Evaluasi Kualitas Lingkungan Hasil Pengolahan Bijih Emas Menggunakan Eceng Gondok pada Kolam Pengendapan di Koperasi Usaha Serba Mandiri Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung

Priyo Puji Laksono, Linda Pulungan, Pramusanto Pramusanto

Abstract


Abstract. With the existence of several gold mining sites in the Kutawaringin sub-district, Bandung regency, West Java Province, the gold wastewater treatment use a settling pond, so it is necessary to study the application of eceng gondok in the settling pond before being channeled into the river in accordance with the Decree of the Minister of Environment No. 202 of 2004 concerning Waste Water Quality Standards for Gold/Copper Ore Mining Activities and Decree of the Minister of Environment of the Republic of Indonesia Number 5 Year. 2014 concerning Waste Water Quality Standards. In an effort to prevent high concentrations of mercury from flowing into rivers and preventing diseases caused by high mercury concentrations. Then one step to reduce it is by using a perlakuan in the form of eceng gondok.The purpose of this study is to determine the mercury levels in the mound, settling pond 2 and settling pond 3 before being given treatment, then how much eceng gondok is needed to reduce mercury levels in experiment I (introduction) with the color and odor parameters of the wastewater later on the amount of eceng gondok in experiment I (introduction) will be the initial reference for the amount of eceng gondok stored in the settling pond to reduce mercury levels in experiment II (settling pond II).In experiment I (introduction) using a bucket with dimensions of 36 cm x 24 cm x 19,5 cm with eceng gondok as much as 2.893 gram/m2, 5.787 gram/m2,8.680 gram/m2 with contact time 12 days. In experiment II it was done in settling pond 2 with dimensions of 1.2 m x 1.7 m x 0.77 m using eceng gondok as much as 17,707 kg and 12 days contact time. The results of the experiments were obtained in experiment I (introduction) with eceng gondok as much as 2.893 gram/m2, 5.787 gram/m2,8.680 gram/m2 with a contact time of 12 days the color of the treated waste water from solid gray became clear and the smell from stinging did not sting. And in experiment II (settling pond) with eceng gondok as much as 17,707 kg and contact time 12 days (after treatment), namely 0.00515 mg/L and 0.00424 mg/L on day 0 and day 4, then on the 8th day and on the 12th day Hg produced is 0.00322 mg/L and 0.00281 mg/L.

Keywords: Waste Water, Enviromental Impact, Settling Pond, Treatment Eichornia Crassipes, Amalgamasi

Abstrak. Dengan adanya beberapa tempat penambangan emas yang  berada di kecamatan Kutawaringin kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat yang pada pengolahan air limbah emas nya  menggunakan kolam pengendapan maka diperlukanya pengkajian penerapan eceng gondok pada kolam pengendapan sebelum dialirkan ke sungai agar dapat sesuai dengan Keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup No.202 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Penambangan Bijih Emas/Tembaga dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Thn. 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Dalam upaya untuk mencegah merkuri dengan konsentrasi tinggi mengalir ke sungai dan mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh konsentrasi merkuri yang tinggi. Maka salah satu langkah untuk menguranginya dengan menggunakan perlakuan berupa eceng gondok. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar merkuri yang ada pada gulundung,kolam pengendapan 2 dan kolam pengendapan 3 sebelum diberi treatment lalu berapa  banyak eceng gondok yang di butuhkan untuk  menurunkan kadar merkuri pada percobaan box kontainer yang nantinya banyaknya eceng gondok pada percobaaan di box kontainer akan menjadi acuan awal banyaknya eceng gondok yang disimpan di kolam pengendapan untuk menurunkan kadar merkuri pada percobaan kolam pengendapan dan di penampungan sementara.

Pada percobaan di box kontainer menggunakan kontainer dengan dimensi 36 cm x 24 cm x 19,5 cm diuji dengan varian eceng gondok seberat 250 gram, 500 gram,750 gramdan waktu kontak 12 hari. Pada percobaan II dilakukan di kolam pengendapan 2 dengan dimensi 1,2 m x 1,7 m x 0,77 m dengan menggunakan eceng gondok sebanyak 17,707 kg dan lama waktu kontak 12 hari. Hasil dari percobaan didapatkan pada percobaan I(pendahuluan) dengan eceng gondok sebanyak 250 gram, 500 gram, dan 750 gramdengan lama waktu kontak 12 hari warna air limbah hasil pengolahan dari abu-abu pekat menjadi bening. Dan pada percobaan kolam pengendapan dengan eceng gondok seberat 17,07 kg dan waktu kontak 12 hari (setelah dilakukan treatment) yaitu 0,00515 mg/L dan 0,00424mg/L pada hari ke 0 dan hari ke 4, lalu pada hari ke 8 dan pada hari ke 12, Hg yang dihasilkan  sebesar 0,00322mg/L dan 0,00281mg/L.

