Implikasi Pendidikan dari Hadist Bukhari tentang Saum sebagai Perisai terhadap Pengendalian Diri

Abdul Latif, Aep Saepuddin, Dedih Surana

Abstract


Abstrack. This research is motivated by the times, especially technology which makes it difficult for humans to control themselves. Humans tend to prefer to vent emotions and even disgraceful actions through social media which are indirectly visible to everyone. Self-control is closely related to emotional conditions. Individuals who cannot control their emotions will influence the actions they take. Islam has many ways to train someone to self-control, one of which is through worship. Based on the hadith narrated by Imam Bukhari, saum as a shield does not only endure hunger, thirst and lust, but there is an essence and educational implication in it. Therefore, the objectives of this study are (1) to describe the essence of Bukhari's hadith about saum as a shield, and (2) to describe the educational implications that can be taken from Bukhari's hadith about shaum as a shield against self-control. This research uses a qualitative research method, a type of documentation study with a descriptive analytic approach. The techniques used to test the validity of the data were semantic techniques and hadith criticism methods. The results of this study suggest that the essence of Bukhari's hadith regarding self-shielding, namely: (1) saum must be used as a self-shield in everyday life, (2) saum is restraining, not torturing oneself, what is detained in shaum worship is eating, drinking, and lust, (3) the value of shaum worship is closely related to manifestations in social life and sincerity of charity, and (4) good saum not only leaves what cancels outwardly, but also that which is spiritual in nature. The educational implications of the hadith narrated by Bukhari on self-control are (1) one can take care of oneself and keep one's speech more meaningful, (2) one can guard against free sex, (3) one can grow a social and human spirit, and (4) ) saum can grow character.

Keywords: Implications education, Shaum, Shield, Self-Control

 

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan zaman terutama teknologi yang mengakibatkan manusia sulit untuk mengendalikan diri. Manusia cenderung lebih senang meluapkan emosi bahkan tindakan tidak terpuji melalui media sosial yang secara tidak langsung dapat dilihat oleh semua orang. Pengendalian diri sangat berkaitan dengan kondisi emosional.   Individu yang tidak bisa mengontrol emosi maka akan berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan. Islam memiliki banyak cara untuk melatih seseorang mengendalikan diri, salah satunya melalui ibadah saum. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, saum sebagai perisai tidak hanya menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu semata, melainkan ada esensi dan implikasi pendidikan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan esensi dari hadits Bukhari tentang saum sebagai perisai, dan (2) mendeskripsikan impikasi pendidikan yang bisa diambil dari hadits Bukhari tentang shaum sebagai perisai terhadap pengendalian

diri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis studi dokumentasi dengan pendekatan deskriptif analitik. Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data yaitu teknik semantik dan teknik metode kritik hadits. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa esensi dari hadits Bukhari tentang perisai diri, yaitu: (1) saum mesti dijadikan perisai diri dalam kehidupan sehari-hari, (2) saum adalah menahan bukan menyiksa diri, yang ditahan dalam ibadah shaum adalah makan, minum, dan syahwat, (3) nilai ibadah shaum sangat terkait dengan manifestasi dalam kehidupan sosial dan keikhlasan beramal, dan (4) saum yang baik bukan hanya meninggalkan yang membatalkan secara lahiriah, tetapi juga yang bersifat ruhaniah. Implikasi pendidikan dari hadits riwayat Bukhari terhadap pengendalian diri, yaitu (1) saum dapat memelihara diri dan menjaga ucapan menjadi lebih bermakna, (2) saum dapat menjaga diri dari seks bebas, (3) saum dapat menumbuhkan jiwa sosial dan kemanusiaan, dan (4) saum dapat menumbuhkan karakter.

 Kata Kunci :  Implikasi Pendidikan, Shaum, Perisai, Pengendalian diri


Keywords


Implikasi Pendidikan, Shaum, Perisai, Pengendalian diri

Full Text:

PDF

References


(1) Al-Jazairi, A. B., & Penerjemah : Hasmand, F. (2015). Minhajul Muslim. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

(2) Al-Yamani, A. (2008). SABAR. Jakarta : Qisthi Press.

(3) Azra, A. (2005). Malam Seribu Bulan (Renungan-Renungan 20 Hari Ramadhan). Jakarta: Erlangga.

(4) Bachri Thalib, S. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Dan Aflikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(5) H. Salim Al-Bahreisy. (2005). Al-lu'lu' wal Marjan Fii Ma Ittafaqa Alaih Syaikhan (Mutiara Hadits Shahih Bukhari-Muslim). Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

(6) Saifuddin ASM, H. (2017). Fiqih Ayat-Ayat Ibadah. Bandung: Munkaha.

(7) Sriyanti, L. (2012). Pembentukan Self Control dalam Perspektif Nilai Multikultural. Mudarrisa, 67.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.24087