Aplikasi Penginderaan Jauh (Remote Sensing) Menggunakan Landsat 8 Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Di Desa Salikung Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan

Aldi Gustian Muhari, Dudi Nasrudin Usman, Yunus Ashari

Abstract


Abstract. Coal is one of the best sources of energy to develop in Indonesia, considering Indonesia is one of the countries which has potential coal reserves. Along with the development of technology, exploration activities carried out by utilizing remote sensing data that is used as a cheap and effective means in the search activities of coal distribution. The purpose of remote sensing is to use Landsat 8 to determine and recognize the characteristics of certain regions that have coal availability potential, which are identified through the characteristics of coal carrier formations, straightness patterns, and landforms. The methodology used in this research is by utilizing satellite imagery data, especially landsat 8 image and DEM SRTM image to serve as initial reference data in determining the characteristics of regions that have potential of coal in the research area. The remote sensing image of Landsat 8 is expected to detect the presence of coal by recognizing characteristics based on the lithology aspect seen from the appearance of reliefs, as well as the appearance of the hue seen in the research area, with the help of field data in the form of outcrop data. Approach to relief and hue characteristics helps in determining the distribution of limestone lithology in order to narrow the area which has the potential of coal exposure. In addition, the determination of the area of coal availability is also recognized by the characteristics of the straightness pattern and the form of the land. Based on the three aspects above, it can be concluded that areas that have coal availability potential are located in areas that have lithological indications and coal carrier formations (Tet Formation), with a density of low to medium straightness patterns (4 / km2 - 16.7 / km2) which has a general direction northwest - southeast, with a structural landform.

Keywords: Remote Sensing, Coal, Pattern of Alignment, Landform

 

Abstrak. Batubara merupakan salah satu sumber energi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan batubara yang melimpah. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kegiatan eksplorasi dilakukan dengan memanfaatkan data penginderaan jauh yang dimanfaatkan sebagai sarana yang murah dan efektif dalam kegiatan pencarian batubara. Tujuan dilakukanya penginderaan jauh menggunakan landsat 8 ini dilakukan untuk mengetahui dan mengenali karakteristik daerah tertentu yang memiliki potensi keterdapatan batubara, yang diidentifikasi melalui karakteristik formasi pembawa batubara, pola kelurusan, dan bentuklahan. Metodologi yang digunakan pada penelitian kali ini, yaitu dengan cara memanfaatkan data citra satelit, khususnya citra landsat 8 dan citra DEM SRTM untuk dijadikan sebagai data acuan awal dalam penentuan karakteristik daerah yang memiliki potensi keterdapatan batubara di daerah penelitian. Citra penginderaan jauh Landsat 8 ini diharapkan dapat mendeteksi keberadaan batubara dengan cara mengenali karakteristik berdasarkan aspek litologi dan formasi pembawa batubara yang dilihat dari kenampakan relief, maupun kenampakan rona yang terlihat di daerah penelitian, dengan pendekatan terhadap peta geologi regional. Pendekatan terhadap karakteristik relief maupun rona, membantu dalam penentuan sebaran litologi batugamping (formasi Tomb) guna mempersempit daerah yang memiliki potensi keterdapatan batubara. Selain itu, penentuan daerah keterdapatan batubara juga dikenali melalui karakteristik dari pola kelurusan dan bentuklahannya. Berdasarkan ketiga aspek di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daerah yang memiliki potensi keterdapatan batubara yaitu terletak pada daerah yang memiliki indikasi litologi dan formasi pembawa batubara (Formasi Tet), dengan densitas pola kelurusan yang rendah sampai menengah (4/km2 – 16.7/km2) yang memiliki arah umum baratlaut - tenggara, dengan bentuklahan berupa struktural.

Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Batubara, Pola Kelurusan, Bentuklahan


Keywords


Penginderaan Jauh, Batubara, Pola Kelurusan, Bentuklahan

Full Text:

PDF

References


Anonim. 2007. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tabalong.