Kata Kunci: Air Limbah, Dampak Lingkungan, Kolam Pengendapan, Perlakuan Eceng Gondok, Amalgamasi



Keywords


Air Limbah, Dampak Lingkungan, Kolam Pengendapan, Perlakuan Eceng Gondok, Amalgamasi

Full Text:

PDF

References


Ahmad Hermana, Ferry, 2018 “Penelitian Pengolahan Emas dari Tailing Pengolahan Pasir Besi di PT. Aikona Bima Amarta Jobsite Riam Pinang, Kalimantan Selatan Menggunakan Metode Amalgamasi di Koperasi Serba Usaha Mandiri Desa Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.†Skripsi, Unisba.

Anonim(a),2014, “Baku Mutu Air Penambangan dan Pengolahan Emas atau Tembaga, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.202 Tahun 2004â€: Jakarta.

Anonim (b), 1990, “Kementerian Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbahâ€.

Anonim (b), 1990, “Kementerian Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidupâ€.

Anonim(c),2018, “Kabupaten Bandung Dalam Angkaâ€, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung: Kabupaten Bandung

Akbar, 2002, “Daya Serap Eceng Gondok Terhadap Logam Berat Timbal dan Deposit Logam Berat Pbâ€, Thesis, IPB.

Aldo Arta Nugroho, Nur Endah Wahyuningsih, Praba Ginanjar, 2019, “Pengaruh Lama Kontak Dan Kerapatan Tanaman Eceng Gondok Dalam Mereduksi Kadmium Pada Air Larutan Pupuk Buatanâ€. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7, No. 1

Gilang Wahyu, dkk., 2016, “Identifikasi Visual Batuan PAF dan NAF Studi Kasus di PT Arutmin Indonesia Asam-Asamâ€, Program Pascasarjana, Universitas Lambung Mangkurat.

Boyle, 1979, “Geochemistry, Mineralogy and Genesis of Gold Depositsâ€, Siberia.

Hall, Jl,2002, “Cellular Mechanism For Heavy Metals Detoxification and Toleranceâ€, J Experimental Botany 53 (366): 1-11.

Hutagalung, 1984, “Kandungan Logam Berat pada Air dan Sedimen di Perairan Socah dan Kwanyar Kabupaten Bangkalanâ€. Jakarta

Indrasti, 2006, “Penyerapan Logam Pb dan CD oleh Eceng Gondok : Pengaruh Konsentrasi Logam dan Lama Waktu Kontakâ€, Bogor

Kramer, U, 1996, “Free Histidine a Metal Chelator in Plants That Accumulate Nickel Natureâ€. 379:635-638.

Little, L.C.,1979, “Handbook of Utilization of Aquatic Plantâ€. FAO Fisheries Technical Paperâ€,No. 187, FAO, Roma

Marschner, H. and V. Romheld, 1994, “Strategies of Plants for Aquisition of Iron. Plant Soilâ€. 165:261-274.

Oshawa and Risdiona, 1977, “Dampak Eceng Gondok dan Cara Menanggulanginyaâ€. Jakarta

Priyanto, B dan Prayitno, 2007, “Fitoremediasi Sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran, Khusus Logam Beratâ€, Jurnal Lingkungan. J. 7:27-38.

Ramadhan, Faisal, 2019 “Studi Analisis Air Limbah Hasil Pengolahan Emas Koperasi Usaha Serba Mandiri Desa Kutawaringin, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.†Skripsi, Unisba.

Rondonuwu, Sendy 2014, “Fitoremediasi Limbah Merkuri Menggunakan Tanaman dan Sistem Reaktorâ€.

Surtikanti, HK., 2011, “Toksikologi Lingkungan dan Metode Uji Hayatiâ€, Rizki Press

Syahrul, M. 1998, “Pengaruh Waktu dan pH Terhadap Pengikatan Logam Berat Cd, Hg, dan Pb oleh Eceng Gondok (Eichornia Crassipes)â€, Diserasi IPB-UH.

Thayagajaran, G.,1984, “Proseeding of The International Conference on Water Hyacintâ€. Hyderabad, Hindia, UNEP, Nairobi.

Zhu, YI. 1999, “Phytoaccumulation of Trace Elements by Wetland Plants: Water Hyscinth J. Environmental Qualityâ€. 28:339-344.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v6i2.24649

Flag Counter    Â