Implikasi Pendidikan dari Q.S Luqman Ayat 18-19 Tentang Larangan Berprilaku Sombong

Wahyudin Wahyudin, Enoh Enoh, Adang M. Tsaury

Abstract


Sifat sombong merupakan perbuatan yang dilarang dan dibenci oleh Allah Swt yang akan membawa manusia kepada kesesatan dan menjadikan seburuk-buruknya manusia atas sifat tersebut. Kesombongan terkadang tidak sadari karena kesombongan ini hanya bisa di pahami kalau bercermin dan menggunakan sudut pandang orang lain (orang ketiga) dalam menilai diri sendiri. Kesombongan tersirat ini sulit dipahami karena ekspresinya tidak langsung dan akibatnya juga terjadi belakangan. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai makna sombong ini dengan upaya pendidikan untuk menghindarinya. Penelitian ini dibatasi dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (a). Pendapat para mufassir mengenai kandungan Q.S Luqman ayat 18 dan 19, (b). Esensi ayat mengenai larangan berprilaku sombong, (c). Pandangan para ahli mengenai makna sombong, (d). Implikasi pendidikan dari makna larangan berprilaku sombong dalam Q.S Luqman ayat 18 dan 19. Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan tehnik pengumpulan data melalui studi literatur. Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara mengkaji secara mendalam dengan berbagai tafsir dan buku yang berhubungan dengan pokok masalah penelitian. Penelitian ini diperoleh melalui beberpa gambaran dari Q.S Luqman ayat 18 dan 19 bahwa yang dimaksud mengenai larangan berprilaku sombong hendaknya seorang muslim untuk: (a). Mengingatkan untuk tidak memalingkan muka kepada orang yang berbicara dengan wajah yang sombong, angkuh, dan meremehkannya, (b).Melarang berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh dan membanggakan diri, (c). Memerintah untuk berjalan dengan langkah yang sederhana, (d). Memerintahkan untuk melunakan suara dalam berbicara. Adapun esensi ayat dari penelitian ini adalah Memalingkan wajah ketika berbicara dengan orang lain, merupakan ciri-ciri kesombongan pada sikap. Berjalan dengan angkuh, membanggakan diri dan pamer kepada orang lain, merupakan ciri-ciri kesombongan yang ditimbulkan pada perbuatan. Berbicara dengan nada tinggi dan pembicaraan yang tidak bermakna, merupakan ciri-ciri kesombongan pada ucapan atau lisan. Hasil analisis penelitian terdapat implikasi pendidikan sebagai berikut: (a). Memperkuat iman dan keyakinan dengan mengingatkan bahwa keturunan, kecantikan atau ketampanan, harta kekayaan, dan pengetahuan adalah bagian dari amanah Allah Swt, (b). Membina keyakinan bahwa anugerah yang diberikan Allah Swt dapat dipertanggung jawabkan, (c). Membiasakan dan menanamkan pribadi muslim untuk saling menghargai, mendekatkan diri kepada Allah, mensyukuri nikmat Allah, membiasakan bersedekah, bergaul dengan baik, sederhana dalam berpenampilan, sedikit  dalam berbicara, memberi salam, dan bertutur kata yang baik.

 

Overbearing nature of the prohibited act and hated by Allah, which would lead one astray and at worst make the man on the trait. Arrogance sometimes do not realize because of this arrogance can only be understood if the mirror and use the other person's perspective (a third person) in assessing themselves. This implied vanity elusive as an indirect expression and consequently also occur later. Therefore, the need for a deep understanding of the meaning of this arrogant with educational efforts to avoid it. This study is limited by the following research questions: (a). The opinions of the commentators regarding the content of Q.S Luqman verse 18 and 19, (b). The essence of paragraph regarding the prohibition behave arrogant, (c). The views of experts about the meaning arrogant, (d). Educational implications of the meaning the prohibition behave arrogant  in Q.S Luqman verse 18 and 19. The study used descriptive analysis method with data collection techniques through the study of literature. The research activities carried out by reviewing in the depth various interpretations and books related to the subject matter of the study. This study obtained through overview of Q.S Luqman verse 18 and 19 that are referred to the prohibition of a Muslim should behave arrogant to: (a). Warned not to look away to the person who spoke with his face arrogant, haughty, and despised. (B). Don’t walk this earth with dignity and pride. (C). Ruled to walk with a few simple steps. (D). Ordered to soften the sound in speech. The essence of the verse of this study is turning face when talking with others, are the traits of arrogance in attitude. Swagger, boast and show off to others, are the traits of arrogance inflicted on the deed. Speaking in a high voice and speech that are not meaningful, are the traits of vanity in speech or verbal. The results of the analysis are educational implications as follows: (a). Strengthen the faith and confidence by recalling that descendants, beauty or handsomeness, wealth, and knowledge is part of the mandate of Allah. (B). Fostering the belief that the grace that is given Allah accountable. (C). Familiarize and embed individual Muslim to appreciate each other, to draw closer to God, grateful for the favors of Allah, familiarize charity, get along well, simple in appearance, little in the speech, saluted, and speak a good word.


Keywords


Luqman 18-19 , Education , Pride.

References


Said Hawwa, (2005), Al-Mustakhlash fi Tazkiyah al-Anfus, Qahirah: Dar al-Salam.

Ibnu Hajar Al Asqalani, (2010), Fathul Bari Kitab Shahih Al-Bukhari jilid, Jakarta

Imam Al-Ghazali, (1997), Mutiara Ihya’ Ulumuddin, Bandung : Mizan

Uwes Al-Qorni, (2005), Penyakit Hati, Bandung : PT. Rosda Karya




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.3777