Implikasi Pendidikan dari Kisah Nabi Ibrahim AS terhadap Pendidikan Kesolehan Anak (Kajian terhadap QS As-Saffat Ayat 100-102)

Faisal Rosya Ramadhan, U. Saefuddin, Adliyah Ali M.

Abstract


Sebagai pendidik yang utama, orang tua hendaknya mempersiapkan anaknya agar kelak menjadi keturunan yang soleh, karena pendidikan yang diterapkan, akan berdampak kepada kelangsungan kehidupannya dimasa depan. Nabi Ibrahim sebagai abaul anbiya pun mendidik generasinya dengan sedemikian rupa, karena bliau mengetahui betapa pentingnya pendidikan. Nabi Ibrahim yang sangat menyayangi Nabi Ismail sangat berharap bahwa anaknya menjadi penerus baginya dalam menjalankan dakwah islam. Oleh karena itu pendidikan yang diberikan sedemikian rupa menghasilkan kesolehan dan ketaaan yang di miliki Nabi Ismail kepada orang tuanya bahkan kepada Allah. Ini semua berkat pendidikan yang diberikan Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail. Al-Qur’an surat As Saffat ayat 100 sampai 102 berisi penjelasan tentang pendidikan yang diberikan Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail, serta cara mendidik anak agar menjadi anak yang soleh, diawali dengan memilihkan ibu yang baik dan benar, serta mendidiknya secara langsung kemudian menjadi sauri tauladan karena kelak dia akan mengikuti perangai orang tuanya. Penelitian ini dibatasi pada beberapa pertanyaan penelitian yaitu(1)Bagaimana pendapat para mufasir tentang kisah nabi Ibrahim pada QS As shaaffat ayat 100 sampai 102?(2)Apa esensi yang terkandung dalam QS ash shaaffat ayat 100-102?(3)Bagaimana pendapat para ahli tentang  kewajiban  orang tua dalam pendidikan kesolehan anak?(4)Bagaimana implikasi pendidikan dari kisah nabi Ibrahim As pada QS As Shafat ayat 100 sampai 102 terhadap  pendidikan kesolehan anak? Dalam penelitian ini mengggunakan metode deskriftif analisis dengan alasan bahwa tujuan penelitian ini mendeskripsikan secara sistematis dengan tepat tentang implikasi pendidikan yang terkandung dalam Qs As-shaffat ayat 100-102 dengan mengumpulkan dan menafsirkan data yang ada. Objek yang dijadikan bahan penafsiran dalam penelitian ini adalah tafsir Esensi dari QS As saffat ayat 100 sampai 102 ini adalah: (1)Nabi Ibrahim meminta petunjuk dan berdoa kepada Allah untuk mendapatkan keturunan yang soleh. (2)Allah SWT mengabulkan doa Nabi Ibrahim dengan menunjukan seorang istri dan memberi seorang putra. (3)Nabi Ibrahim Mendidik anak dan istrinya secara langsung sesuai perintah Allah SWT. (4)Nabi Ismail menjadi dewasa dan menjadi anak yang soleh mengikuti perintah orang tuanya yang sesuai dengan perintah Allah SWT.Implikasi Pendidikan Yang Terkandung Dalam Kisah Nabi Ibrahim As Pada Qs As Shafat Ayat 100 Sampai 102 ini adalah (1)Dengan Berdoa Dan Meminta Kepada Allah SWT, Seseorang Akan Mendapatkan Hal Yang Di Inginkan (2)Seorang Ayah Memilihkan Calon Ibu Yang Baik Dan Benar Untuk Memperoleh Anak Yang Soleh. (3)Orang tua Hendaknya Memberikan Pendidikan kepada Anaknya dengan cara menyertainya  Secara Langsung (4)Orang Tua Hendaknya Menjadi Sauri Tauladan Bagi Anaknya Karena Anak Akan Mengikuti Perangai Orang Tuanya

 

