin. By delineating deep groundwater water table (boreholes) and shallow groundwater water table (dug wells and springs) in Subang Groundwater Basin, it can be seen that the water table in the same location between dug wells and wells is in the same aquifer system. In addition, several areas in the Subang Groundwater Basin area are known to be able to absorb local and local water, especially in an undisturbed aquifer system which is marked by the similarity of the position of the dug well and the well. The role of rock formations that can absorb water (infiltration) is also a reference for delineating the Subang Groundwater Basin recharge zone.

Keywords: Regulation, Conservation Zones, Recharge, Hydraulics.

 

Abstrak. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Airtanah pasal 6 (enam), pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam penetapan daerah imbuhan, daerah lepasan dan zona konservasi airtanah. Ditinjau berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2017 pasal 11 bahwa zona konservasi airtanah merupakan zona perlindungan airtanah yang meliputi daerah imbuhan airtanah, dan pada zona konservasi airtanah tidak dapat dilakukan pemanfaatan airtanah. Hal tersebut menjadikan beberapa daerah yang merupakan kawasan industri di Kabupaten Subang tidak diperbolehkan mengambil airtanah karena berada di dalam  zona konservasi airtanah, sementara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat belum mampu menjangkau kawasan ini, maka industri umumnya menggunakan airtanah sebagai sarana produksinya. Berdasarkan Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2017 CAT Subang di bagi berbatasan dengan zona Non CAT, yang secara geologi batas tersebut mengacu terhadap keberadaan Sesar Baribis yang dianggap sebagai penghalang aliran airtanah. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahi et. al (2008) disebutkan bahwa suatu sesar dapat bertindak sebagai penyalur ataupun penghalang aliran airtanah.Hidrodinamika aliran airtanah di cekungan airtanah Subang berupa aliran lateral bersifat aliran regional dan merupakan aliran antarcekungan, di mana CAT Subang berhubungan dengan kawasan Non CAT yang berisi formasi batuan yang bertindak sebagai media celahan. Dimana pola aliran muka airtanah sumur-sumur dan lokasi mata air yang dijumpai di dalam Zona Non CAT menunjukkan arah aliran bawah permukaan adalah mengalir secara lateral menuju CAT Subang. Dengan mendelineasi MAT (muka airtanah) airtanah dalam (sumur bor) dan MAT airtanah dangkal (sumur gali dan mata air) di CAT Subang, dapat diketahui bahwa kesamaan kedudukan MAT di lokasi yang sama antara sumur gali dan sumur berada pada satu sistem akuifer yang sama. Disamping itu beberapa kawasan di dalam wilayah CAT Subang diketahui mampu meresapkan air yang bersifat setempat dan lokal, khususnya pada sistem akuifer tidak tertekan yang ditandai dengan kesamaan kedudukan MAT sumur gali dan sumur bor. Peranan dari formasi batuan yang mampu menyerapkan air  (infiltrasi), juga menjadi acuan untuk mendeliniasi zona imbuhan CAT Subang.

Kata Kunci: Peraturan, Zona Konservasi, Daerah Imbuhan, Hidrolika

Keywords


Peraturan, Zona Konservasi, Daerah Imbuhan, Hidrolika.

Full Text:

PDF

References


Ashari, Yunus., 2020. “Kajian Lanjutan Delineasi Zona imbuhan CAT Subang dan CAT Ciater Provinsi Jawa Baratâ€, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat. (Dalam proses akan dipublikasi).

Delinom, R. M., dan Suriadarma, A., 2010. “Groundwater Flow System of Bandung Basin Based on Hydarulic Head, Subsurface Temperature, and Stable Isotopesâ€, Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan. Vol. 20 No. 1.

Fetter, C. W., 2001. “Applied Hydrogeology, Fourth Editionâ€. Prentice Hall, New Jersey, 598 h.

Freeze, R. A., and Cherry, J. A., 1979. "Groundwater". 604 pp. New Jersey. Prentice Hall, Inc. USA.

Kloosterman, F. H.,1989. “Groundwater Flow Systems In The Northern Coastal Lowlands Of West- And Central Java, Indonesia†PhD thesis, Vrije Universiteit, Amsterdam, the Netherlands.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Airtanah Pasal 6.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Airtanah pasal 11.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah.

Peraturan Mentrien Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penetapan Zona Konservasi Airtanah.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v7i1.25924

Flag Counter    Â