Anonim. 2017. Gambaran Umum Wilayah Muara Uya : Institut Pertanian Bogor .

Aronoff . 2005. Remote Sensing for GIS Managers.

Agus. Suhendra. 2009. Bentuklahan (Landform) di Permukaan Bumi. http://anakgeograf.blogspot.com (Online). (Diunduh 15 juni 2018)

Aziz, A. 1981.Fauna Echinodermata dari Terumbu Karang Pulau Pari, Pulau-Pulau Seribu.Oseanologi di Indonesia, 14: 41–90.

Bahari, Nurdin Saeful., 2017. Penentuan Sebaran Potensi Deposit Emas Dengan Menggunakan Metode Penginderaan Jauh (Remote Sensing) Di Wilayah Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Skripsi. Bandung. Universitas Islam Bandung, Fakultas Teknik Pertambangan.

Curran, Paul J., 1985, Principles of Remote Sensing, London: Longman.Lindgren D.T. 1985. Land Use Planning and Remote Sensing, Martinus Nijhoff Publishers, Doldrech.

Danoedoro, P.1996. Pengolahan Citra Digital : Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Lillesand T.M., Kiefer, R.W., 2007. Remote Sensing And Image Interpretation, 6th Edition, Jhon Wiley & Sons Inc, New York.

Mather, P.M., 1987. Computer Processing of Remotely-Sensed Images. An Introduction, 1st Edition, Wiley, Chichester.

McClay, K.R.,1987, The Mapping of Geological Structures, London : John Wiley &Sons.

Prijono, Achmad, dkk., 1992, “Pengertian Batubaraâ€,ptba.co.id/en /knowledge/index/ /pengertian-batubara.

Ratnasari, rika. 2013. Peta Geologi Daerah Kadupandakdan Sekitarnya, Skala 1:25000, Jatinangor.

Satriadi, Alfi. 1999. Pemanfaatan Citra Landsat TM Untuk Kajian Geologi, Tesis, Program Studi Penginderaan Jauh, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Satyana, A.H., Nugroho, D., dan Surantoko, I., 1999. Tectonic controls on the hydrocarbon habits of the Barito, Kutai and Tarakan Basins, Eastern Kalimantan, Indonesia:major dissimilarities in adjoining basins. Jurnal Asian Earth Sciences 17, 99–12.

Setyanto, H., 2005. Pembuatan kunci Interpretasi Tambang Batubara Permukaan Pada Citra Landsat 7 ETM +, Tesis. Yogyakarta. Program Pasca Sarjana Fakultas Geografi UGM.

Strahler, Arthur N. and Alan H. Strahler.1984.Elements of Physical Geography, 3rd Edition.John Wiley & Sons:New York. 3rd Edition, pp. 538.

Sudrajat, 1990. Petunjuk dalam Penafsiran Geologi Potret Udara. Diktat Kuliah. Pusat Pendidikan Interpretasi Udara, Pasca Sarjana Angkatan II. Fakultas Geografi, UGM. Yogyakarta.

Sutanto, 1986, Penginderaan Jauh Jilid 1, Yogyakarta, Gadjah Mada UniversityPress.

Soetoto. (2001). Hand Out Mata Kuliah Geologi Foto Pokok Bahasan: Fotogrametri untuk Geologi. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Soetoto, 2015, Penginderaan Jauh untuk Geologi, Penerbit Ombak, Yogyakarta.

Thiessen, R., 1931. Recently Developed Methods of Research in the Constitution of Coal and Their Application to Illinois Coals, in Papers Presented at the QUARTER Centennial Celebration of the ISGS: Illinois State Geological Survey Bulletin 60, pp 117-147.

Van Zuidam, R.A., 1983, Guide to Geomorphologic Aerial Photographic Interpretation and Mapping, ITC, Enschede, The Netherlands.

Verstappen, H. T. (1983). Applied Geomorphology. Amsterdam: Geomorphological Survey for Environment.

Whitton. (1984). Geomorphology and Environmental Impact Assessment. CRC Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v0i0.12050

Flag Counter    Â