As the primary educators, parents should prepare their children to someday become pious offspring, because education is implemented, will affect the continuity of life in the future. Prophet Ibrahim as abaul anbiya also educate his generation in such a way, because bliau knowing the importance of education. Prophet Ibrahim who was very fond of Prophet Ismail sincerely hope that his son became the successor to him in carrying the Islamic da'wah. Therefore, the education given in such a way to produce kesolehan and ketaaan which is owned Prophet Ismail to his parents even to God. This is all thanks to the education given to the Prophet Ibrahim Ismail. Al-Qur'an letter As Saffat verse 100 to 102 contain an explanation of the education given to the Prophet Ibrahim Ismail, as well as how to educate children to become pious children, begins by choosing a good mother and a right, as well as to educate them directly later became Sauri role model because one day he would follow the temperament of the parents.
This study is limited to the following questions: (1) How do the commentators on the story of Abraham in the QS As shaaffat paragraphs 100 to 102? (2) What is the essence contained in paragraphs 100-102 QS shaaffat ash? (3) How do the experts on the obligation of parents in the education of children kesolehan? (4) How can educational implications of the story of prophet Ibrahim in the QS As Shafat paragraphs 100 to 102 of the kesolehan education of children? In this research use traditional methods of descriptive analysis on the grounds that the purpose of this study systematically describe precisely about the educational implications contained in Surah As-Saffat verses 100-102 by collecting and interpreting the data. Objects that are used as ingredients in the interpretation of this study is the tafsir
The essence of Surah As Saffat verse 100 to 102 are: (1) The Prophet Ibrahim asked for directions and prayed to God to get a pious offspring. (2) Allah answered the prayers of Abraham by showing a wife and gave a son. (3) Abraham Educating children and his wife directly corresponds to Allah's command. (4) The Prophet Ismail grow up and become a pious child who follow the orders of his parents in accordance with Allah's command.Implications of Education Contained in The story of Prophet Ibrahim In Qs As Shafat Paragraph 100 Up to 102 are (1) With Praying And Asking To Allah, Someone Will Get Things You Wanted (2) A Father pick Candidate Ms. Yang Good And Right To Children acquire Yang Salah. (3) Parents Should Take Education to son by way of the accompanying Directly (4) Parents Should Be Sauri Tauladan For Kids For Her son will follow His parents Temperament People. 


Keywords


Abaul Anbiya, Commentators.

References


Abu Ahmadi. 1990. Psikologi Sosial . semarang : Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. (1999). Psikologi sosial (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Alex Sobur. 1987. Komunikasi Orang Tua dan Anak. Bandung :Angkasa

Al-Istambuli, Mahmud Mahdi; Mustafa Abu Nashr al-Shalabi (2002). Wanita-wanita Sholihah dalam Cahaya Kenabian. Yogyakarta: MitraPustaka

Al-Mahalli,Imam Jalaluddin dan asSuyuti (2007). Tafsir Jalalain.Terj. Bahrun Abubakar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, (1992) Terjemah Tafsir Al Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

Al-Syaibani, Omar Muhammad al-Toumy, Prof. Dr., (1979) Falsafah Pendidikan Islam Terjemahan Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. (2000). Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nur. Semarang: Pustaka Rizki Putra

Dagun, Save. 1990. Psikologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta

Daradjat ,zakiah.(1979). ilmu jiwa agama, Cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang

Daradjat ,zakiah.(2016). ilmu pendidikan islam, Cet. 12, Jakarta: Bumi aksara

Echols, John M and Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Elida Prayitno. 2005. Buku Ajar Anak Usia Dini dan Usia SD. Padang :Angkasa Raya

Froebel ,Friedrich W.A. (1997) Pendiri Taman Kanak-kanak .Jakarta: BPK Gunung Mulia,

Gregor Polancic, Empirical Research Method Poster, 2007

Henry N. Siahaan. 1986. Psikologi Individu. Padang:UNP

Ilyas, Asnelly. (1995). Mendambakan Anak Saleh: Prinsip-prinsip Pendidikan Anak dalam Islam. Bandung: Al-Bayan

Katsir, Ibnu. (2002) Terjemah Tafsir Ibnu Katsir. terj. Salim Bahreisy dan Said Bahreisy. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Malik Fadjar. 2003. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Mulyati, Dina (2009), Model pendidikan anak dalam keluarga wanita pekerja di Luar rumah, jurnal wawasan, jurnal Ilmiah Agama dan sosial budaya, volume 32 nomor 2, Bandung, Fakultas Ushuludin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Musen, Paul Hendry. 1988. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta :Erlangga

Nazir, Mohammad. (1983). Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia

Quthb Sayyid,( 1992) Fi Zhilalil Qur’an,terj. Jakarta: Rabbani press

Slameto. 2003. Peran Ayah dalam Mendidik Anak. http ://artikel.is/Slameto 2.html (17/11/06)

Sugiono.(2009).Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono. (2005).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Syaodih, Ernawulan.(2008). Bimbingan Konseling untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka Dekniknas.

Tentang Sistem Pendidikan Nasional .Jakarta : Sisdiknas

Wolfman Brunetta. 1989. Peran Kaum Wanita. Yogyakarta :Kanisius

Zahara Idris dan Lisma Jamal.Pengantar Pendidikan. Jakarta:Grasindo




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.4744